Pertanian

Penyakit pada Tanaman Wijen: Penyebab, Jenis, & Cara Penanggulangan

Budidaya tanaman wijen bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan di sektor pertanian. Selain teknik menanamnya cukup mudah, proses pemeliharaan dan perawatannya juga harus dilakukan secara berkala agar tanaman terhindar dari penyakit.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk mengetahui cara pengendalian yang tepat terhadap penyakit pada tanaman wijen. Supaya proses perkembangan pada tumbuhan wijen dapat menghasilkan panen dengan baik dan maksimal.

Lantas, apa saja penyakit yang bisa menyerang pada tanaman wijen? dan apa saja penyebab timbulnya dari penyakit tersebut? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasi yang ada di bawah ini, ya!

Penyebab Timbulnya Penyakit pada Tanaman Wijen

Penyakit yang menyerang tumbuhan wijen tentu tidak akan muncul secara tiba-tiba. Biasanya hal ini bisa timbul oleh 3 penyebab berikut:

Serangan Jamur

Serangan jamur bisa menjadi masalah yang cukup serius pada tumbuhan wijen. Meski persyaratan budidaya dan pengelolaan hama telah Dulur lakukan dengan baik, masalah ini bisa saja terjadi yang menyebabkan tanaman wijen terserang penyakit.

Untuk mengatasi masalah ini, pastikan Anda menanam wijen di lingkungan yang kering dan hangat. Tanaman wijen yang terserang jamur bisa terjadi jika penanaman Anda lakukan di area yang lembab dan dingin.

Serangan Bakteri

Selain beresiko terserang jamur, tanaman wijen juga bisa terserang oleh bakteri yang mematikan. Biasanya, bakteri akan masuk ke tanaman melalui angin dan percikan air hujan. 

Penyebaran penyakit akan lebih cepat jika tanaman tersebut tidak memiliki jarak tanam dan drainase yang tepat. Untuk mencegah penyakit ini, maka berikan jarak tanam yang tepat dan membersihkan lahan dari semua tanaman asing atau sudah mati.

Teknik Budidaya yang Salah

Perlu Anda ketahui teknik budidaya yang tidak tepat ternyata bisa menimbulkan serangan penyakit pada tumbuhan wijen. Misal dari persiapan tanah yang salah atau kelembaban berlebih.

Adapun kurangnya pemanfaatan pupuk juga bisa menimbulkan masalah tumbuhan menjadi berpenyakit. Maka dari itu, perhatikan juga pemeliharaan, perawatan, serta teknik budidaya yang tepat sesuai syarat tumbuh tanaman wijen.

Jenis Penyakit pada Tanaman Wijen

Setelah mengetahui apa penyebab tanaman wijen bisa terserang penyakit, Dulur juga perlu mengenali jenis-jenis dari penyakitnya tersebut. Setidaknya, terdapat 7 jenis penyakit yang muncul pada tanaman wijen.

penyakit pada tanaman wijen

Busuk Hitam

Penyakit busuk hitam terjadi karena serangan bakteri Pseudomonas sesami Malkoff. Di mana gejala yang tampak adalah luka-luka berwarna coklat dan hitam pada permukaan sehingga membuat daun gugur.

Infeksi pada batang juga bisa terjadi akibat penularan dari tangkai daun yang menyebabkan tanaman mati. Serangan busuk hitam ini bisa terjadi apabila wijen apabila curah hujan dan kelembaban yang tinggi.

Hawar Bakteri

Hawar bakteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. sesami. Gejala ini diawali dengan bercak berwarna coklat kemerahan hingga menjadi hitam.

Timbulnya bercak-bercak ini membuat permukaan daun wijen mengering dan robek. Jika Dulur biarkan, ini bisa menular ke bagian batang dan polong wijen.

Bercak Daun

Bercak daun dapat muncul karena serangan jamur Cercospora sesamicola Mohanty dan C. sesami Zimm. Gejala bercak ini muncul pada bagian tengah hingga ke area pinggiran pembuluh daun.

Adapun karakteristik daun ini berwarna abu-abu dan coklat. Dan bisa menyebar ke area seluruh permukaan daun hingga menyebabkan mati.

Busuk Buah

Busuk buah adalah penyakit yang muncul akibat serangan patogen Phytophthora sp. Patogen. Virus ini dapat menular melalui tanah yang menyebabkan bibir mengalami damping off, kemudian menyerang batang, bunga, dan buah.

Gejala ini dapat terlihat pada bagian polong memiliki warna hijau kusam yang ditumbuhi miselium halus berwarna putih dan berubah menjadi hitam. Jika polong tersebut menempel pada batang, maka batang tersebut akan terserang yang membuat tanaman menjadi layu. 

Layu

Penyakit layu bisa terjadi karena infeksi patogen seperti Phytium, Rhizoctonia solani, Fusarium spp., Phytophthora sp., dan Sclerotium rolfsii. Gejala ini timbul pada berbagai stadia bibit ataupun tanaman dewasa yang menyerang bagian akar, pangkal batang atau pembuluh kayu.

Keriting Daun

Keriting daun merupakan penyakit disebabkan oleh serangan Nicotiana virus 10 atau Tobacco leaf-curl virus yang ditularkan oleh Bemisia tabaci Gen.  Gejala ini menunjukkan daun berubah menjadi kaku, kerutan, dan tampak keriting di sekitar sisi daun.

Serangan ini dapat menyebabkan tanaman tumbuh secara abnormal dan sulit berbuah. Hal ini juga menyebabkan pembuahan pada tanaman wijen sulit berbuah dan tak jarang menimbulkan gagal panen.

Filodi

Penyakit terakhir adalah filodi yang terjadi karena mikoplasma. Gejala yang ditimbulkan dapat dilihat dari bentuk daun yang mengecil, menggerombol hingga tidak berfungsinya serbuk sari.

Ruas pada tanaman ini juga perlahan akan memendek disertai pembentukan bunga atau cabang baru. Penyakit pada tanaman ini menyebabkan penampilannya seperti bunchy top.

cta budidaya wijen (2)

Cara Pengendalian Penyakit pada Tanaman Wijen

Setelah mengetahui jenis dan penyebab munculnya berbagai penyakit tersebut, tentu perlu melakukan pengendalian yang tepat pada tanaman wijen. Masing-masing jenis penyakit tersebut memiliki cara pengendalian yang berbeda, seperti: 

pengendalian penyakit pada tanaman wijen (1)

Pengendalian Penyakit Busuk Hitam

Pada tanaman wijen yang mengalami busuk hitam, pengendalian dapat dilakukan dengan membebaskan tumbuhan wijen dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. 

Hindari menggunakan benih dari tanaman yang terserang, sebaiknya gunakan benih yang sudah dilarutkan streptomisin 250 – 500 ppm untuk mencegah penularan. benih. 

Pengendalian Penyakit Hawar Bakteri

Kemudian untuk tanaman yang terinfeksi hawar bakteri, pengendalian yang disarankan adalah dengan menumpang sarikan wijen dan tanaman jagung selama 2 tahun di lokasi yang bersih.

Jangan menggunakan biner dari tanaman yang terserang, dan harus merendam 2,5l/ kg bein untuk mencegah penularan pada biji wijen.

Pengendalian Penyakit Bercak Daun

Adapun tanaman wijen dengan bercak daun dapat Anda lakukan dengan merendamkan benih pada air panas selama 30 menit. Perendaman ini dapat Anda lakukan pada suhu 53 derajat celcius.

Pengendalian Busuk Buah

Sedangkan untuk tanaman yang mengalami busuk buah, Dulur bisa melakukan pengendalian dengan menggunakan senyawa gabungan metalaxyl + benomyl + copper chloride (6.5 + 15 + 25%). Gabungan ini merupakan kombinasi fungisida yang baik untuk mengendalikan Phytophthora sp.

Pengendalian Penyakit Layu

Kemudian pengendalian pada tanaman yang layu bisa Dulur lakukan dengan menggunakan patogen agar tumbuhan dapat bertahan hidup lebih lama di tanah.

Penggunaan Trichoderma viride TV-192 mampu mengendalikan F. oxysporum, sedangkan Gliocladium virens berpotensial untuk mengendalikan Fusarium sp. dan Phytium sp.

Pengendalian Penyakit Keriting Daun

Pengendalian penyakit keriting daun pada taman wijen dapat Anda lakukan secara kimiawi menggunakan bahan insektisida untuk pengendalian vektor virus seperti Applaud 10 WP, Folimat 500 SL, Mitac 200 EC, dan Orthene 75 SP. Sedangkan serangan Filodi, berguna untuk menekan vektor Orosius albicinctus Distant.

Gunakan Pupuk Organik GDM untuk Merawat Tanaman Wijen

Pengendalian penyakit pada tanaman wijen ini juga perlu diiringi dengan perawatan yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mencegah dari serangan virus atau bakteri.

Anda dapat menggunakan Pupuk Organik GDM spesialis Tanaman Pangan yang bisa membantu tumbuh kembangnya tanaman wijen.

Kualitas pupuk organik GDM ini juga tak perlu Anda ragukan lagi, karena produk memiliki kandungan alami yang ramah lingkungan serta teknologi tercanggih. Produk ini terbuat khusus untuk membantu meningkatkan produktivitas tanaman dan mencegahnya terserang dari berbagai penyakit.

Untuk menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan, Anda bisa melakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

  1. Siapkan 8 liter pupuk organik cair pada lahan budidaya seluas 1 hektar untuk sekali pemupukan.
  2. Larutkan pupuk organik cair ke dalam air, dengan takaran  500 ml/16 liter air. 
  3. Semprotkan larutan ke seluruh bagian tanaman, terutama pada bagian daun dan batang.
  4. Lakukan pemupukan setiap seminggu sekali sejak tanaman berumur 7 hari setelah tanam (HST).

Untuk hasil perawatan tanaman wijen yang maksimal, Anda bisa konsultasikan kebutuhan dengan menghubungi tim Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan.

Klik kolom chat WhatsApp untuk konsultasi lebih lanjut atau melakukan pemesanan produk pupuk organik untuk tanaman wijen dari GDM!

author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat