Perkebunan

8 Cara Merawat Sawit yang Stres agar Kembali Produktif

cara merawat sawit yang stres

Banyak petani sawit belum memahami cara merawat sawit yang stres secara tepat dan efektif. Padahal jika hal ini tidak segera ditangani, stres pada tanaman sawit dapat mengurangi produktivitas panen secara signifikan, bahkan hingga menyebabkan kerugian besar.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, seperti tanaman lainnya, kelapa sawit juga rentan mengalami stres akibat berbagai faktor lingkungan dan budidaya.

Artikel ini akan membahas secara rinci cara merawat sawit yang stres agar kembali produktif, mulai dari identifikasi masalah hingga solusi yang dapat diterapkan di lapangan. Selain itu, kami juga akan menjelaskan solusi terbaik yang dapat Anda gunakan untuk mencegah kelapa sawit menjadi stres.

Penyebab Tanaman Kelapa Sawit Stres

Sebelum mempelajari tentang cara merawat sawit yang stres, Anda harus mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit mengalami stres. Berikut adalah beberapa penyebab utama stress pada tanaman kelapa sawit.

Kondisi Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem seperti kekeringan berkepanjangan atau curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit mengalami stres. Kekeringan dapat menghambat penyerapan air dan nutrisi dari tanah, sedangkan curah hujan berlebih dapat menyebabkan genangan air yang mengurangi ketersediaan oksigen di akar dan menghambat pertumbuhan tanaman.

Kekurangan atau Kelebihan Unsur Hara

Ketidakseimbangan nutrisi dalam tanah, seperti kekurangan nitrogen, kalium, atau magnesium, dapat mengakibatkan daun menguning, pertumbuhan lambat, dan produksi buah menurun. Sebaliknya, kelebihan unsur hara tertentu juga bisa menjadi toksik bagi tanaman sawit dan menghambat pertumbuhannya.

Serangan Hama dan Penyakit

Hama seperti ulat pemakan daun, kumbang tanduk, atau tikus, serta penyakit seperti busuk pangkal batang dan Ganoderma, dapat menyebabkan stres serius pada tanaman sawit. Serangan ini tidak hanya merusak bagian tanaman tetapi juga melemahkan pertahanan alaminya, membuat sawit lebih rentan terhadap faktor stres lainnya.

Kondisi Tanah yang Tidak Mendukung

Tanah yang terlalu asam, terlalu basah, atau memiliki struktur yang buruk dapat menghambat pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi. Selain itu, tanah yang tergenang air dalam waktu lama dapat menyebabkan akar kekurangan oksigen, sedangkan tanah kering membuat tanaman sulit mendapatkan air yang cukup.

Praktik Budidaya yang Kurang Tepat

Cara merawat sawit yang stres dengan tidak tepat, seperti pemangkasan daun yang berlebihan, penggunaan pupuk yang tidak seimbang, atau jarak tanam yang terlalu rapat, justru dapat menambah beban stres pada tanaman. Kesalahan ini sering kali terjadi akibat kurangnya pengetahuan petani sawit mengenai praktik budidaya yang baik.

Pencemaran Lingkungan

Paparan polutan seperti limbah industri atau bahan kimia dari pestisida dapat merusak tanah dan tanaman sawit. Pencemaran ini tidak hanya menghambat pertumbuhan tanaman sawit, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem perkebunan.

Usia Tanaman yang Menua

Kelapa sawit yang sudah tua secara alami mengalami penurunan produktivitas dan menjadi lebih rentan terhadap berbagai faktor stres. Tanaman sawit yang sudah tua seringkali membutuhkan perawatan lebih intensif untuk mempertahankan produktivitasnya.



8 Cara Merawat Sawit yang Stres

Untuk mengatasi tanaman kelapa sawit yang stres, diperlukan penanganan yang tepat dan terarah. Berikut adalah beberapa cara merawat sawit yang stres secara tepat yang bisa Anda praktikkan sendiri.

Perbaikan Sistem Irigasi dan Drainase

Saat musim kemarau panjang, sediakan irigasi tambahan agar tanaman sawit tetap mendapatkan pasokan air yang cukup. Sistem irigasi tetes atau kanal dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan penggunaan air.

Kemudian jika curah hujan berlebih menyebabkan genangan, prioritaskan untuk segera memperbaiki sistem drainase. Saluran drainase yang baik akan membantu mengalirkan air berlebih dan mencegah akar tanaman sawit kekurangan oksigen.

Pemberian Pupuk yang Tepat

Menjaga keseimbangan nutrisi sangat penting untuk memulihkan tanaman sawit dari stres. Pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) harus diberikan dalam dosis yang sesuai untuk mendukung pemulihan dan produktivitas tanaman sawit. Jika gejala kekurangan unsur mikro seperti magnesium atau boron muncul, tambahkan pupuk khusus yang mengandung unsur tersebut.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Lakukan pengendalian hama secara terintegrasi (IPM) dengan menggunakan agen hayati, pemasangan perangkap, atau aplikasi pestisida yang tepat. Apabila tanaman terinfeksi Ganoderma atau penyakit lainnya, segera lakukan sanitasi kebun dengan cara membuang bagian tanaman sawit yang terinfeksi dan mengolah tanah untuk mencegah penyebaran.

Perbaikan Kondisi Tanah

Untuk tanah tanaman sawit yang terlalu asam, tambahkan kapur pertanian (dolomit) untuk menetralkan pH. Kemudian, gunakan pupuk kandang, kompos, atau bahan organik lainnya untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba. Jika tanah terlalu padat, lakukan penggemburan untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam tanah sehingga optimal bagi tumbuh kembang tanaman sawit.

Pemangkasan Daun yang Tepat

Pemangkasan daun tanaman sawit secara tepat dan tidak berlebihan dapat membantu tanaman sawit mengalokasikan sumber daya untuk pertumbuhan dan produksi buah. Hindari pemangkasan daun tanaman sawit secara berlebihan yang dapat menyebabkan stres bertambah parah.

Baca juga: “6 Penyebab Daun Sawit Menguning dan Cara Efektif Mengatasinya

Rotasi Tanaman atau Penyulaman

Untuk tanaman sawit yang sudah terlalu tua atau tidak dapat dipulihkan, lakukan rotasi atau penyulaman dengan bibit sawit unggul yang tahan stres dan produktivitas tinggi. Hal ini memastikan keberlanjutan kebun sawit dalam jangka panjang.

Peningkatan Kesehatan Ekosistem Kebun

Menanam kacang-kacangan sebagai tanaman penutup tanah bisa mencegah tanah terkikis, menjaga tanah tetap lembap, dan membuat tanah lebih subur. Selain itu, menanam tanaman refugia untuk menarik serangga yang memangsa hama juga penting untuk menjaga ekosistem tetap sehat.

Pemantauan Rutin dan Terpadu

Pemantauan kondisi tanaman sawit secara berkala memungkinkan petani mendeteksi gejala stres lebih awal. Dengan demikian, tindakan seperti cara merawat sawit yang stres dapat dilakukan sebelum kerusakan semakin parah.

Panduan Pemupukan Sawit untuk Mencegah dan Mengatasi Stres

Dapat kita ketahui jika pemupukan merupakan salah satu cara merawat sawit yang stres. Untuk itu, kami merekomendasikan Anda untuk menggunakan pupuk organik yang terpercaya seperti rangkaian pupuk GDM. Berikut merupakan panduan pemupukan tanaman sawit untuk mencegah dan mengatasi stres dengan menggunakan rangkaian pupuk GDM.

Saat Tanam (0 HST)

Pemupukan pertama dapat dilakukan tepat setelah Anda menanam tanaman sawit pada 1 hektare lahan dengan populasi 140 tanaman per hektar. Untuk tahap ini, siapkan rangkaian produk GDM yang terdiri dari GDM SaMe dosis 150 kg/Ha, GDM Black BOS dosis 10 kg/Ha, dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Sawit atau GDM Sawit dosis 5 liter/Ha.

Mula-mula, taburkan 1 kg GDM SaMe ke sekeliling bonggol 1 bibit tanaman sawit pada tiap lubang tanam. Setelah itu, encerkan 10 kg GDM Black BOS ke dalam 100 liter air dan siram secara merata ke lubang tanam. Terakhir, siram atau kocorkan tiap 35 ml GDM Sawit ke 1 lubang tanam tanaman kelapa sawit.

Tanaman Belum Menghasilkan (0 – 3 Tahun)

Pemupukan pada tahap TBM dapat dilakukan ketika tanaman masih berumur 0 hingga 3 tahun dengan menggunakan rangkaian pupuk GDM. Untuk tahap ini, siapkan rangkaian produk GDM yang terdiri dari GDM sawit dosis 10 liter/Ha, Pupuk Organik Granule atau POG GDM dosis 280 kg/Ha, dan GDM Black BOS dosis 10 kg/Ha.

Pertama, siramkan tiap 70 ml GDM Sawit ke 1 tanaman sawit setiap 2 bulan sekali. Kedua, taburkan tiap 2 kg POG GDM secara merata ke piringan sawit dengan interval 6 bulan sekali. Ketiga, encerkan 10 kg GDM Black BOS ke dalam 100 liter air dan siram secara merata ke piringan sawit dengan interval 6 bulan sekali.

Baca juga: “4 Cara Membedakan Sawit Jantan dan Betina dengan Tepat

Tanaman Menghasilkan (≥ 3 Tahun)

Pemupukan pada tahap TM dapat dilakukan ketika tanaman sawit sudah berumur kurang lebih 3 tahun, tahap ini termasuk dalam cara merawat sawit yang stres. Untuk itu, siapkan rangkaian produk GDM yang terdiri dari GDM sawit dosis 15 liter/Ha serta dosis 7 liter/Ha untuk injeksi, Pupuk Organik Granule atau POG GDM dosis 350 kg/Ha, dan GDM Black BOS dosis 10 kg/Ha.

Pertama, siramkan tiap 100 ml GDM Sawit ke 1 tanaman sawit, kemudian injeksikan tiap 50 ml GDM Sawit ke batang tanaman sawit setiap 3 bulan sekali. Kedua, taburkan tiap 2,5 kg POG GDM secara merata ke piringan sawit dengan interval 6 bulan sekali. Ketiga, encerkan 10 kg GDM Black BOS ke dalam 100 liter air dan siram secara merata ke piringan sawit dengan interval 6 bulan sekali.

Dapatkan Rangkaian Pupuk GDM dengan Harga Spesial Sekarang Juga!

Permudah cara merawat sawit yang stres sekarang juga hanya dengan menggunakan rangkaian pupuk GDM dengan panduan di atas. Dengan menggunakan pupuk GDM, Anda tidak perlu lagi repot untuk membeli berbagai macam pupuk dengan merek yang berbeda sehingga lebih mudah dan praktis.



Terlebih, semua pupuk GDM dibuat dari 100% bahan-bahan organik berkualitas tinggi sehingga bersifat ramah lingkungan dan tidak akan merusak lahan akibat penggunaan obat-obatan kimia jangka panjang. Dengan ini, tanaman kelapa sawit akan lebih sehat, tidak mudah terserang penyakit, tumbuh dengan baik, dan produktivitasnya juga akan semakin meningkat dalam jangka waktu lama.

Yuk, klik tombol di bawah ini dan dapatkan rangkaian pupuk GDM untuk tanaman kelapa sawit dengan harga spesial sekarang juga. Selain memesan pupuk GDM, Anda juga dapat berkonsultasi dengan tim ahli GDM jika masih bingung dengan cara merawat sawit yang stres hanya dengan klik tombol di bawah ini.



author-avatar

About Ir. Tri Juni Sasongko

Praktisi perikanan dan perkebunan yang banyak melakukan bimbingan dan pendampingan tehnis di bidangnya.