Mau berpenghasilan lebih dari budidaya terong ungu? Salah satu komoditas yang digemari oleh banyak orang dan permintaannya cukup stabil dipasaran.
Terong merupakan salah satu sayuran yang banyak diminati di Indonesia. Sayur ini telah diolah menjadi berbagai macam bahan masakan yang tersebar luas pada seluruh masyarakat Indonesia. Terong yang terdapat di Indonesia memiliki berbagai jenis, salah satunya ialah terong ungu.
Terong merupakan sayuran yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, hal ini dikarenakan tingginya permintaan masyarakat terhadap sayur ini.
Menurut Kementerian Pertanian, konsumsi terong masyarakat Indonesia mencapai 2.5 Kg per tahun per kapita pada tahun 2012, sehingga dilakukan penanaman terong secara besar-besaran pada lahan terbuka yaitu 545.646 ton dengan produktivitas 10.8 ton / hektar. Sedangkan menurut data yang tercantum pada Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 produktivitas tanaman terong mencapai 551.552 ton per hektarnya, data tersebut menunjukkan adanya peningkatan konsumsi terong di Indonesia
Karakteristik Terong Ungu
- Terong sebagai salah satu jenis sayuran dengan nama latin Solanum melongena L.,tanamanan ini m termasuk dalam famili Solanaceae dan memiliki tinggi tanaman antara 60 cm hingga 240 cm. Batang tanaman ini berbulu dan berduri, tanaman ini berbentuk semak, tanaman ini merupakan salah satu sayuran lokal dengan nilai gizi cukup lengkap dan bernilai ekonomis.
- Terong merupakan sayuran yang awalnya berasal dari Benua Asia, lebih tepatnya India dan Burma, dan kemudian menyebar pada Benua Amerika, Afrika, hingga Eropa.
- Terong cepat menyebar pada daerah yang memiliki iklim panas atau tropis maupun iklim sedang atau sub tropis.
- Terong memiliki daya adaptasi yang stabil, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik hingga mencapai ketinggian 1000 mdpl dengan suhu berkisar 22oC hingga 30oC, sementara untuk pH tanah berkisar 5-6.
- Sayuran ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, gizi yang terdapat pada terong per 100 gram mengandung 26 kalori, 1 gram protein, 0.2 gram hidrat arang, 25 IU Vitamin A, 0.004 gram Vitamin B dan 5 gram Vitamin C.
Varietas Terong
Terong yang tersebar di Indonesia memiliki berbagai macam varietas. Menurut Kementrian Pertanian, tercatat 11 varietas terong yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu :
- Terong Panjang Hibrida Varietas Ungu
- Terong Hibrida Varietas Ratih Hijau-2
- Terong Hibrida Varietas Violet
- Terong Hibrida Varietas Prince
- San Siro
- Ungu 05
- Hijau 06
- Orlando Green
- Milano
- Kenari
- SM 211
Keunggulan Terong Ungu
Terong merupakan salah satu sayur dan bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai olahan terong dapat ditemukan di seluruh penjuru dunia. Terong dapat diolah dengan cara ditumis, digoreng atau bahkan dibakar.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa terong ungu memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Terong ungu memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, selain itu terong ungu dapat digunakan sebagai obat gatal pada kulit, tekanan darah tinggi, memperlancar air seni dan lain-lain.
Terong memiliki kandungan serat yang tinggi, serat ini berfungsi untuk memperlancar pencernaan, selain itu kulit terong ungu juga memiliki manfaat yang baik untuk kulit, manfaat lainnya ialah terong ungu mampu menekan kolesterol, sehingga baik untuk kesehatan jantung. Hal lainnya yang menarik dari terong ungu ialah memiliki zat anti kanker yang merupakan inhibitor yang dapat meminimalisir sel kanker. Manfaat yang terdapat pada terong ungu tentunya menjadikan tanaman ini menjadi semakin menarik untuk dibudidayakan, karena selain dapat dapat diolah menjadi bahan makanan yang lezat, terong ungu juga menyimpan berbagai manfaat.
Cara Budidaya Terong Ungu Yang Baik dan Benar
1. Persiapan dan Penyemaian Benih Terong Ungu
Proses persiapan benih atau cara menyemaikan benih budidaya terong ungu merupakan salah satu proses penting yang dilakukan untuk menyiapkan benih yang akan ditanam. Pemilihan benih yang baik dilakukan dengan menggunakan varietas yang sebelumnya telah disebutkan, dikarenakan varietas tersebut umumnya mudah didapat.
- Apabila menggunakan benih, maka pilihlah benih yang memiliki daya berkecambah lebih dari 80% untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan, memiliki vigor (pertumbuhan dan perkembangan) yang baik, bersih, sehat dan murni.
- Benih yang dibutuhkan untuk satu hektar lahan berkisar 150 gram hingga 500 gram
- Sebelum dilakukannya cara semai bibit terong ungu, hendaknya benih direndam menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan dengan dosis 100 mL.
- Untuk benih yang disebar dengan luas lahan 1 hektar yang dicampur menggunakan air hangat dengan suhu berkisar 50oC kurang lebih selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk merangsang benih.
- Kemudian benih disebar pada tanah yang telah diberi pupuk organik sebelumnya, benih disebar secara teratur dengan jarak 1 cm masing-masing antar bibit, tutup benih dengan tanah kemudian padatkan tanah.
- Penyiraman benih dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari, dan dekatkan benih dengan sinar matahari, sinar matahari yang cukup dapat mengoptimalkan pertumbuhan benih menjadi bibit siap tanam.
- Setelah 10 hingga 15 hari sejak benih disemai, bibit dapat dipindahkan ke dalam polybag atau lahan yang telah disiapkan untuk budidaya terong.
- Benih yang telah menjadi bibit hendaknya ditanam pada sore hari atau pagi hari untuk menghindari terik matahari yang berlebihan.
Terong ungu hendaknya ditanam dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Hindari lahan yang sebelumnya ditanami oleh tanaman yang berasal dari family yang sama (minimal 1 musim tanam).
- Pilihlah lahan yang telah ditanami oleh famili graminae seperti tebu, padi, jagung ataupun dari famili liliaceae seperti bawang merah, bawang bombay dan lain-lain.
2. Persiapan Lahan Budidaya Terong
Proses ini dilakukan setelah bibit terong siap tanam dan siap untuk dipindah ke lahan. Persiapan lahan ini meliputi berbagai proses pengolahan lahan hingga pemupukan tanaman.
Persiapan lahan budidaya terong ungu dimulai dengan memasukan lahan tanam bersih dari gulma ataupun tanaman lainnya, hal ini dilakukan agar tidak menghambat pertumbuhan bibit terong.
- Tanah yang telah dibersihkan kemudian digemburkan, hal ini dilakukan untuk mempermudah aerasi dan drainase pada tanah, sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bibit terong.
- Pada lahan tanam yang menggunakan bedengan, hendaknya diberikan parit sebagai jarak antar bedengan. Parit memiliki kedalaman 20 hingga 30 cm. Lahan yang telah siap hendaknya dibiarkan terkena sinar matahari terlebih dahulu dan kemudian diberikan mulsa plastik.
- Lahan yang telah disiapkan kemudian ditabur kapur tanah, pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah maupun memperbaiki struktur kimia pada tanah. Jumlah kapur yang akan ditaburkan disesuaikan dengan kondisi tanah, luas lahan serta faktor lingkungan lainnya.
- Sesuaikan suhu daerah anda dengan suhu tanam benih terong, yakni 22oC – 30oC, perhatikan musim, musim yang ideal untuk menanam terong adalah berkisar pada awal musim kemarau yakni bulan Maret atau April, dan pada awal musim penghujan yakni pada bulan Oktober atau November.
- Perhatikan pula pH tanah yang ideal untuk terong. Langkah selanjutnya adalah pemberian pupuk organik dengan perbandingan 2:1, pupuk diberikan 7 hingga 10 hari sebelum bibit ditanam.
- Penggunaan pupuk dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dari terong ungu, hendaknya digunakan GDM Granule Same dengan menyebar pupuk secara merata pada lahan yang ditanami oleh terong, adapun dosis yang digunakan ilaha 100 Kg per hektar, dosis yang digunakan disesuaikan dengan luas lahan yang Anda miliki,
- Pupuk lain yang diberikan ialah GDM Black Bos dengan takaran 5 Kg per hektar. Pemberian pupuk dilakukan dengan mencampurkan pupuk dengan air dan disemprotkan ke tanah dalam kondisi lembab atau basah.
- Pupuk GDM Granule SAMEdan GDM Black Bos digunakan saat dilakukannya pengolahan tanah, idealnya dilakukan seminggu sebelum dilakukan penanaman.
Kegunaan pemupukan dasar budidaya terong ungu dengan GDM Granule SAME dan GDM Black BOS diformulasikan secara khusus oleh ahli yang terpercaya serta yang memiliki tujuan:
- Meningkatkan produktivitas tanaman pangan
- Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman
- Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
- Meningkatkan produksi hasil panen hingga 50%
3. Cara Menanam Bibit Terong Ungu
Bibit terong yang ditanam hendaknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari terik matahari secara berlebihan.
Perhatikan bibit yang hendak ditanam, pilihlah bibit yang memiliki akar banyak, pertumbuhan normal serta memiliki batang yang lurus.
Bibit yang telah ditanam hendaknya rutin disiram, selalu perhatikan suhu, kelembaban serta pH tanah untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman terong.
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan terong dalam budidaya terong ungu, maka berilah jarak tanam yang ideal, tujuan untuk memberikan jarak tanam yang ideal adalah sebagai berikut :
- Pemberian jarak tanam terong ungu digunakan untuk meminimalisir kompetisi berebut unsur hara pada tanah yang dilakukan oleh antar bibit.
- Jarak tanam terong ungu yang sesuai adalah 50 cm hingga 70 cm per masing-masing bibit apabila digunakan sistem tanam menggunakan bedengan,
- Berikan bedengan dengan luas yang berkisar antara 120 cm hingga 140 cm.
- Tanah yang akan ditanami terong dilubangi dengan kedalaman 20 cm hingga 30 cm.
4. Cara Merawat Terong Ungu Agar Berbuah Lebat
Terong ungu yang telah ditanam hingga panen membutuhkan perawatan yang tepat agar tidak terkontaminasi oleh hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman terong.
Beberapa cara yang dilakukan untuk merawat terong ungu dengan baik ialah :
Penyiraman
Tanaman membutuhkan air sebagai sumber makanan dan membantu mereka dalam proses fotosintesis, tanaman terong hendaknya disiram rutin namun tidak berlebihan, yakni pada pagi dan sore hari.
Pemangkasan
- Apabila didapati bagian tubuh tanaman terkena hama dan penyakit, segera pisahkan tanaman tersebut atau potong kemudian bakar bagian tubuh yang terkena penyakit, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi penyakit.
- Gunakan bambu atau peyangga tanaman terong Hal ini dilakukan untuk mambantu tanaman terong tetap tegak, sehingga meminimalisir batang patah pada tanaman terong.
Pengendalian Hama Dan Penyakit Yang Umum Menyerang
Perhatikan tanaman terong Anda, karena beberapa jenis hama berikut kerap kali menyerang terong.
Selalu perhatikan dan rawat tanama terong Anda, step ini sangat penting mengingat terong kerap kali terkena hama dan penyakit. Adapun beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang yakni:
Lalat Buah
Hama ini akan mengakibatkan terong berwarna coklat dan kemudian menjadi busuk, apabila terong dibelah maka akan terdapat larva lalat di dalamnya. Pengendalian dan cara mengatasi hama ini ialah dengan melakukan perawatan secara :
- Rutin menggemburkan tanah untuk merombak telur lalat, memotong dan mengambil buah yang terindikasi telah tercemar oleh lalat buah.
- Menggunakan perangkap lalat seperti ME (Metil Eugenol) dan minyak selasih.
- Penggunaan pestisida dilakukan apabila langkah fisik maupun hayati tidak dapat dilakukan, dan digunakan pestisida yang telah mendapatkan izin mentan.
Kutu Daun
Kutu daun akan menyebabkan kerusakan pada daun-daun muda, sehingga proses pertumbuhan dan pembuahan terhambat. Pengendalian dan cara mengatasi hama ini adalah:
- Tumpangsari dengan bawang daun
- Mengambil bagian daun yang rusak dan segera membakarnya
Kumbang sebagai musuh alami kutu Tungau
Hama ini akan menyerang terong dengan gejala permukaan daun akan memiliki bintik-bintik merah hingga kecoklatan ataupun hitam pada permukaan daun, adapun tata cara mengatasinya adalah dengan :
- Sanitasi bagian yang terkena tungau dan memusnahkannya.
- Menggunakan pestisida yang digunakan mentan apabila dalam satu tanaman telah terkena serangan tungau lebih dari 15%
Layu Akibat Serangan Pseudomonas solanacearum
Bakteri satu ini dapat menyerang tanaman terong dan menyebabkan pucuk daun menjadi layu dan tanaman menjadi mati.
Batang dan akar menjadi kecoklatan, sementara serangan pada buah menyebabkan buah menjadi busuk, bakteri ini akan menyebar secara cepat pada musim hujan, adapun tata cara pengendalian bakteri ini adalah dengan
- Mencabut tanaman yang terkena penyakit dan membakarnya
- Melakukan tumpang sari dengan menggunakan tanaman kubis-kubisan
- Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan
- Menurunkan pH tanah
- Merendam benih menggunakan larutan anti-mikroba
Serangan hama maupun penyakit yang memicu kualitas perawatan menjadi menurun, tentu harus diimbangi dengan proses pemupukan yang tepat. Inilah yang menjadi pertimbangan Anda dalam memilih pupuk. Berikut penjelasan pemupukan yang tepat dosis dan guna:
5. Cara Pemupukan Terong Ungu
Kendala budidaya terong selama ini memang banyak, salah satunya saat perawatan. Namun apakah Anda sudah mengevaluasi kualitas terong yang ditanam?
Mulai dari pemilihan pupuknya, pemilihan pupuk yang baik akan meningkatkan kualitas tanah dan memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman terong.
Pemberian pupuk sangatlah penting untuk keberlangsungan pertumbuhan serta perkembangan terong, pada kesempatan kali ini pupuk hendaknya diberikan sesuai dengan takaran yang disediakan, yakni.
Penggunaan pupuk organik untuk perawatan tanamn terong hingga menghasilkan buah terong yang memiliki berat ideal dengan maksimal.
Kombinasi Pemupukan organik yang bisa Anda pilih seperti:
Pupuk GDM Organik memiliki peran penting dalam mengoptimalkan pertumbuhan terong. Mengapa bisa begitu? Sebab kandungan bakteri premium seperti genus bacillus yang memperkaya kualitas pertumbuhan terong ungu.
Selain itu juga peningkatan kualitas lahan yang lebih baik, dan menutrisi tanaman terong agar lebih kualitasnya. Berikut ini tahapan pemupukan yang bisa Anda terapkan dalam masa perawatan:
- Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan dengan dosis 8 liter per hektar, disebarkan dengan cara menyemprotkan pupuk ke seluruh tanaman, Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan ini disemprotkan pada saat seminggu atau H+7 setelah penanaman terong. Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan juga disemprotkan pada terong dengan dosis yang sama dan cara yang sama pada saat tanaman berusia 15 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam dan 27 hari setelah tanam.
- GDM Granule Same dengan takaran 100 Kg per hektar caranya ialah dengan menebarkan pada daerah perakaran tanaman terong dan diberikan saat usia terong mencapai 30 hari setelah tanam
- GDM Black Bos digunakan saat tanaman berusia 30 hari setelah tanam dan disebarkan dengan cara menyemprot pada tanah dengan kondisi tanah lembab atau basah dengan takaran 5 Kg per hektar.
Masa Panen Terong Ungu
Tahap selanjutnya adalah memanen terong ungu yang telah ditanam, pemanenan dilakukan dengan:
- Usia panen terong ungu ialah 50 hingga 60 HST atau hari setelah tanam, interval pemanenan berkisar 4 hingga 7 hari.
- Sebelum dilakukannya pemanenan, penyemprotan obat-obatan ataupun pestisida hendaknya dihentikan seminggu atau dua minggu sebelumnya.
- Terong yang memiliki warna cerah dan mengkilap menandakan siap panen.
- Pemanenan dilakukan dengan memetik atau memotong tangkai buah dengan jarak kurang lebih 2 cm dari pangkal batang
Bagi pemula maupun yang sudah lama membudidayakan terong, tentu kualitas bobot terong menjadi pertimbangan penting dalam memaksimalkan budidaya. Maka dengan system organik, kualitas bobot lebih teruji hasilnya.
Ingin tau lebih lanjut tentang budidaya terong ungu organik, Anda bisa menghubungi tim ahli pertanian kami melalui tombol dibawah ini: