Perkebunan

4 Cara Membedakan Sawit Jantan dan Betina dengan Tepat

cara membedakan sawit jantan dan betina

Keunikan pohon kelapa sawit adalah terdapat dua jenis bunga yang penanamannya dapat menghasilkan panen berbeda. Untuk memaksimalkan proses perkembangan budidayanya, Anda perlu mengetahui cara membedakan sawit jantan dan betina.

Secara umum, cara membedakan sawit jantan dan betina yaitu dengan melihat ujung daun pada bibit pohon. Apabila terdapat sulur maka termasuk jenis betina dan sebaliknya adalah jantan.

Untuk memastikan jenis bunga pohon sawit yang dibudidayakan, Anda perlu melakukan pengecekan lebih lanjut di beberapa bagian tanaman. Lalu, bagaimana cara membedakan sawit jantan dan betina? Temukan jawabannya di artikel ini.

Kenapa Harus Membedakan Sawit Jantan dan Betina?

Kelapa sawit adalah tanaman yang dapat menghasilkan keuntungan besar sebab fungsinya yang beragam. Permintaan pasar untuk tumbuhan ini biasanya muncul dari industri pangan, khususnya perusahaan minyak masak.

Sebagai langkah optimalisasi perkebunan kelapa sawit, kemampuan paling dasar dan penting yang perlu dimiliki oleh petani adalah cara membedakan kelapa sawit jantan dan betina.

Keahlian dalam mengenali jenis kelapa sawit akan berdampak besar pada proses pemeliharaan dan perkembangan budidaya di masa depan. Hal ini disebabkan, kedua varietas ini memiliki kemampuan berbeda dalam menghasilkan minyak.

Jika Anda salah memilih jenis kelapa sawit yang akan ditanam maka kemungkinan buruknya adalah tidak bisa menghasilkan minyak. Oleh sebab itu, sebelum menanam bibit, pastikan untuk melakukan rangkaian cara membedakan sawit jantan dan betina. 



4 Cara Membedakan Sawit Jantan dan Betina

Cara membedakan sawit jantan dan betina yang paling mudah adalah dengan memperhatikan beberapa bagian tumbuhan seperti batang, pokok bunga dan bentuk daun. Selain itu, ada tahapan lain yang bisa dimulai dari pemilihan bibit.

Berbicara mengenai cara membedakan sawit jantan dan betina pada bibit, proses ini cenderung membutuhkan pengamatan yang lebih detail. Lalu, bagaimana tahapannya? Simak informasi berikut ini.

Melihat Ukuran Bibit Sawit

Pada saat proses pemilihan bibit, cara membedakan sawit jantan dan betina dengan melihat ukurannya. Umumnya, sawit jantan lebih tinggi dan besar daripada betina. 

Selain memperhatikan ukuran, sebaiknya, Anda juga melakukan pengecekan terhadap kualitas benih sawit. Sebagai tanda bahwa bibit tidak bagus adalah munculnya bercak atau bentuk yang aneh di permukaan.

Kondisi berikut menunjukkan bahwa bibit sawit mungkin telah terserang virus atau hama. Supaya lebih aman, Anda bisa membeli benih dengan sertifikasi oleh lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). 

Sebagai tambahan informasi, bentuk bibit sawit yang unggul memiliki ukuran kecil hingga sedang dan bentuknya lonjong atau bulat. Selain itu, dari segi struktur, padat serta tidak memiliki cekungan pada permukaannya. 

Memperhatikan Bagian Daun

Cara membedakan sawit jantan dan betina kedua adalah mengamati bentuk serta warna daun. Biasanya, bagian ujung daun sawit jantan tidak memiliki sulur atau perpanjangan dari daun yang menyerupai benang hijau.

Sedangkan perihal bentuk, sawit betina umumnya lebih lebar dan rimbun daripada jantan yang daunnya jarang bahkan sering terlihat seolah tanaman abnormal. Namun, kondisi pada sawit jantan ini merupakan hal normal. 

Melakukan Pengecekan di Bunga 

Perbedaan yang cukup mencolok dari sawit jantan dan betina ada pada bunga. Bagi sawit jantan, bentuk bunga akan memanjang serta runcing. Sementara untuk betina lebih bulat dan mekar.

Cara membedakan sawit jantan dan betina ini bisa dilakukan saat tanaman mulai memproduksi bunga yaitu sekitar usia 7 bulan bagi sawit jantan dan 6 bulan bagi betina. Tahapan ini dinilai lebih efektif daripada metode lain. 

Kemampuan dalam Memproduksi Minyak

Perbedaan keempat dari sawit betina dan jantan adalah perihal produksi minyak. Mengacu pada beberapa karakteristik tanaman ini dibagian sebelumnya, sawit jantan umumnya tidak memiliki pokok yang berguna untuk menghasilkan minyak

Ketiadaan pokok ini membuat sawit jantan tidak bisa menghasilkan buah yang menghasilkan minyak. Oleh sebab itu, jika Anda ingin memproduksi minyak sebagai komoditas utama maka sebaiknya pilih bibit betina. 

Melihat perbedaan ini maka tidak heran bahwa bagi para petani, pemilihan bibit sawit betina adalah bagian paling penting. Namun, jika Anda sudah terlanjur menanam banyak bibit jantan, tidak perlu khawatir.

Umumnya, pohon sawit jantan juga memberikan keuntungan untuk industri lain. Untuk memudahkan identifikasi penyebaran fungsi, Anda bisa memberikan tanda X di setiap batang pohon agar optimalisasi pemeliharaannya dapat berjalan dengan seimbang.

Panduan Pemupukan Sawit agar Cepat Berbuah

Bagi industri minyak, penggunaan bibit sawit betina merupakan prioritas. Selain dapat menghasilkan produksi minyak dalam jumlah besar, kualitasnya juga unggul. Namun, untuk mencapai hasil panen berikut petani perlu melakukan pemeliharaan ekstra.

Fase Bibit

Tahapan perawatan kelapa sawit dimulai dari fase bibit. Pada masa ini, selain membedakan kedua jenis sawit, petani menggunakan pupuk sebagai tambahan nutrisi. Setelahnya, aspek yang paling penting untuk melakukan pemupukan adalah di pengolahan lahan budidaya.

Lahan budidaya tanaman sawit merupakan aspek vital untuk memastikan pertumbuhan dan kualitas hasil panen. Jika dilakukan di tanah gersang maka besar kemungkinan pohon sawit tidak mendapatkan unsur hara serta vitamin lain yang dibutuhkan.

Oleh sebab itu, para petani profesional melakukan pemupukan intensif guna menjaga nutrisi tanah tetap berada di kondisi optimal. Beberapa produk pupuk yang menjadi favorit adalah rangkaian pupuk GDM SaMe, Black BOS dan POC GDM Sawit.

Pengolahan Lahan

Produk GDM dikenal sebagai pupuk yang kaya akan nutrisi seperti bakteri apatogen, unsur hara dan mikro serta kandungan limbah organik berkualitas tinggi. Penggunaan suplemen tanah ini juga tidak memerlukan dosis tinggi sehingga aman bagi tanaman sawit.

Sebagai awalan, saat pengolahan lahan budidaya sawit, Anda bisa mempersiapkan 150 kg pupuk GDM SaMe, 10 kg pupuk GDM Black BOS dan 5 liter POC GDM Sawit. Ketiga produk ini memiliki cara pengaplikasian yang berbeda.

Pemupukan

Pertama, dosis pupuk GDM SaMe tersebut akan dibagi per 1 kg untuk setiap lubang tanam. Pengaplikasiannya dengan menebarkan langsung ke lubang tanam tanaman sawit.

Kedua, pupuk GDM Black BOS bisa dilarutkan dengan air dalam sebuah tangki. Pastikan perbandingan antara kedua cairan ini ada di 1:10. Setelahnya, campurkan hingga merata dan siramkan ke lubang tanam tumbuhan sawit.

Ketiga, dosis POC GDM Sawit bisa dibagi dalam beberapa wadah dengan takaran 35 ml/tanaman. Kemudian, Anda bisa langsung menyiramkan cairan suplemen tanah ini ke masing-masing lubang tanam sawit.

Penggunaan ketiga produk GDM ini bisa dilakukan secara bertahap dan sembari melihat manfaatnya, Anda bisa mengaplikasikan metode pemeliharaan lain seperti penyiraman. Apabila dilakukan sesuai dengan dosis maka khasiatnya akan segera terlihat.

Demikian penjelasan mengenai cara membedakan sawit jantan dan betina. Meskipun cenderung sulit untuk memastikan kedua jenis ini namun jika dipelajari secara berkelanjutan maka Anda akan mudah mengenali karakternya masing-masing.

Selain memilih jenis sawit yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan industri tertentu, Anda juga perlu menjaga metode pemeliharaan menyeluruh, khususnya perihal pemupukan. Sebagai rekomendasi terbaik, rangkaian pupuk GDM di artikel ini bisa menjadi pilihan.

Dengan penggunaan pupuk GDM SaMe, Black BOS dan POC GDM Sawit, kondisi tanaman akan lebih segar dan sehat. Hasilnya, hasil panen juga melimpah dan berkualitas unggul. Produk GDM berikut bisa Anda dapatkan melalui distributor di seluruh Indonesia.

Untuk memudahkan pembelian pupuk GDM SaMe, Black BOS dan POC GDM Sawit, Anda bisa klik tombol di bawah ini. Jangan lupa untuk memberikan suplemen terbaik, pilih rangkaian produk GDM untuk tanaman sawit.