Kegiatan

Tips Budidaya Sukun, Peluang Usaha, Modal, dan Proyeksi Keuntungan

Pisang goreng, ubi bakar, atau talas kukus pasti sudah biasa dulur konsumsi. Tapi, dulur sudah pernah coba sukun goreng, sayur sukun, atau sukun kukus, belum? 

Hmm… kalau belum, segera coba deh. Rasa buah sukun sama lezatnya kok dengan buah lainnya yang biasa dulur olah. Apalagi, sukun memiliki sifat khas, yaitu saat masih muda rasanya sedikit gurih, tapi bila sudah matang dan tua, rasanya menjadi cenderung manis.

Sukun memang salah satu buah yang cukup mudah kita temukan di Indonesia. Banyak orang menanam pohon sukun di pekarangan rumah untuk dikonsumsi saat sudah berbuah.

Tapi, tahukah dulur kalau sukun juga merupakan komoditas pertanian yang memiliki peluang usaha cukup besar? Selain dikonsumsi untuk pribadi, pohon sukun bisa dimanfaatkan menjadi berbagai penganan, cemilan, obat, diolah menjadi tepung, bahkan perabotan rumah tangga.

Penasaran kan? Makanya, kalau dulur sedang mencari-cari info peluang usaha di bidang perkebunan, tapi ingin yang anti-mainstream, simak artikel ini sampai beres, ya!

Kami akan mengupas tuntas mulai dari peluang usaha, cara budidaya, berapa modal yang dibutuhkan, sampai proyeksi keuntungan yang bisa dulur dapatkan dari kegiatan budidaya sukun ini.

Pengenalan Buah Sukun

Walaupun dulur pasti sudah tahu buah sukun ini, kami akan membahas sedikit agar dulur dapat informasi tambahan ya. 

Jadi, seperti dulur ketahui, sukun ini adalah buah yang berbentuk bulat dengan daging yang empuk. Berbeda dengan buah lain yang terdapat biji di dalam dagingnya, sukun tak memiliki biji. 

Fungsi Ekologis dan Ekonomis Sukun

Selain lezat untuk dimakan, sukun juga memiliki dua fungsi utama nih dulur, yaitu fungsi ekologis dan fungsi ekonomis.

Fungsi Ekologis

Yang dimaksud dengan fungsi ekologis adalah peran pohon sukun dalam ikut menjaga keseimbangan ekosistem alam. Dalam hal ini, pohon sukun sangat berguna lho, untuk ikut mencegah banjir dan longsor.

Hal ini karena akar pohon sukun yang lebarnya bisa mencapai 20 meter itu bisa ikut mencegah tanah bergerak. Selain itu, akarnya pun bisa menyerap banyak air. Nah, hal ini tentu bisa menjadi solusi saat musim kemarau dan musim hujan. 

Saat musim kemarau, daerah di sekitar pohon sukun tidak akan kekurangan air. Sedangkan saat musim hujan, akar tersebut akan mampu mencegah terjadi banjir.

Fungsi Ekonomis

Walaupun buah sukun sudah lama banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, tapi generasi muda mungkin belum terlalu banyak yang mengenal buah yang satu ini. Padahal, sukun sangat bisa menjadi sumber makanan utama yang sangat potensial lho!

Orang Indonesia yang tak bisa lepas dari nasi sebagai sumber karbohidrat, mungkin bisa mempertimbangkan sukun sebagai alternatif. 

Jadi, saat terjadi kelangkaan beras karena gagal panen, misalnya, masyarakat tak akan kelaparan apabila tersedia sukun yang juga lezat dikonsumsi.

Selain itu, bila selama ini yang sering dijadikan cemilan saat santai adalah jajanan seperti bakwan, pisang goreng, atau tahu isi, maka masyarakat Indonesia bisa mulai menjadikan sukun kukus sebagai cemilan juga. Selain rasanya lezat, juga lebih menyehatkan dan hemat minyak goreng.

Peluang Usaha Sukun

Budidaya sukun bukan hanya bermanfaat bagi dulur pribadi saja, tapi bisa jadi peluang usaha yang sangat menguntungkan.

Hal ini karena bukan hanya buahnya saja yang bisa dikonsumsi, tapi juga bagian-bagian dari tanaman sukun pun bisa diolah dan dijual.

Sebagai contoh, jika dulur melakukan budidaya sukun, selain buah segarnya bisa dikonsumsi dan dijual, dulur bisa juga mengolah buahnya menjadi keripik, tepung, digoreng, dikukus, bahkan menjadi kue bolu.

Selain itu, daun pohon sukun bisa dikeringkan lalu dibuat menjadi teh yang berkhasiat untuk mencegah penyakit ginjal dan jantung. Jadi, baik akan dijual mentah atau diolah terlebih dahulu, budidaya sukun memiliki peluang usaha yang sangat menjanjikan.

Syarat Tumbuh Tanaman Sukun

Nah, bila dulur tertarik untuk budidaya sukun, ada beberapa syarat tumbuh tanaman sukun yang harus dulur perhatikan.

Ketinggian Tempat

Salah satu kemudahan yang akan dulur rasakan saat akan menanam sukun adalah kemampuannya tumbuh, baik di dataran rendah maupun tinggi. 

Ini artinya, baik dulur tinggal di daerah yang dekat dengan pantai maupun di pegunungan, sukun relatif bisa tumbuh dengan baik.

Meskipun begitu, sukun membutuhkan pH tanah sebesar 6-7 dan curah hujan 1000-2000 mm per tahunnya.

Kelembaban

Kenapa sih tingkat kelembaban itu penting bagi pertumbuhan tanaman? Hal ini karena setiap tanaman membutuhkan tingkat kelembaban tertentu agar bisa tumbuh dengan baik. Pada umumnya, tingkat kelembaban yang optimum untuk tumbuhan adalah 70-90%. 

Proses penguapan air dari tubuh tumbuhan yang dikenal dengan proses transpirasi, juga sangat dipengaruhi oleh kelembaban. 

Jika tumbuhan berada di lingkungan yang memiliki tingkat kelembaban rendah, maka tanaman akan sulit melakukan proses fotosintesis karena kekurangan air.

Begitu pula sebaliknya, jika tingkat kelembaban lingkungan terlalu tinggi, kesehatan tanaman juga bisa terganggu karena mudahnya jamur dan bakteri berkembang.

Iklim

Selain tingkat kelembaban, suhu juga sangat berpengaruh lho pada pertumbuhan tanaman. Sukun sendiri sangat menyukai lingkungan yang memiliki curah hujan antara 2.000-3000 mm per tahunnya.

Suhu

Rata-rata suhu yang dibutuhkan tanaman sukun agar dapat tumbuh optimal adalah di kisaran 20-30 derajat celcius.

Tingkat pH tanah dan cara mengukurnya

Pohon sukun membutuhkan tanah yang memiliki pH 6-7. Bagi dulu yang belum mengetahui cara mengukur pH tanah, gampang saja kok. Dulur bisa menggunakan alat pH meter atau kertas lakmus. 

Karena kertas lakmus harganya jauh lebih terjangkau, maka banyak pekebun dan petani yang menggunakan metode ini. 

Caranya adalah, ambil segenggam tanah, lalu masukkan ke dalam gelas plastik dan campur dengan air. Kocok air dengan tanah tadi, dan biarkan hingga tanah mengendap.

Setelah itu, ambil 1`strip kertas lakmus, celupkan ke dalam air tanah. Perhatikan perubahan warna pada kertas lakmus.

Awalnya, sebelum dicelupkan, kertas lakmus memiliki 4 warna asli, yaitu kuning, hijau muda, kuning pucat, dan hijau keabu-abuan. Nah, setelah dicelupkan, lihat perubahan warna pada lakmus dan cocokkan pada tabel warna yang terdapat pada kemasannya.

Itulah cara mudah dan murah untuk mengetes tingkat keasaman atau pH tanah sebelum bercocok tanam.

Media dan jarak tanam pohon sukun

Pada dasarnya, pohon sukun bisa beradaptasi dengan berbagai macam jenis tanah, bahkan tanah berkapur atau rawa sekalipun. Meskipun begitu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tanamlah sukun pada jenis tanah alluvial. 

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang pembentukannya berasal dari endapan lumpur sungai di dataran rendah. Tapi pastikan tanah alluvialnya mengandung banyak humus ya, agar pohon sukun dulur mendapatkan banyak nutrisi.

Teknik Budidaya Tanaman Sukun

merawat tanaman budidaya sukun (1)

Nah, berikut adalah langkah-langkah budidaya tanaman sukun yang bisa dulur ikuti.

Persiapan Bibit

Sama seperti budidaya tanaman lainnya, pemilihan bibit merupakan faktor yang sangat penting. Karena sukun tidak memiliki biji, maka bibit dapat diambil dengan teknik stek akar.

  1. Pilihlah pohon induk yang sehat dan memiliki buah berkualitas bagus. Dulur bisa memilih akar yang menjalar dekat dengan permukaan tanah dan berdiameter antara 1-3 cm.
  2. Potong akar sepanjang 10-15 cm
  3. Campurkan air dengan zat pengatur tumbuh atau ZPT. Dulu bisa memilih 6 ZPT yang biasa digunakan di budidaya tanaman, yaitu: Auksin, Giberelin, Sitokinin, Asam Absisat, Retardan, dan Etilen.
  4. Cuci akar yang telah dipotong dengan larutan air dan ZPT tadi.
  5. Tanam stek pucuk ke dalam media tanam pasir, lalu tutup bedengan dengan sungkup plastik, agar tanaman tetap memiliki tingkat kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan.
  6. Setelah bibit berusia 3 bulan, pindahkan bibit ke media tanah yang telah dulur campur dengan pupuk kompos, dengan perbandingan 3:1.
  7. Lindungi dari sinar matahari langsung dengan menggunakan paranet. Pada tahap ini, bibit membutuhkan hanya 50% intensitas cahaya.
  8. Semai bibit hingga berusia 6 bulan dan siap untuk ditanam.

Oh ya, apabila dulur ingin mendapatkan bibit yang praktis dan tidak perlu melakukan stek sendiri, dulur dapat membelinya di toko tani terpercaya, dan jangan lupa untuk memilih yang sudah bersertifikat ya.

Persiapan Lahan

Dalam persiapan lahan, dulur perlu melewati beberapa tahap berikut ini:

Pengolahan Tanah

Sebelum bibit semaian dipindahkan ke lahan, dulur wajib mengolah lahan agar siap untuk menjadi tempat tinggal yang sehat bagi sukun.

Nah, sebelumnya, pastikan dulu luas lahan cukup untuk menampung bibit semai sukun. Perlu diingat bahwa pohon sukun membutuhkan jarak tanam 12-15 meter. Artinya, jika dulur ingin menanam banyak bibit, maka lahan yang dipersiapkan pun harus luas. 

Bersihkan lahan dari segala rumput liar dan gulma yang mengganggu. Selain itu, sebaiknya lahan juga bebas dari bebatuan. 

Dulur bisa menggemburkan lahan dengan mencangkulnya, lalu campur tanah bagian atas dengan pupuk agar unsur haranya semakin kaya. Lakukan tahap persiapan ini minimal 3 minggu sebelum penanaman.

Pembuatan Lubang Tanam

Bibit sukun memerlukan ukuran lubang tanam yang cukup besar, yaitu panjang 75cm, lebar 75cm, dan tinggi 75cm. Jarak antar tanaman, seperti yang sempat kita bahas di atas tadi, harus berukuran antara 12-5 meter.

Agar lebih mudah, sebelum membuat lubang tanam, ukur dan tandai dulu dengan menggunakan pasak bambu.

Cara Menanam Sukun

Pindahkan bibit hasil semai yang telah berusia 6 bulan ke dalam lubang tanam. Setelah itu, lindungi bibit dengan menggunakan daun kelapa atau daun yang lebar agar tidak langsung terkena sinar matahari.

Karena sukun memerlukan air yang cukup banyak, maka sebaiknya penanaman dulur lakukan saat musim hujan. Dan saat musim kemarau tiba, jangan lupa untuk melakukan penyiraman secara teratur agar tanaman sukun tidak menjadi kering.

Perawatan dan Pemeliharaan

Biasanya, jika pohon sukun memiliki daun yang terlalu rimbun, dulur perlu melakukan pemangkasan. Hal ini agar tidak ada bagian pohon yang terhalang mendapat asupan sinar matahari. Dulur juga bisa memangkas cabang pohon agar muncul banyak tunas pada pohon sukun dulur. 

Selain itu, penting untuk dilakukan pemupukan agar pohon sukun terus mendapatkan asupan yang bergizi. Biasanya, pemupukan dulur lakukan 3 bulan sekali. Tapi, saat sukun sudah berbuah, intensitasnya bisa dulur kurangi menjadi setahun 2 kali saja. 

Pengendalian Hama dan Penyakit

pengendalian hama dan penyakit sukun (1)

Sama seperti budidaya tanaman lainnya, dulur harus waspada terhadap serangan hama dan penyakit. Biasanya pohon sukun mudah terserang hama kalong, belalang, bekicot, dan kumbang. Cara mengatasi serangan hama bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida. 

Sedangkan untuk serangan penyakit, biasanya pohon sukun rentan terkena buah yang busuk, atau daun kering yang disebabkan oleh jamur. Cara penanganannya juga hampir mirip dengan hama, yaitu dilakukan penyemprotan fungisida dan pembungkusan buah saat masih berusia muda.

Panen

Tanaman sukun yang ditanam dan langsung terkena sinar matahari memiliki masa panen jauh lebih cepat dibandingkan dengan sukun yang tertutupi pohon lebat.

Misalkan, dulur menanam sukun di lahan terbuka, maka dulur sudah bisa memanen buahnya saat pohon berusia 4 tahun. 

Sedangkan apabila dulur menanam pohon dan terhalangi oleh pepohonan lebat sehingga ada bagian yang terhalang sinar matahari, maka dulu baru bisa memanen buahnya saat berusia 7 tahun.

Pupuk Organik agar Sukun Cepat Besar

Nah, dari tadi kita sudah membahas pentingnya menggunakan pupuk sebagai bagian dari pemeliharaan pohon sukun. Walaupun, mulai dari pengolahan lahan sebelum dilakukan penanaman pun, keberadaan pupuk sudah dibutuhkan. 

Agar pohon sukun memiliki ketahanan tubuh yang tinggi dan tahan terhadap segala macam penyakit, maka dulur bisa menggunakan Pupuk Organik Cair Spesialias Tanaman Pangan. Pupuk jenis ini bisa menguatkan akar dan mempercepat perkembangan pohon.

Selain itu, Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan ini juga bisa membuat produktivitas tanaman meningkat yang pastinya akan berpengaruh pada hasil panen nanti.

Dulur juga tak usah khawatir dengan bahan-bahan pupuk ini. Sesuai dengan namanya, GDM Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan terbuat dari bahan-bahan organik pilihan yang sama sekali tak berbahaya bagi tanaman dan manusia. 

Dulur bisa memberikan Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan dengan dosis 8 liter per 10 hari sekali.

Modal Yang Dibutuhkan untuk Budidaya Sukun

Apakah butuh biaya besar untuk memulai budidaya sukun? Tidak kok. Tentunya hal ini juga tergantung, dulur ingin mulai budidaya dengan skala apa. Kalau dulur ingin mulai dengan menanam 1 bibit, tentu biayanya ringan daripada langsung menanam 1000 bibit.

Nah, untuk memudahkan perhitungan modal, berikut kami jabarkan apa saja kebutuhan budidaya dan kisaran biaya yang harus dulur keluarkan untuk 10 bibit sukun. 

Untuk menanam 1 bibit tanaman sukun, dulur bisa melakukannya di pekarangan. tetapi untuk menanam 10 bibit sukun, dulur membutuhkan lahan minimal 2000 meter persegi. Alasannya? Ingat kan penjelasan kami di atas, bahwa jarak tanam antar pohon sukun minimal 12-15 meter. 

Bila dulur belum memiliki lahan yang besar, maka dulur bisa memulai dengan 1 atau 2 bibit terlebih dahulu. Intinya adalah, jangan merasa terpaksa harus mulai budidaya sukun dalam jumlah besar. Lakukan semampu dulur saja dulu ya.

Berikut adalah perkiraan kisaran besarnya modal yang dibutuhkan untuk budidaya dengan menggunakan 10 bibit sukun, dengan asumsi dulur telah memiliki lahan yang dibutuhkan, dan semua pekerjaan dilakukan oleh dulur sendiri alias tanpa ada pegawai yang membantu.

Jika dulur memiliki karyawan, tentu gaji karyawan harus dulur masukkan ke dalam biaya operasional, ya.

Modal awal:

Harga bibit sukun :  Rp 25.000,- x 10 = Rp 250.000,-

Harga pupuk :  Rp 150.000,- x 5 = Rp 750.000,-

Alat sprayer tanaman :  Rp   60.000,- x 1 = Rp   60.000,-

ZPT Powder :  Rp 150.000,- x 1 = Rp 150.000,-

Selang air :  Rp 7.000,-   x 100 m = Rp 700.000,-

Cangkul :  Rp 40.000,- x 1 = Rp   40.000,-

Paranet :  Rp 110.000 x 1 = Rp 110.000,-

Plastik sungkup :  Rp 40.000,- x 2 roll = Rp   80.000,-

Pasak kayu :  Rp 9.000,- x 10 = Rp   90.000,-

Biaya lainnya = Rp  730.000,-

Total Modal Awal = Rp 3.000.000,-

Proyeksi Keuntungan Budidaya Sukun

Nah, setelah 4 tahun, dulur sudah bisa panen buah sukun untuk pertama kalinya. Berikut ini adalah proyeksi keuntungan dari 10 pohon sukun yang dulur miliki. Rata-rata pohon sukun bisa menghasilkan 50-100 buah sekali panen.

Jika kita ambil rata-rata per pohon menghasilkan 75 buah per panen, dengan harga jual Rp 20.000,-/buah, maka pendapatan setiap panen adalah:

75 buah x Rp 20.000 x 10 pohon = Rp 15.000.000,- 

Keuntungan: Rp 15.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 12.000.000,-

Artinya, di panen pertama saja dulur sudah bisa balik modal (BEP) dan mengantongi keuntungan sekitar 12 juta rupiah. Luar biasa bukan? Apalagi, dulur bisa panen sukun dua kali dalam setahun, maka keuntungan bersih per tahun bisa mencapai 24 juta rupiah.

Apalagi, dengan umur sukun yang panjang, dulur hanya tinggal merawat pohon sukun saja tanpa perlu menanam ulang.

Selain itu, daun sukun juga bisa dijual dengan harga Rp 15.000,- per kilogram-nya. Biasanya, orang membutuhkan untuk dijadikan teh dan sebagai obat. 

Dulur juga bisa menjual potongan akar atau pucuk untuk dijadikan stek dan bibit. Kalau dulur bisa memaksimalkan penjualan buah, daun, dan akar sukun, maka tentu penghasilan yang bisa dulur dapatkan dari 1 pohon sukun saja akan menjadi besar.

Penggunaan Pupuk Organik untuk Tanaman Sukun

Oh ya, perlu dulur ingat bahwa proyeksi di atas adalah rata-rata saja. Jadi, bila dulur memelihara sukun dan rutin memberikan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sesuai dengan anjuran dosis yang tepat, bukan tak mungkin hasil panen dulur akan semakin banyak dan berkualitas bagus.

Hal tersebut juga akan berpengaruh pada besaran keuntungan yang dulur peroleh.

Nah, bagaimana dulur, budidaya sukun itu benar-benar mudah, murah, dan menguntungkan bukan? Jadi, jika sekarang dulur memiliki lahan kosong di pekarangan, dulur bisa memanfaatkannya untuk menanam sukun. 

Walaupun dulur belum punya modal terlalu besar pun, dulur bisa mulai dengan menanam 1 bibit. Jika sudah bisa dipanen, hasilnya bisa dulur jadikan modal usaha budidaya sukun yang lebih besar. Selamat mencoba dan semoga sukses ya!

author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat