Perkebunan

7 Penyakit Tanaman Cabai di Musim Hujan dan Cara Mengatasinya

penyakit tanaman cabai di musim hujan

Cuaca yang lembap dan curah hujan yang tinggi akan menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan berbagai penyakit tanaman cabai di musim hujan. Jika tidak ditangani dengan tepat, serangan penyakit ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, mulai dari penurunan hasil panen cabai hingga gagal panen total.

Oleh karena itu, penting bagi petani untuk mengenali jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di musim hujan serta cara mengatasinya. Selain itu, petani perlu memahami strategi pencegahan yang tepat karena metode pencegahan akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan metode pengendalian yang lebih rumit.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih rinci tentang jenis-jenis penyakit tanaman cabai di musim hujan, faktor pemicunya, serta solusi efektif untuk mengatasinya. Dengan begitu, Anda dapat lebih siap menghadapi tantangan cuaca dan tetap menjaga keberhasilan usaha budidaya tanaman cabai Anda.

7 Penyakit Tanaman Cabai di Musim Hujan

Sebagai petani, Anda harus mengetahui beberapa penyakit yang bisa menginfeksi tanaman cabai di musim hujan. Berikut adalah penyakit tanaman cabai di musim hujan beserta cara mengatasinya yang perlu Anda ketahui.

Antraknosa (Patek)

Penyakit patek atau antraknosa merupakan penyakit tanaman cabai di musim hujan yang paling umum karena disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. yang dapat menyebar melalui percikan air hujan. Gejala dari penyakit antraknosa umumnya berupa bercak cokelat kehitaman pada buah cabai yang berkembang menjadi busuk melingkar.

Untuk mengatasi penyakit ini, Anda dapat perlu menggunakan benih cabai yang tahan penyakit serta hindari genangan air dan jaga sirkulasi udara di sekitar tanaman. Selain itu, Anda dapat menyemprotkan fungisida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, atau azoksistrobin secara berkala.

Busuk Akar

Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Pythium atau Rhizoctonia yang tumbuh subur di tanah atau lahan yang tergenang air hujan. Gejala utama dari penyakit busuk akar biasanya ditandai dengan akar tanaman cabai yang menjadi cokelat atau hitam, lunak, dan busuk, sehingga tanaman layu dan akhirnya mati.

Cara mengatasi busuk akar adalah dengan memperbaiki sistem drainase untuk mencegah terjadinya genangan air di lahan cabai. Selain itu, gunakan pupuk organik untuk meningkatkan kesehatan tanah, serta aplikasikan fungisida berbahan aktif metalaksil atau etridiazole pada tanah.

Layu Fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum yang dapat menyebabkan daun tanaman cabai menguning, layu, dan akhirnya mati. Penyakit ini akan mengakibatkan pembuluh tanaman cabai tersumbat dan berubah menjadi kecokelatan.

Untuk mengatasi penyakit ini, Anda perlu memilih varietas cabai yang tahan penyakit layu fusarium serta melakukan rotasi tanaman untuk mengurangi keberadaan patogen di tanah. Jika metode tersebut tidak berhasil, gunakan fungisida sistemik berbahan aktif karbendazim atau benomil.

Bercak Daun (Cercospora)

Penyakit bercak daun umumnya disebabkan oleh jamur Cercospora capsici dan ditandai dengan bercak bulat kecil berwarna cokelat atau keabuan pada daun dan jika serangan parah, daun tanaman cabai bisa rontok. Penyakit ini dapat diatasi dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif propineb atau ditiokarbamat, serta membersihkan gulma di sekitar tanaman cabai untuk mengurangi kelembapan.

Baca juga: “Cara Mencegah Lalat Buah pada Cabai, Mudah dan Efektif

Busuk Buah

Penyakit busuk buah disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici yang menyerang buah cabai, dimulai dari bagian pangkal buah hingga membusuk dan jatuh dari tangkai. Cara mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan lahan, membuang buah yang terinfeksi, menggunakan fungisida berbahan aktif fosetilaluminium atau metalaksil, dan menghindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan genangan air.

Virus Mosaik

Virus mosaik umumnya ditularkan oleh serangga vektor seperti kutu daun sehingga menyebabkan daun tanaman menguning, menggulung, dan tumbuh tidak normal, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Untuk mengatasi penyakit ini, kendalikan kutu daun dengan insektisida berbahan aktif imidakloprid atau abamektin, hancurkan tanaman yang sudah terinfeksi berat, dan gunakan benih yang bersertifikat bebas virus.

Virus Kuning Keriting (Pepper Yellow Leaf Curl Virus)

Virus kuning keriting umumnya disebabkan oleh serangga vektor seperti kutu kebul (Bemisia tabaci) yang juga dapat menyerang tanaman cabai. Gejalanya berupa daun tanaman cabai yang menggulung, menguning, dan kerdil, sehingga tanaman cabai tidak bisa tumbuh optimal.

Untuk mengatasi virus kuning keriting ini, Anda dapat menggunakan benih cabai bebas virus dan memasang perangkap untuk mengurangi populasi kutu kebul. Apabila cara tersebut kurang efektif, Anda dapat menyemprotkan insektisida berbahan aktif seperti imidakloprid atau abamektin, serta mencabut tanaman yang sudah terinfeksi berat.



Cara Mencegah Penyakit Tanaman Cabai di Musim Hujan

Selain beberapa cara pengendalian di atas, Anda juga dapat mencegah penyakit tanaman cabai dengan pemupukan secara teratur menggunakan rangkaian pupuk GDM. Berikut merupakan cara mencegah penyakit tanaman cabai di musim hujan dengan menggunakan pupuk GDM.

Perendaman Benih (0 HST)

Untuk mencegah benih cabai terserang penyakit tanaman cabai di musim hujan, Anda perlu melakukan perendaman benih dengan menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan Sayur dosis 100 ml : 1 L. Artinya, Anda perlu melarutkan 100 ml pupuk ke dalam 1 liter air hingga homogen, kemudian rendam benih untuk satu hektare lahan ke dalam larutan tersebut selama 2 hingga 3 jam.

Pengolahan Tanah (-7 HST)

Tepat satu minggu sebelum menanam benih cabai, Anda harus melakukan pengolahan terlebih dahulu dengan menggunakan GDM Black BOS dosis 5 kg/Ha dan GDM SaMe dosis 150 kg/Ha. Pemupukan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi di dalam tanah yang akan ditanami benih tanaman cabai.

Mula-mula, campurkan tiap 1 gelas GDM Black BOS dengan air bersih di dalam 1 tangki, kemudian semprotkan campuran tersebut pada tanah yang masih dalam kondisi lembab/basah secara merata. Setelah mengaplikasikan GDM Black BOS, tebarkan GDM SaMe sesuai dosis secara merata di tanah yang akan ditanami benih cabai.

Pemupukan I (7 – 28 HST)

Ketika bibit cabai sudah berumur 7 – 28 hari, lakukan pemupukan dengan kembali menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan Sayur dosis 8 liter/Ha setiap 1 minggu sekali. Untuk itu, campurkan tiap 2 gelas atau 500 ml pupuk ke dalam air bersih di dalam 1 tangki dan semprotkan secara merata ke seluruh tanaman cabai.

Pemupukan II (30 HST)

Ketika tanaman cabai sudah tepat berumur 30 hari, lakukan pemupukan dengan menggunakan GDM Black BOS dosis 5 kg/Ha dan Pupuk Organik Granule GDM dosis 150 kg/Ha. Pemupukan ini bertujuan agar tanaman cabai tidak mudah terserang penyakit tular tanah sekaligus meningkatkan nutrisi di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman cabai.

Mula-mula, campurkan tiap 1 gelas GDM Black BOS dengan air bersih di dalam 1 tangki, kemudian semprotkan campuran tersebut ke sekitar akar tanaman cabai secara merata. Terakhir, tebarkan Pupuk Organik Granule GDM secara merata di sekitar perakaran tanaman cabai, kemudian lakukan pemupukan POG GDM secara rutin setiap 1 bulan sekali sesuai dosis.

Baca juga: “Pupuk Tanaman Cabai Selama Hujan, Mencegah Mudahnya Terkena Penyakit

Pemupukan III (≥ 35 HST)

Ketika bibit cabai sudah berumur kurang lebih 35 hari, lakukan pemupukan dengan kembali menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan Sayur dosis 8 liter/Ha setiap 5 minggu sekali. Untuk itu, campurkan tiap 2 gelas atau 500 ml pupuk ke dalam air bersih di dalam 1 tangki dan semprotkan secara merata ke seluruh tanaman cabai.

Dapatkan Rangkaian Produk GDM dengan Harga Spesial Sekarang Juga!

Permudah pencegahan penyakit tanaman cabai di musim hujan sekarang juga dengan menggunakan rangkaian produk GDM. Selain mudah, produk ini juga sudah terbukti efektif mencegah serangan penyakit mematikan melalui testimoni yang sudah dilakukan oleh para ahli dan konsumen GDM di seluruh dunia.



Perlu Anda ketahui bahwa semua pupuk GDM dibuat dari 100% bahan-bahan organik berkualitas tinggi yang tidak berbahaya dan tidak akan membuat tanaman cabai resisten terhadap bahan-bahan kimia. Karena dibuat dari bahan-bahan organik saja, hasil panen cabai akan memiliki kualitas yang lebih baik, baik dari segi fisik maupun rasanya.

Selain itu, tanaman cabai juga akan jauh lebih produktif sehingga kuantitas panen juga akan meningkat pesat. Dan ketika Anda melakukan rotasi tanaman, lahan akan tetap subur karena pupuk GDM dapat meningkatkan kualitas tanah dalam jangka waktu yang panjang.

Dapatkan rangkaian produk GDM untuk tanaman cabai dengan harga spesial sekarang juga hanya dengan klik tombol di bawah ini. Jika Anda masih bingung dengan cara mengatasi dan mencegah penyakit tanaman cabai di musim hujan, langsung konsultasikan masalah Anda secara GRATIS dengan tim ahli GDM hanya dengan klik tombol di bawah ini.



author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat