Perkebunan

Cara Budidaya Jamur Shitake agar Panen Melimpah dan Untung

budidaya jamur shitake

Budidaya jamur shitake kian marak dilakukan di Indonesia. Menjadi salah satu peluang usaha dengan hasil yang fantastis, tanaman ini memiliki permintaan tinggi dari industri pangan serta kesehatan.

Jamur shitake dikenal memiliki kandungan asam amino yang bermanfaat untuk kesehatan. Sementara, teksturnya yang kenyal melengkapi masakan Asia sehingga menjadi lebih lezat.

Melihat peluang bisnis yang tinggi dari budidaya jamur shitake ini, apakah Anda kian tertarik untuk mengulik lebih dalam mengenai penanaman serta pemeliharaannya? Oleh sebab itu, di artikel ini, kami akan membahas detail mengenai jamur shitake. Simak informasi berikut.

Mengenal Jamur Shitake

Jamur shitake atau memiliki nama latin lentinula edodes pertama kali ditemukan di negeri Tiongkok. Tanaman ini awalnya dikenal dengan sebutan chinese black mushroom namun dengan pesatnya penyebaran hingga ke Jepang, julukannya kini menjadi shiitake. 

Tidak hanya di Tiongkok dan Jepang, persebaran jamur shitake juga berjalan hingga Asia Tenggara layaknya Indonesia. Jenis jamur ini umumnya tumbuh di kayu yang sudah lapuk dan memiliki bentuk tebal.

Penggunaan jamur shitake biasanya dalam olahan makanan, khususnya pada menu vegetarian. Hal ini disebabkan, tekstur jamur yang kenyal dianggap menyerupai daging sehingga menjadi alternatif. 

Selain dalam masakan, jamur shitake juga digunakan sebagai obat karena memiliki kandungan enzim thiamin, riboflavin, niacin dan lain sebagainya. Mengacu pada manfaat dan fleksibilitas pengolahannya tidak heran jika jamur ini banyak diminati.

Jamur shitake tergolong mudah dibudidayakan karena Anda tidak harus menggunakan kayu lapuk sebagai media tanam. Sebagai alternatif, tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di media buatan.

Masa panen jamur shitake cenderung lebih lama dari jenis lainnya. Umumnya, tanaman ini bisa dicabut dalam waktu 6 hingga 12 bulan jika dibudidayakan di kayu. Namun, apabila ditanam di media buatan, panen bisa datang sekitar 3 bulan. 



Cara Budidaya Jamur Shitake

Jamur shitake memiliki nilai jual tinggi yaitu mencapai Rp70.000 per kilogramnya. Apabila jamur telah melalui proses pengeringan maka harganya melonjak menjadi sekitar Rp100.000 per kilogram.

Melihat tingginya harga jual dan akses pasar dalam kancah internasional, kini Anda semakin tertarik melakukan budidaya jamur shitake, bukan? Simak rangkaian tahapan menanam serta memelihara jenis jamur berikut, di bawah ini. 

Mempersiapkan Kumbung dan Media Tanam

Dalam budidaya jamur shitake, kumbung berfungsi sebagai rumah yang akan menampung media tanam atau baglog. Sebagai penopang media, sebaiknya Anda memilih area tinggi sekitar 700 sampai 1400 mdpl jika ingin menanamnya di alam. 

Apabila Anda ingin melakukan budidaya jamur shitake di rumah maka bisa mempersiapkan ruangan lembap di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi. Setelahnya, baru lakukan persiapan media tanam.

Persiapan media tanam membutuhkan beberapa bahan seperti campuran bubuk gergaji dari kayu keras layaknya jati, dedak serta air. Campurkan bahan-bahan ini dengan takaran serbuk gergaji 80-90%, dedak 5-15% dan air hingga 65%.

Setelah dicampur, masukkan bahan-bahan tersebut ke plastik hingga berbentuk balok atau botol. Langkah selanjutnya, Anda perlu melakukan fermentasi selama 4-6 hari supaya media tanam berubah menjadi coklat hingga kehitaman.

Tujuan dari fermentasi media budidaya jamur shitakeadalah mematikan jamur liar dan mempersiapkan pertumbuhan jamur yang lebih cepat. Saat warnanya berubah menjadi coklat kehitaman, Anda bisa melakukan sterilisasi atau disebut inokulasi. 

Inokulasi dilakukan dengan menaruh media tanam di ruangan steril menggunakan uap air hingga mencapai suhu 95 – 110 °C selama 8 – 10 jam. Setelah dikukus, media budidaya jamur shitakei ini harus dibiarkan hingga suhunya kembali normal.

Baca juga: “3 Cara Budidaya Jamur Kuping yang Maksimal untuk Pemula

Menanam Bibit Jamur Shitake

Setelah media tanam sudah siap, kini Anda bisa melanjutkan ke penebaran bibit jamur shitake. Dalam proses penanaman ini, jangan lupa untuk menempelkan benih hingga melekat ke baglog.

Sebagai tambahan informasi, apabila Anda merupakan petani pemula mungkin merasa kebingungan dalam proses persiapan dan penanaman jamur shiratake. Solusinya, sebenarnya tersedia baglog yang sudah berisi bibit jamur.

Penggunaan baglog yang sudah jadi ini akan mempermudah petani pemula untuk mempelajari budidaya jamur shitake. Umumnya, kedua cara menanam dan mempersiapkan bibit pada baglog ini memiliki masa panen yang sama.

Masa panen jamur shitake setelah bibit ditanam berlangsung di antara 2 hingga 3 bulan. Jika dibandingkan dengan jenis lainnya, jamur ini memang cenderung lebih lama. 

Merawat Jamur Shitake

Melewati proses penanaman jamur shitake, langkah selanjutnya adalah melakukan rangkaian perawatan seperti penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama. Ketiga tahapan ini krusial untuk memastikan kualitas panen.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam perawatan jamur shitake adalah melakukan penyiraman secara rutin. Perlu dipahami meskipun baglog membutuhkan kelembapan tinggi dari air tapi hindari memberikan terlalu banyak air. 

Pemberian air yang terlalu banyak justru akan merusak baglog dan memberikan dampak buruk lain. Sebaiknya, Anda melakukan penyiraman pada jamur shitake setiap pagi dan sore hari. 

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah memberikan pupuk berkualitas supaya nutrisi yang dibutuhkan jamur shitake terpenuhi. Sebagai rekomendasi, Anda bisa menggunakan POC GDM Pangan setiap 5 hari sekali.

Baca juga: “6 Cara Membuat Bibit Jamur Tiram yang Mudah untuk Pemula

POC GDM Pangan sudah digunakan oleh petani jamur shitake profesional dan mampu membantu memperbanyak anakan sehingga budidaya bisa lebih produktif. Dosis dari pupuk ini adalah 1 liter yang akan dibagi menjadi 50 ml.

Pembagian total dosis ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan nutrisi sehingga hasilnya akan lebih optimal bagi jamur shitake. Cara pengaplikasian POC GDM Pangan ini adalah dengan melarutkan 50 ml ke wadah semprot berisi air.

Larutkan POC GDM Pangan dan air hingga homogen lalu semprotkan ke baglog serta sekitar jamur shitake. Anda bisa menggunakan pupuk ini ketika jamur berumur 7 HST.

Perawatan terakhir adalah pengendalian hama dan penyakit. Budidaya jamur shitake tidak hanya membutuhkan ruangan panas dan lembap namun sesekali tanaman ini membutuhkan rangsangan supaya bisa tumbuh lebih banyak dan cepat.

Cara merangsang pertumbuhan jamur shitake bisa dengan membuat suhu kumbung dingin dan menyediakan air berlimpah. Kedua aksi ini jangan dilakukan terlalu sering, sesekali saja, selebihnya Anda perlu jaga kelembapan media tanam.

Keunggulan Pupuk Jamur Shitake Produk GDM

Membahas mengenai POC GDM Pangan sebagai pupuk jamur shitake, penggunaan suplemen tanah ini memiliki berbagai manfaat selain meningkatkan produktivitas tanaman. Beberapa di antaranya adalah menjaga kesehatan dan membuat jamur aman dikonsumsi.

Jamur shitake berkualitas adalah yang tidak terinfeksi penyakit dan berukuran besar dan tebal. Untuk memastikan kondisi ini, POC GDM Pangan perlu diberikan secara rutin supaya kesehatan dan bentuk tanaman ini terlihat cantik dan premium.


Pupuk Organik Cair GDM
Spesialis Pangan

  • Menyediakan Nutrisi Lengkap untuk Tanaman
  • Meningkatkan Kesuburan Tanah
  • Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Panen
  • Mencegah Serangan Penyakit
  • Mengurangi Ketergantungan pada Pupuk Kimia

POC GDM Pangan dibuat dengan bahan organik sehingga jika digunakan dalam jangka panjang sehingga ketika jamur shitake dipanen, tanaman ini aman dikonsumsi. Manfaat ini tentu saja memperbesar peluang bisnis Anda untuk menjual jamur ke industri pangan.

Berikut penjelasan mengenai budidaya jamur shitake. Apabila Anda ingin mengetahui beberapa langkah secara lebih jelas, konsultasikan bersama tim ahli GDM secara GRATIS melalui tombol di bawah ini. 



author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat