Kegiatan

Anti Gagal, Begini Cara Menanam Daun Mint dalam Pot yang Tepat

Halo dulur GDM, berjumpa lagi dalam artikel penuh informasi yang pastinya berguna bagi dulur sekalian. Nah, kali ini, kami mau membagikan informasi penting, terutama buat dulur yang ingin memanfaatkan sudut ruangan atau halaman yang tidak terlalu luas, tapi tak ingin dibiarkan kosong.

Kalau dulur ingin menanam tumbuhan yang bentuknya mungil, tak memakan banyak tempat, tapi punya banyak manfaat, berarti sudah pas nih kalau dulur memilih daun mint sebagai tanaman andalan.

Kami akan bahas tuntas mulai dari varietas apa saja yang bisa dulur pilih, sampai cara menanam daun mint dalam pot. Makanya, baca artikel ini sampai tuntas ya!

Tentang Daun Mint

Jadi,  mint adalah tanaman yang memiliki aroma khas. Dulur mungkin sangat familiar dengan aromanya yang menyegarkan dan banyak ditemui di produk-produk minuman, pasta gigi, sampai es krim. Daun mint juga sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan olahan cemilan. 

Uniknya, walaupun selama ini kita hanya menyebutnya dengan nama “daun mint” saja, tetapi sebenarnya daun mint memiliki jenis yang sangat banyak, bahkan hingga ratusan.

Meskipun begitu, hanya beberapa varietas saja yang sering dibudidayakan orang, termasuk di Indonesia. Oh ya, daun mint ini sangat populer di mana-mana karena cenderung sangat mudah tumbuh di berbagai iklim. 

Jenis Varietas Daun Mint

Nah, seperti yang sempat kami singgung di atas, mint memiliki banyak jenisnya. Tetapi, ada beberapa yang menjadi primadona dan paling banyak masyarakat budidayakan. Jadi, bila dulur ingin berbudidaya daun mint, coba pilih di antara varietas berikut ini ya!

Peppermint

Di antara daun mint lainnya, mungkin inilah jenis yang paling banyak dikenal dan menjadi favorit. Peppermint memiliki ciri bunga yang berwarna merah muda dan daun dengan warna hijau tua dan bentuknya bergerigi. 

Dulur pasti sering menemukan peppermint menjadi hiasan minuman atau garnish makanan. Tetapi, tak jarang juga peppermint dijadikan sebagai aroma pengharum ruangan karena wanginya yang menenangkan. 

Selain itu, peppermint juga sering digunakan sebagai bahan campuran odol, obat, hingga es krim.

Peppermint sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu peppermint hitam dan putih. Jika dulur pernah menggunakan minyak peppermint, biasanya produk itu terbuat dari peppermint hitam karena memang kandungan minyaknya lebih banyak. Sedangkan peppermint putih punya rasa dan aroma yang jauh lebih lembut.

Chocolate mint

Jenis daun mint yang kedua adalah chocolate mint. Aromanya yang mirip dengan cokelat inilah yang menyebabkan diberi nama chocolate mint.

Meskipun begitu, daunnya tidak berwarna coklat kok, melainkan hijau tua. Chocolate mint biasanya digunakan untuk penambah aroma minuman, makanan, dan dessert.

Spearmint

Nah, bagi Anda yang sering menemukan aroma mint pada kosmetik dan obat-obatan, besar kemungkinan dulur sedang mencium aroma spearmint. 

Jenis varietas ini memang termasuk salah satu yang paling sering dibudidayakan karena permintaannya yang sangat tinggi, terutama di industri farmasi.

Bentuk dan warnanya agak sedikit berbeda dengan jenis daun mint lainnya. Sesuai dengan namanya, “spear” yang berarti tombak, spearmint memiliki ujung daun yang berbentuk runcing dan warna hijau cerah. Spearmint juga memiliki ukuran yang lebih panjang dan lancip daripada tanaman peppermint.

Spearmint juga paling senang tinggal di tanah yang lembab dan genbur, dengan pH tanah antara 6,5-7. 

Apple Mint

Daun apple mint adalah jenis daun mint yang juga sering digunakan sebagai bahan kuliner, obat, dan aromaterapi. Salah satu ciri apple mint adalah daun yang sangat harum dan batang yang memiliki bulu-bulu halus, serta daun bergerigi.

Pineapple Mint

Daun mint selanjutnya adalah pineapple mint. Meskipun sama sekali tak mirip dengan buah nanas, tapi pineapple mint ini memiliki bentuk yang sangat cantik. 

Daunnya terdiri dari 2 warna, yaitu hijau dan krem. Bagian tengahnya yang lebar berwarna hijau, dan pinggirnya berwarna krem. Cantik sekali. 

Oleh karena itu, tak heran kalau banyak yang membudidayakan pineapple mint untuk menghiasi pekarangannya. Pineapple mint juga sering digunakan banyak orang untuk menutupi lapisan permukaan tanah agar terlihat lebih indah.

Meskipun begitu, sama seperti jenis daun mint lainnya, pineapple mint juga sering dijadikan hiasan makanan dan campuran pada minuman.

Pennyroyal

Daun mint pennyroyal memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan jenis-jenis daun mint lainnya. Pennyroyal memiliki daun yang lebih lancip, dan di sekelilingnya terdapat bunga-bunga kecil berwarna ungu. Kadang, orang awam salah mengiranya sebagai bunga lavender. 

Meskipun begitu, tapi kegunaannya sama kok. Pennyroyal juga sering digunakan sebagai bahan masakan dan minuman, juga sebagai obat herbal karena mint pennyroyal mampu meredakan perut kembung dan kram menstruasi.

Hal yang Harus Diperhatikan saat Akan Menanam dan Merawat Tanaman Daun Mint

proses penanaman daun mint

Ada beberapa hal yang harus dulur perhatikan saat menanam dan perawat tanaman daun mint, yaitu tanaman ini sangat membutuhkan drainase yang baik. Nah, untuk lebih jelasnya, mari kita lihat aspek-aspek penting dalam pemeliharaan daun mint:

Sinar Matahari

Sinar matahari sangat baik untuk pertumbuhan tanaman, termasuk mint. Tetapi, ada baiknya jika daun mint yang sering terkena teriknya sinar matahari banyak disiram air agar tidak menjadi kering.

Kondisi Tanah

Kondisi tanah yang dibutuhkan oleh daun mint adalah tanah subur dan berdrainase baik. Itu artinya, walaupun daun mint sering dulur siram air, pastikan jangan sampai ada air tergenang ya, karena itu akan membuat akar dan batang tanaman mint menjadi cepat busuk.

Mint juga membutuhkan tanah yang memiliki tingkat keasaman netral, yaitu sekitar pH 6,5-7. 

Air

Mint membutuhkan tanah yang lembab agar dapat tumbuh dengan baik. Jika dulur melihat daun mint terlihat layu, itu berarti kondisi tanahnya kurang lembap dan perlu segera Anda beri air. 

Tapi ingat,jangan berlebihan menyiramnya ya, karena tanaman mint tak suka bisa akar dan batangnya sampai terendam air.

Penyiraman yang baik dapat dulur lakukan pada saat pagi hari, saat matahari belum terlalu terik, agar tak terjadi penguapan.

Suhu

Tanaman daun mint termasuk jenis tanaman yang mampu hidup dan beradaptasi pada berbagai jenis suh, baik dingin maupun panas.

Pemberian Pupuk

Pemberian pupuk merupakan salah satu aspek penting yang harus dulur perhatikan saat menanam daun mint dalam pot. 

Sebab, media tanam yang terbatas berarti unsur hara dalam tanah harus terpenuhi dan dapat terserap dengan baik oleh tanaman daun mint.

Cara Menanam Daun Mint dalam Pot

Berikut adalah cara menanam daun mint dalam pot yang bisa dulur ikuti di rumah, simak ya.

cara menanam daun mint

Persiapan Media Tanam

Langkah pertama adalah menyiapkan media tanam. Nah, untuk media tanam, bila dulu tak memiliki tanah di pekarangan yang bisa diambil, dulur bisa membeli tanah gembur yang sudah siap di toko pertanian. 

Biasanya tanah seperti itu dijual per karung yang berisi 15 kg, dengan rentang harga Rp 10.000 -Rp 15.000. Cukup murah bukan?

Secara umum, mint menyukai tanah yang lembap dan memiliki tingkat keasaman netral, yaitu pH 6,5-7. 

Oh ya, sebelum memasukkan tanah ke dalam pot atau polybag, olah terlebih dahulu dengan mencampurnya bersama dua jenis pupuk andalan GDM yaitu Black BOS dan pupuk GDM SaMe Granule Bio Organik, agar unsur-unsur hara yang dibutuhkan daun mint dapat terpenuhi. 

Pupuk GDM Black Bos adalah pupuk yang berbentuk pasta dan mengandung bakteri premium yang sangat tumbuhan mint butuhkan. 

Dengan kandungan tersebut, maka kualitas tanah yang menjadi media tanam daun mint dalam pot akan meningkat dan bisa mencegah akar mint terkena pembusukkan.

Sedangkan pupuk GDM SaMe Granule Bio Organik adalah pupuk yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperkaya unsur hara tanah, sehingga tanaman daun mint bisa menyerap zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimal.

Persiapan Bibit

Menyiapkan bibit daun mint sebenarnya sangat mudah lho! Dulur tentu bisa membeli bibit daun mint yang sudah siap tanam, dengan harga Rp 3.000-Rp 5.000 saja. Murah bukan?

Tapi, kalau dulur sudah memiliki tanaman induk yang ingin dulur perbanyak, bisa juga  dulur tinggal memetik dari batang mint yang sudah ada. Lalu tancapkan ke rockwool yang sudah dulur rendam air, dan taruh di dalam gelas plastik. 

Setelah seminggu, biasanya akar baru akan muncul dan keluar dari pinggir rockwool. Tunggu hingga beberapa hari agar akar-akar menjadi lebih kuat dan memanjang sebelum pemindahan di media tanam.

Proses Penanaman Daun Mint

Proses menanam daun mint ke dalam pot sebenarnya sangat mudah. Yuk, ikuti cara-caranya. 

Cara memilih pot

Pertama, tentu dulur perlu memilih pot yang akan dulur gunakan nantinya. Dulur bisa menggunakan pot ataupun polybag. Meskipun harga polybag jauh lebih murah dari pot, tetapi jika dulur ingin menghadirkan unsur estetik, maka pot tentu menjadi pilihan yang lebih bijak.

Pilih juga ukuran sedang untuk pot atau polybag, kira-kira 15-20 cm. Jangan lupa untuk memilih pot dan polybag yang memiliki lubang untuk drainase air. Ingat, tanaman daun mint tak suka bisa akarnya tergenang air.

Memindahkan bibit ke dalam pot

Setelah dulur memilih pot atau polybag, siapkan media tanam yang sudah dulur campur dengan pupuk GDM Black Bos dan SaMe Granule Bio Organik. 

Lalu, masukkan ke dalam pot hingga ¾-nya. Jangan memasukkan tanah terlalu penuh ya. Setelah itu, biarkan hingga 5 hari.

Setelah 5 hari, pindahkan bibit yang sudah dulur siapkan ke dalam pot. Jika saat pembibitan dulur menggunakan rockwool, tidak perlu melepasnya, dan dulur bisa langsung menaruh bibit beserta rockwool ke dalam tanah.

Cara Merawat dan Memelihara Tanaman Daun Mint

Walaupun tanaman daun mint tak membutuhkan perawatan yang terlalu rumit, tetapi dulur tetap haru melakukan beberapa pemeliharaan mendasar agar mint tumbuh dengan baik dan daunnya lebat.

pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mint

Penyiraman

Karena tanaman mint senang pada tanah kondisi tanah yang lembab, maka lakukan penyiraman rutin setiap pagi. 

Satu hal yang perlu dulur ingat adalah, jangan sampai tanaman mint tergenang air, ya. Oleh karena itu, jangan lupa untuk melubangi polybag dan pot agar tak ada genangan air yang bisa menyebabkan akar menjadi busuk.

Penyiangan

Walaupun menanam di dalam pot, bukan berarti tanaman mint bisa bebas dari gulma atau rumput liar, terutama bila pot dulur letakkan di halaman luar. 

Jadi, bersihkan dan cabut rumput-rumput liar dari dalam pot secara rutin, misalnya seminggu atau 2 minggu sekali agar pertumbuhan daun mint tak terganggu.

Saat sedang melakukan penyiangan, dulur juga bisa sekalian mengecek apakah ada tanaman mint yang kondisinya berubah atau tidak. Misalnya, apakah ada daun yang berlubang atau pinggir daun yang sobek-sobek.

Hal ini penting, karena bisa jadi tanaman daun mint milik dulur sedang terserang hama yang mengganggu. 

Penyulaman

Proses penyulaman adalah penggantian tanaman yang rusak, tidak sehat, atau mati. Nah, dulur bisa melakukan tahap yang satu ini saat melihat ada di antara tanaman mint yang terlihat layu atau batang dan akarnya busuk. Agar tidak terlambat, buatlah catatan perkembangan dan keadaan tanaman mint setiap harinya.

Dengan begitu, dulur bisa cepat mendeteksi jika ada perubahan pada tanaman mint, misalnya kondisi yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba daun menjadi layu atau banyak batang yang patah

Pemupukan 

Walaupun sebelum menanam daun mint, media tanamnya sudah diolah bersama pupuk GDM Black Bos dan SaMe Granule Bio Organik, tetapi dulur tetap harus melakukan pemupukan juga pada tanaman daun mint. Nah, kali ini, dulur bisa menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan

Ini adalah adalah pupuk organik cair yang seluruhnya terbuat dari bahan-bahan organik, sehingga aman untuk tanaman mint. 

Pemupukan dengan Pupuk Organik Cair GDM Tanaman Pangan bertujuan untuk memberikan nutrisi terbaik pada tanaman daun mint dalam pot dulur.

Pemberian pupuk ini harus dapat dulur lakukan sebanyak seminggu sekali. Jadi, jangan lupakan tahap yang satu ini ya. 

Pengendalian Hama dan Penyakit

Selain gulma, ada beberapa jenis hama dan penyakit yang juga bisa mengganggu pertumbuhan daun mint, bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Biasanya, hama yang sering menyerang daun mint adalah tungau dan ulat, dan daun mint adalah bagian yang rentan sekali terkena serangan tersebut. 

Jadi, bila dulur melihat ada lubang-lubang pada daun mint, itu artinya tanaman sedang terserang ulat dan tungau. Cara mengatasinya, gunakan insektisida nabati atau sintetis untuk mengusir hama.

Sedangkan untuk penyakit, biasanya batang dan akar busuk yang muncul karena adanya kandungan air terlalu banyak di sekitar media tanam. 

Oleh karena itu, tak akan bosan kami informasikan pada dulur, jangan biarkan ada genangan air di sekitar tanaman agar tanaman terhindar dari penyakit batang busuk. 

Pemanenan Daun Mint

proses panen daun mint

Setelah berbulan-bulan memelihara tanaman mint, akhirnya dulur pun bisa memanen untuk pertama kalinya. Tanaman daun mint dalam pot bisa dipanen setelah berusia 4 bulan, dan panjang batang minimal 15-20 cm. 

Sebaiknya, panenlah saat pagi hari, utamanya di jam 8-10 pagi. Cara memanennya pun mudah. Dulur tinggal memetik daunnya, lalu bisa dulur gunakan atau jual.

Dalam setahun, pemanenan bisa dulur lakukan 2-3 kali. Jangan memanen lebih dari sepertiga tanaman ya, karena hal ini berpotensi melemahkan batang tanaman.

Oh ya, sebagai informasi, daun mint yang dikeringkan bisa dijual dengan harga Rp 40.000 – Rp 50.000 per 100 gram. Sedangkan yang masih segar harga jualnya sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000 per 100 gram

Bagaimana, mudah bukan menanam daun mint di dalam pot? Jadi, walaupun dulur tak memiliki halaman yang luas sekalipun, dulur masih bisa menanam tanaman mint dalam pot dan menghasilkan daun-daun mint berkualitas tinggi. Selamat bercocok tanam!

author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat