Peternakan

Penyakit Mastitis pada Sapi Perah: Gejala dan Pengobatannya

penyakit mastitis pada sapi perah

Penyakit mastitis pada sapi perah apakah berbahaya? Tentu saja berbahaya! Sebab, penyakit tersebut berpotensi menggagalkan produksi susu dalam sektor peternakan. 

Sapi perah sangat berperan penting bagi penyediaan susu di Indonesia. Susu berkontribusi besar bagi pemenuhan dan peningkatan gizi manusia. Jika sapi perah terserang penyakit, maka susunya tidak terjamin kualitasnya.

Maka dari itu, manajemen pengelolaan peternakan sapi perah harus diperhatikan dengan baik agar kualitas susu tetap terjamin. Bagi para peternak yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit mastitis, simak sampai akhir artikel di bawah ini, ya!

cta penyakit mastitis pada sapi perah 1

Apa Itu Penyakit Mastitis pada Sapi Perah?

Penyakit mastitis pada sapi perah atau radang ambing adalah salah atau penyakit peradangan jaringan internal kelenjar susu. Penyakit ini bersifat akut, sub-akut, dan kronis. Peningkatan sel dalam air susu dan perubahan fisik, baik susunan air susu serta perubahan patologis di pada kelenjar membuat kerugian yang cukup besar.

Kerugian mastitis terdiri dari, hilangnya produktivitas air susu pada sapi perah, sapi perah yang mengalami pengafkiran, kualitas dan kuantitas susu semakin menurun mencapai 15% hingga 30% per sapi dan per laktasi.

Penyebab Penyakit Mastitis pada Sapi Perah

Secara umum penyebab penyakit mastitis pada sapi perah berasal dari berbagai jenis faktor. Adapun di bawah ini faktor-faktor yang paling sering menyebabkan penyakit mastitis pada sapi, antara lain.

Faktor Bakteri

Serangan agen infeksius, toksin, bakteri Streptococcus agalactiae, Str. Dysgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas aeruginosa, dan faktor traumatik. 

Bakteri Staphylococcus aureus paling sering menginfeksi dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Selain itu, ragi dan jamur juga dapat menginfeksi penyakit mastitis subklinis.

Faktor Lingkungan 

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang paling mendasari adanya serangan penyakit mastitis. Rendahnya higienitas (kebersihan) kandang sapi dan proses pemerahan juga menjadi penyebab adanya serangan penyakit mastitis. Sebab, bakteri akan sangat cepat berkembang terutama di lingkungan yang kotor.

Jumlah sapi yang terlalu banyak di dalam kadang juga memiliki potensi terjadinya infeksi mastitis subklinis yang besar. Maka dari itu, sebagai peternak perlu memperhatikan jarak antara sapi satu dengan sapi lainnya. Semakin dekat jarak antar sapi maka semakin mudah penularan terjadi.

Faktor Umur

Penyakit mastitis pada sapi juga dapat berasal dari faktor umur. Sebab, faktor umur juga mempengaruhi tingkat produksi susu sapi perah. Sapi yang sudah tua akan menghasilkan banyak produksi susu, akan tetapi sphincter putingnya juga mengendur. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi mikroorganisme, karena fungsi sphincter menahan infeksi mikroorganisme. 

Faktor Pakan

Faktor pakan juga menjadi salah satu alternatif penularan bakteri mastitis. Pemberian pakan yang kurang higienis dan nutrisi yang kurang terpenuhi membuat sapi perah semakin rentan terserang penyakit mastitis. Hindari memberi pakan yang tidak segar, karena kandungan vitamin dan nutrisi menurun. 

Ciri-Ciri Sapi Perah yang Terkena Penyakit Mastitis

Penyakit mastitis pada sapi perah secara klinis berlangsung secara akut, sub-akut, dan kronis. Hal ini dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya, khususnya jika bersifat subklinis sapi perah akan mengalami gejala flu saat pemeriksaan ambing. 

Penyakit mastitis yang bersifat akut memiliki ciri-ciri radang tenggorokan, seperti bengkak pada ambing, sensasi panas saat teraba, adanya rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Hal ini mempengaruhi perubahan pada air susu menjadi pecah, mengendap (jonjot fibrin), sel yang membeku, adanya gumpalan protein.

Sedangkan proses penyakit mastitis sub-akut mempunyai gejala yang hampir sama akan tetapi lebih ringan dari sebelumnya, seperti ternak masih memiliki nafsu makan. Untuk ciri-ciri mastitis kronis mempunyai tanda jika sudah terinfeksi sejak lama hingga berujung atrofi kelenjar mammae.

cta penyakit mastitis pada sapi perah 2

Pengobatan Penyakit Mastitis pada Sapi Perah

Pengobatan penyakit mastitis pada sapi perah sangat penting untuk meminimalisir penyebaran bakteri tersebut. Proses ini dapat menggunakan Lincomycin, Erythromycin, dan Kloramfenikol. Untuk disinfeksi puting dapat dilakukan dengan alkohol dan infus antibiotik intra mamaria.

Adapun pengobatan lain, seperti suntikan kombinasi penisilin, dihydrostreptomycin, deksametason, dan antihistamin. Antibiotik akan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab mastitis, sedangkan cara kerja deksametason dan antihistamin akan meredakan peradangan. 

Apabila penyebab penyakit mastitis adalah bakteri Streptococcus sp, maka pengobatannya dengan penisilin. Sebab, bakteri tersebut akan melemah jika terkena penisilin. Meskipun demikian, penggunaan antibiotik yang kurang tepat akan menimbulkan masalah lain berupa residu antibiotika dalam susu sapi perah, alergi, dan resistensi yang nantinya mempengaruhi pengolahan susu. 

Jika sapi perah sudah terkena mastitis subklinis yang penyebabnya bakteri gram positif, maka cara penanganannya akan semakin sulit. Antibiotik tidak akan mampu mengatasi masalah tersebut. Sebab, bakteri ini dapat resistensi dengan berbagai macam jenis antibiotik.

Selain itu, jaga kebersihan kandang dan juga lakukan sanitasi kandang agar sapi perah tidak mudah terserang penyakit mastitis. Pastikan membersihkan kandang secara rutin, terutama di pagi hari.

Pemberian Suplemen Organik Cair (SOC) untuk Sapi Perah

Penyakit mastitis pada sapi perah dapat diatasi dengan pemberian suplemen organik agar kondisi tubuh sapi perah menjadi lebih prima dan tahan terhadap serangan penyakit. Misalnya, memberi Suplemen Organik Cair (SOC) Spesialis Peternakan untuk sapi perah, baik di umur muda maupun tua.

Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Peternakan adalah suplemen yang mempunyai formulasi khusus untuk hewan ternak. Produk ini mempunyai kandungan 100% bahan alami dan ramah lingkungan sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi sapi perah.

Kebutuhan hewan ternak akan vitamin, mineral, protein, dan asam lemak dapat terpenuhi hanya dengan menggunakan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan. Tak hanya itu, suplemen ini juga mengandung bakteri apatogen yang menguntungkan bagi pertumbuhan hewan ternak lainnya.

Adapun panduan penggunaan Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Peternakan adalah sebagai berikut.

  • Untuk umur ternak 3 bulan (lepas sapih), cara pengaplikasiannya adalah dengan dosis 10 ml (1 tutup) per ekor. Campurkan dengan air minum pada combor pagi dan sore hari.
  • Untuk usia >1 tahun, cara pengaplikasiannya adalah dengan 10 ml (1 tutup) per ekor. Campurkan dengan air minum pada combor pagi dan sore hari.

Satu tutup kemasan GDM Suplemen Organik Cair Spesialis Peternakan kemasan 2 liter setara dengan 10 ml. GDM Suplemen Organik Cair (SOC) Spesialis Peternakan dapat dicampur pada air minum dan pakan ternak di setiap harinya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal gunakan suplemen tersebut secara rutin.

Nah, itulah informasi seputar “Memahami Penyakit Mastitis pada Sapi Perah: Gejala, Pengobatan, dan Tindakan Pencegahan” yang harus Dulur ketahui. Untuk mencegah kerugian dan meminimalisir serangan penyakit mastitis pada sapi perah, gunakan produk SOC GDM Organik secara rutin. 

Jika ingin berkonsultasi terkait permasalahan ternak dapat terhubung langsung dengan tim ahli kami. Hanya dengan klik tombol di bawah ini, Dulur bisa berkonsultasi secara gratis!

cta penyakit mastitis pada sapi perah 3
author-avatar

About drh. Karinadintha Marsya Rachman

Konsultan Dalam Bidang Peternakan Hingga Hewan Peliharaan