Peternakan

5 Cara Mengawinkan Ayam Kampung untuk Budidaya yang Sukses

cara mengawinkan ayam kampung

Menjalankan peternakan yang sukses juga membutuhkan pengetahuan tentang cara mengawinkan ayam kampung. Proses budidaya ini dapat dilakukan dengan beberapa tahapan serta sistem seperti alami, umbaran dan semi intensif.

Membahas cara mengawinkan ayam kampung maka juga membicarakan terkait proses pemeliharaan hingga mencapai usia yang tepat. Hal ini menjadi penting karena produksi telur jenis unggas ini tergolong rendah. 

Lalu bagaimana cara mengawinkan ayam kampung serta prosedur pemeliharaan yang tepat? Temukan informasi lengkapnya di artikel ini.  

5 Cara Mengawinkan Ayam Kampung

Cara mengawinkan ayam kampung biasanya dilakukan dengan 3 sistem yaitu alami, umbaran dan semi intensif. Pemilihan metode ini dapat disesuaikan oleh masing-masing peternak serta tujuan budidaya ayam.

Sebelum mengetahui cara mengawinkan ayam kampung, ada baiknya Anda memahami bahwa anggapan tentang ayam betina memerlukan pejantan agar bisa bertelur adalah keliru. Hal ini disebabkan ayam kampung merupakan jenis yang produktif.

Maksudnya, meskipun tanpa pejantan, ayam kampung betina bisa bertelur. Namun, jika tidak dikawinkan memang ada dampaknya yaitu telur menjadi infertil dan tidak akan menetas. Untuk mengetahui cara mengawinkan ayam kampung, simak informasi berikut.

Pemilihan Indukan

Memilih indukan yang sehat dan berkualitas unggul menjadi kunci dari cara mengawinkan ayam kampung. Umumnya, terdapat beberapa ciri-ciri fisik yang bisa dijadikan landasan dalam proses seleksi.

Secara umum, ciri-ciri fisik indukan ayam kampung yang paling sering dipilih untuk dikawinkan adalah memiliki ukuran tubuh besar, sisiknya rapi dan tidak ada kelainan di kulit. Selain itu, biasanya gerakannya lincah serta riang gembira.

Pertanda lain dari pejantan ayam kampung yang unggul adalah dapat berkokok secara lantang, paruh tebal, dada tegap, sayap tidak mengarah ke bawah  serta otot pahanya kuat. Sedangkan bagi betina memiliki karakteristik berbeda.

Indukan ayam kampung betina yang bisa dipilih umumnya memiliki corak warna unik, bulunya mengkilap, tidak ada cacat dan ketika malam hari tidak sering berkokok. Kedua jenis indukan ini kemudian bisa dikawinkan dengan perbandingan tertentu.

Penentuan Waktu Kawin

Ayam kampung betina siap kawin saat usianya menginjak 8 bulan dan pejantan di 12 bulan. Terdapat tanda jika betina siap kawin adalah sering jongkok ketika dipegang di bagian punggung. Namun, ciri ini belum tentu terjadi sebaiknya perhatikan usianya.

Biasanya, para peternak akan menargetkan masa panen menjelang hari raya besar karena permintaannya akan naik. Namun, di luar perhitungan waktu tersebut, Anda bisa menyesuaikan sesuai dengan tujuan peternakan.

Baca juga: “12 Rekomendasi Pakan Ayam Kampung Penuh Nutrisi

Perkawinan Ayam Kampung

Cara mengawinkan ayam kampung pertama adalah dengan menempatkan indukan betina dan jantan di kandang khusus lalu diberikan waktu untuk beradaptasi. Dengan sistem ini, tidak ada kisaran waktu guna memprediksi masa kawin. 

Dalam masa kawin ini, sebaiknya Anda memberikan pakan tambahan sebagai dukungan nutrisi. Campuran pelet dan jagung giling dengan interval waktu pemberian 3 kali sehari disarankan. 

Proses perkawinan yang alamiah ini akan memberikan beberapa tanda jika telah  berhasil seperti ayam betina menjadi lebih aktif dan terus berkokok. Apabila kondisi ini sudah muncul maka segera pisahkan indukan di kandang bertelur.

Perkawinan dengan Sistem Umbaran

Sistem umbaran adalah cara mengawinkan ayam kampung dengan mengikuti tahapan di habitat aslinya yaitu alam liar. Metode ini biasanya digunakan untuk menghemat anggaran peternakan.

Melalui sistem ini, ayam akan diberikan tempat istirahat namun lebih sering dibiarkan lepas di alam. Biasanya, peternak akan melepas ayam di pagi hari lalu memasukkannya ke kandang di sore hari.

Dengan sistem ini, ayam bisa lebih santai dan tidak stress karena berada di dalam kandang. Namun, memang produktivitasnya dinilai lebih rendah daripada metode lain. Hal ini disebabkan ada potensi ayam sepenuhnya menjadi liar. 

Cara mengawinkan ayam kampung dengan sistem ini cocok dilakukan di pedesaan yang pepohonannya masih rimbun. Jika Anda ingin menggunakan metode ini maka pastikan lingkungan peternakan aman dari bahaya seperti ancaman predator.

Perkawinan dengan Sistem Semi Intensif

Sistem semi intensif merupakan cara mengawinkan ayam kampung selanjutnya. Teknik ini biasanya dilakukan oleh peternak dengan kandang tipe pekarangan atau budidaya di lahan luas yang dibatasi pagar.

Lahan ini biasanya beralaskan tanah yang telah digemburkan atau ditumbuhi rerumputan. Fungsinya untuk memancing pertumbuhan cacing sebagai pakan alami.

Sedangkan, lokasi istirahat biasanya disebut kandang koloni. Luasnya sekitar 1 x 2 meter dan tinggi 0,75 sampai 100 cm. Tempat ini cukup dihuni oleh 6 induk betina serta seekor jantan. 

Perkawinan menggunakan sistem ini biasanya akan terjadi dalam beberapa hari. Kemudian, sekitar 3 hari setelah masa kawin, ayam betina akan menghasilkan telur yang fertil atau dapat menetas. 



Tips Merawat Ayam Kampung agar Budidaya Sukses

Cara mengawinkan ayam kampung di atas hanyalah tahapan awal untuk menuju budidaya ayam yang sukses. Setelah masa kawin selesai, kini Anda perlu mengetahui tahapan perawatannya hingga bisa menghasilkan telur berkualitas.

Terdapat beberapa cara perawatan ayam kampung mulai dari pemberian pakan hingga suplemen tambahan. Lalu, apa saja tahapannya? Simak informasi berikut.

Penyediaan Kandang yang Sesuai

Kandang yang akan digunakan indukan ayam kampung saat masa kawin dapat disesuaikan dengan sistem perkawinan. Namun, menjadi perhatian utama adalah ukurannya harus luas sehingga pergerakannya bisa tetap lincah.

Kondisi kandang juga harus bersih, kering serta memiliki ventilasi yang cukup. Fungsinya untuk mencegah persebaran penyakit dan mendukung daya tahan tubuh ayam kampung.

Jika musim hujan tiba, sangat disarankan untuk memasang beberapa lampu agar suhu kandang menjadi hangat. Temperatur ini juga akan memperlambat pertumbuhan bakteri patogen.

Selain pemasangan lampu, Anda juga perlu menambahkan penghalang angin di area ventilasi. Penggunaan kain jaring atau penutup jendela khusus dapat menjadi pilihan. Fungsinya untuk mencegah hembusan angin kencang dalam peternakan. 

Sementara saat musim panas tiba, pastikan ventilasi dapat mengantarkan angin yang cukup dan sediakan air minum untuk mencegah dehidrasi. Jika anggaran peternakan besar, Anda bisa mempertimbangkan membeli kipas.

Pemberian Pakan yang Tepat

Prosedur perawatan ayam kampung selanjutnya adalah dengan memperhatikan nutrisi serta dosis pemberian pakan. Makanan ini merupakan sumber energi dan stamina yang akan membantu proses bertelur ayam setelah masa kawin. 

Pakan ayam kampung yang sering digunakan adalah sentrat atau pur ayam. Namun, sangat disarankan untuk memberikan beberapa varian sebagai alternatif menu makanan agar unggas tidak bosan.

Pastikan pakan ayam kampung memiliki kandungan protein tinggi seperti jagung, bungkil kedelai, ulat, keong, tepung udang atau ikan serta bekatul. Beberapa alternatif ini juga bisa saling dicampur agar nutrisinya mencukupi kebutuhan ternak.

Pemberian pakan ayam kampung dilakukan 3 kali sehari. Takarannya bisa disesuaikan dengan anggaran peternakan. Selain itu, variannya juga dapat Anda pilih namun jangan sampai terjadi kurang nutrisi atau membiarkan ayam kelaparan.

Baca juga: “Cara Ternak Ayam Kampung Untuk Pemula, Modal Minim Untung Besar

Pencegahan Penyakit

Prosedur pencegahan penyakit merupakan aspek penting lainnya. Hal ini disebabkan, ayam kampung rentan terkena penyakit. Oleh sebab itu, ketika terlihat tanda-tanda masalah kesehatan, Anda perlu sigap menanganinya.

Ketika ayam kampung sakit dalam peternakan maka segera lakukan isolasi atau memindahkannya ke kandang khusus. Tujuannya untuk mencegah persebaran penyakit ke populasi ternak. 

Penggunaan Suplemen Tambahan

Pemberian suplemen tambahan merupakan salah satu tahapan ekstra dalam perawatan ayam kampung. Penggunaan vitamin ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan stamina unggas saat memasuki masa kawin. 

Salah satu rekomendasi suplemen tambahan untuk ayam kampung adalah Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Peternakan. Vitamin ini menjadi pilihan peternak profesional supaya produktivitas unggas meningkat secara sehat.

Penggunaan SOC GDM Spesialis Peternakan untuk ayam kampung pada usia 4 hari setelah chick in dan ≥10 hari hingga panen yang membutuhkan dosis 0,3 ml/ ekor. Suplemen ini bisa ditambahkan ke air minum unggas setiap 1 minggu sekali. 


Suplemen Organik Cair GDM
Spesialis Peternakan

  • Meningkatkan Antibodi dan Menangkal Penyakit
  • Menyediakan Nutrisi Lengkap untuk Ternak
  • Meningkatkan Produktivitas dan Hasil Panen
  • Mengurangi Bau Amoniak pada Kotoran
  • Mengurangi Stress pada Hewan Ternak

Manfaat Pemberian SOC GDM Ternak untuk Ayam

Ayam kampung rentan mengalami kerontokan bulu dan produktivitasnya menurun. Hal ini disebabkan oleh kekurangan asupan gizi. Untuk mencegah kondisi ini terjadi pada peternakan Anda maka gunakan SOC GDM Spesialis Peternakan.

Manfaat SOC GDM Spesialis Peternakan sangat beragam mulai dari melengkapi kebutuhan nutrisi pokok, meningkatkan imunitas hingga mendukung proses pertumbuhan ayam kampung. Hasilnya, indukan dan telur akan memiliki kualitas tinggi. 

Dibuat dengan limbah organik ungu, bakteri premium, minyak hewani, rumput lain dan ekstrak algae, SOC GDM Spesialis Peternakan dikenal dapat membantu ayam menjadi gemuk serta dagingnya lembut. 

Demikian penjelasan mengenai cara mengawinkan ayam kampung yang tepat. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lengkap tentang penggunaan produk atau masalah pada peternakan, tim ahli GDM dapat membantu Anda secara detail. Klik tombol di bawah ini untuk mulai bercakap dengan kami.