Peternakan

Penyakit Tetelo pada Burung Perkutut: Penyebab, Gejala dan Penanggulangan

makanan burung perkutut

Burung perkutut (Geopelia striata) merupakan salah satu jenis burung kicau yang populer di Indonesia. Burung kicau yang merdu dan penampilannya yang menarik membuat banyak orang tertarik untuk menjadikannya sebagai hobi, bahkan sebagai sumber penghasilan. 

Namun, seperti halnya hewan lainnya, burung perkutut juga dapat mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya penyakit tetelo. Pernahkah dulur mendengar jenis penyakit ini? 

Penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada burung jika tidak ditangani dengan baik. Berikut ini akan dibahas tentang penyakit tetelo pada burung perkutut, termasuk penyebab dan gejala munculnya, dan langkah pencegahan yang harus dilakukan. 

Apa itu Penyakit Tetelo?

Penyakit tetelo merupakan penyakit yang sering terjadi pada unggas, salah satunya burung perkutut. Penyakit tetelo pada burung perkutut disebabkan oleh virus Newcastle Disease (NDV) atau Newcastle Avian Paramyxovirus (NAPMV). 

Virus ini sangat menular dan mudah menyebar melalui kontak langsung dengan burung yang terinfeksi. Infeksi tersebut terjadi melalui partikel udara dari buangannya. Selain itu, virus ini juga dapat ditularkan melalui peralatan dan pakaian yang terkontaminasi oleh virus.  

penyakit tetelo pada burung perkutut w

Penyebab Munculnya Penyakit Tetelo

Penyakit tetelo (Newcastle Disease) merupakan salah satu penyakit menular yang cukup serius pada burung perkutut. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari kelompok Avulavirus, yang dapat menyebabkan kerugian yang signifikan pada populasi burung perkutut. 

Berikut beberapa penyebab munculnya penyakit tetelo pada burung perkutut.

Adanya Virus dan Bakteri

Penyakit tetelo (Newcastle Disease) pada burung perkutut disebabkan oleh virus dari kelompok Avulavirus. Selain virus, bakteri juga dapat menjadi faktor penyebab burung yang terinfeksi. 

Virus Avulavirus dapat menyebabkan berbagai gejala klinis pada burung, mulai dari gejala pernapasan, pencernaan, hingga gangguan sistem saraf. 

Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung dengan burung yang terinfeksi, tetesan air liur, feses burung yang terinfeksi, dan kontaminasi lingkungan oleh sekresi atau ekskresi burung yang sakit. 

Infeksi virus tetelo yang parah atau berlanjut dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh burung, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri sekunder. 

Bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), Pasteurella spp., dan Mycoplasma spp. adalah beberapa contoh bakteri yang dapat menyebabkan infeksi sekunder pada burung perkutut yang terinfeksi virus tetelo. 

Infeksi bakteri sekunder ini dapat memperburuk kondisi burung perkutut dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Kontaminasi Jamur

Selain virus dan bakteri, penyebab burung tetelo terjadi akibat adanya kontaminasi jamur yang mengakibatkan penyakit tersebut dapat langsung terdampak. Pastikan kandang dan lingkungan burung perkutut untuk selalu kering serta memiliki sirkulasi udara yang baik. 

Bersihkan juga kotoran atau sisa pakan basah yang menumpuk di dalam kandang burung. Karena hal tersebut dapat memicu munculnya jamur yang dapat membahayakan kesehatan burung. 

Kurangnya Nutrisi

Burung perkutut membutuhkan makanan yang seimbang dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Jika burung hanya diberikan pakan yang monoton atau tidak memenuhi kebutuhan gizi, maka burung tersebut bisa mengalami kekurangan nutrisi. 

Contohnya, memberikan hanya satu jenis biji-bijian atau pakan dengan kadar nutrisi yang rendah. Selain pola makan yang buruk, kurangnya pakan yang tersedia atau keterbatasan jenis makanan yang diberikan burung dapat menyebabkan kurangnya nutrisi. 

Dalam tahap ini dulur harus benar-benar memperhatikan asupan gizi dan nutrisi dari burung perkutut. Kurangnya nutrisi pada burung dapat mengganggu kesehatan burung dan memicu munculnya penyakit tetelo pada burung perkutut. 

Hindari Doping

Doping adalah praktik memberikan zat-zat tertentu atau obat-obatan yang meningkatkan performa atau daya tahan tubuh hewan. Bahan doping atau obat-obata yang tidak tepat dan digunakan secara sembarangan dapat membahayakan kesehatan burung perkutut. 

Biasanya doping digunakan beberapa oknum yang tidak kompetitif agar burung yang didoping memiliki stamina yang kuat saat perlombaan. Namun, dalam kompetisi burung penggunaan doping adalah pelanggaran serius terhadap aturan dan etika. 

Selain itu, penggunaan doping pada burung perkutut atau hewan lainnya menyebabkan stress dan mengganggu kesehatan mereka. 

Sebagai gantinya dulur sebaiknya fokus terhadap perawatan dan menjaga pola makan serta asupan nutrisi untuk memastikan kesehatan dan performa burung yang dimiliki. 

Gejala Burung Perkutut Terkena Penyakit Tetelo

Seperti penyakit pada umumnya, penyakit tetelo didahului gejala-gejala yang sering tampak pada burung perkutut yang diuraikan sebagai berikut.

  1. Burung perkutut yang terkena penyakit tetelo biasanya mengalami penurunan nafsu makan. 
  2. Kondisi fisik dan gerak aktivitas burung perkutut pun menjadi tidak normal.
  3. Infeksi pada saluran pernapasan menyebabkan burung perkutut mengalami kesulitan bernapas, sehingga sering kali membuka paruhnya.
  4. Perilaku burung yang tidak normal seperti memutar-mutarkan kepala atau bagian tubuhnya.
  5. Mata yang tampak layu.
  6. Terkadang tubuhnya mengalami tremor atau gemetar seperti kedinginan.
  7. Burung perkutut yang terinfeksi tetelo juga mengalami kerontokan bulu yang tidak normal.
  8. Bulu-bulu biasanya terlihat kusam dan berantakan.
  9. Bagian leher burung membengkak.
  10. Feses burung yang terinfeksi tetelo dapat berubah warna menjadi lebih cair dan berlendir.

Langkah yang Harus Dilakukan saat Melihat Gejala Awal Tetelo pada Perkutut

Langkah awal yang harus dulur lakukan jika melihat gejala awal tetelo pada burung perkutut yaitu dengan memberikan larutan air gula hangat. 

Hal tersebut mudah dilakukan, cukup dengan melarutkan gula ke dalam air hangat.  Selain itu, dulur juga bisa memberikan madu asli atau obat khusus burung di toko-toko burung terdekat. 

Jika dulur memiliki lebih dari satu burung perkutut dan melihat gejala awal penyakit tetelo pada salah satu burung, segera isolasi burung yang sakit dari burung lainnya. 

Tempatkan burung tersebut di kandang terpisah atau ruang isolasi untuk mencegah penularan penyakit kepada burung lain. 

Dan perlu diperhatikan jika burung yang terserang penyakit tetelo, jangan dimandikan terlebih dahulu hingga burung benar-benar sembuh. 

Selain itu jaga kebersihan kandang dan tempat makan burung, agar kualitas kesehatan dan stamina dari burung perkutut sesuai dengan yang diharapkan dulur.

Vitamin untuk Burung Perkutut agar Sistem Imun Meningkat 

Dari penjelasan di atas, terdapat cara lain yang dapat dilakukan selain melakukan doping pada burung perkutut kesayangan dulur, yaitu dengan menambah suplemen tambahan. 

Dulur bisa memberikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Ternak. Suplemen ini aman digunakan karena terbuat dari bahan-bahan yang terjamin aman kualitasnya. Selain itu, Suplemen ini juga mengandung unsur mineral yang dibutuhkan oleh burung perkutut.

Suplemen Organik Cair GDM ini juga mampu membantu meningkatkan kinerja pencernaan burung perkutut. Juga dapat membantu meningkatkan daya tahan (sistem imun) burung perkutut sehingga lebih tahan melawan serangan penyakit.

Selain itu, penggunaan Suplemen Organik Cair GDM sangatlah mudah.  Dulur bisa memberikan asupan Suplemen ini dengan takaran 30 ml suplemen dengan perbandingan 100 ekor burung kicau seperti burung perkutut dalam satu kali pengaplikasian.

Demikianlah penjelasan merawat burung perkutut, dengan mengetahui gejala dan langkah yang diharuskan, dulur bisa mempersiapkan diri jika burung perkutut peliharaan dulur terserang penyakit tetelo. 

Dan jangan lupa untuk selalu menggunakan produk Suplemen Organik Cair GDM untuk menjaga kualitas dan stamina dari burung perkutut.