Ketersediaan lahan kerap menjadi salah satu masalah dalam melakukan budidaya tomat. Namun saat ini sudah terdapat cara menanam tomat hidroponik yang tidak lagi membutuhkan lahan luas dengan tetap mempertahankan nutrisi tomat.
Media tanam ini merupakan teknik bertani yang tidak menggunakan media tanam tanah. Selain itu, kelebihan menanam secara hidroponik adalah tidak kotor karena tanah, adanya cacing atau ulat atau terpapar matahari saat menanam atau pun panen.
Alternatif penanaman tomat secara hidroponik ini bisa Anda lakukan, karena hasil budidaya teknik ini hasil panennya tidak berbeda jauh dengan buah yang ditanam secara konvensional.
Nah, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan dalam menanam tomat hidroponik.
Sebelum memulai menanam tomat hidroponik, terdapat beberapa bahan yang perlu dulur siapkan. Meliputi sabut kelapa, arang, pecahan batu bata, pasir, serbuk kayu dan serat mineral sebagai media pengganti tanah.
Adapun bahan lainnya yakni bibit tomat dan media tanam seperti polybag dan pot atau paralon yang akan digunakan. Biasanya tinggi polybag sekitar 30 sampai 35 cm yang telah diisi dengan arang sekam dengan susunan berjajar.
Jika bahan sudah disiapkan, Anda juga perlu mempersiapkan alat seperti media tanam penyemaian, gergaji kecil, nutrisi AB Mix, rockwool, bak nutrisi, kain flanel atau pipa dan instalasi sistem hidroponik.
Namun Anda juga bisa membeli set hidroponik jika kesulitan menyiapkan alat dan bahan media tanam hidroponik tersebut.
Menanam tomat hidroponik selain dikonsumsi secara pribadi juga bisa sebagai lahan bisnis untuk Anda. Hal tersebut karena metode ini tergolong mudah dilakukan di rumah tanpa membutuhkan lahan yang luas. Adapun beberapa tahapannya meliputi;
Pastikan memilih bibit unggul untuk menanam tomat hidroponik agar tomat bisa tumbuh sehat dan segar. Bibit tomat bisa Anda beli di toko pertanian yang sudah terjamin kualitasnya.
Adapun alternatif lainnya untuk memperoleh bibit tomat yakni mengambil biji tomat yang ada di dapur Anda. Langkah pertama adalah mengeringkan biji tomat.
Selanjutnya rendam biji tomat yang kering dalam air selama 15 sampai 20 menit. Pilihlah bibit yang terendam, karena bibit tersebut merupakan ciri bibit yang unggul dan berkualitas.
Anda perlu melakukan penyemaian bibit tomat yang akan dijadikan sebagai bibit tanam. Adapun langkahnya yakni mengeringkan biji tomat, lalu memasukkannya pada wadah plastik kotak-kotak kecil.
Isilah plastik kotak tersebut dengan media sekam berapa rockwool. Biarkan bibit selama kurang lebih dua bulan atau bibit tomat sudah tumbuh hingga 15 cm.
Saat bibit tomat sudah tumbuh, pindahkan tanaman tersebut pada lahan hidroponik yang sudah disiapkan. Pindahkan bibit secara perlahan, jangan sampai akar bibit tomat terputus atau terpotong.
Saat tunas tomat sudah memiliki setidaknya dua daun, maka bibit tomat telah melalui masa penyemaian dan siap untuk dipindahkan. Sistem yang biasa digunakan pada tahap pemindahan bibit tomat adalah deep flow system (DFT).
Sistem ini merupakan cara untuk mengontrol aliran sirkulasi air nutrisi hingga mampu meneteskannya hingga akar tanaman. Adapun beberapa langkah pemindahan bibit tomat sebagai berikut;
Langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan pada tanaman tomat hidroponik. Tahap ini dilakukan setelah proses pemindahan tomat dari media semai pada media tanam. Adapun beberapa hal yang perlu Anda lakukan selama merawat tomat hidroponik adalah;
Tanaman tomat hidroponik siap dipanen saat buah mencapai usia 80 sampai 90 hari. Hal ini terlihat dari ciri buah tomat yang tampak berukuran besar dan berwarna merah.
Perlu dulur ingat, agar bisa memperoleh hasil panen buah tomat yang segar dan besar pastikan untuk melakukan pengecekan tanaman secara rutin.
Hal-hal yang perlu dulur perhatikan seperti mengecek kondisi daun tomat, jika terdapat daun yang kering atau layu langsung ambil dan buang. Selanjutnya mengecek serangga dan hama yang menempel pada tanaman dan membuang tomat yang membusuk.
Meski mudah untuk kita tanam, namun tomat hidroponik ini juga rentan terserang hama dan penyakit. Oleh sebab itu perlu antisipasi dalam mengendalikan munculnya hama dan penyakit pada tanaman ini.
Langkah awal yang bisa kita lakukan adalah dengan meletakkan tanaman tomat hidroponik dalam rumah kaca atau dalam jaring-jaring agar tidak terserang hama maupun serangga yang menghambat pertumbuhan tanaman. Adapun beberapa jenis penyakit dan antisipasinya sebagai berikut;
Tanaman hidroponik bisa mengalami pembusukan, baik pada daun, antraknosa, busuk buah dan lainnya. Pembusukan daun ini bisa kita atasi dengan beberapa cara seperti;
Selain mengalami pembusukan dan layu pada tanaman tomat hidroponik, tanaman ini bisa terserang penyakit bulat dan lalat buah. Penyakit bulat ini dapat dulur lihat dengan berhentinya pertumbuhan tanaman.
Cara mengatasinya adalah dengan memberikan nutrisi mikro dan zpt pada daun tomat. Selanjutnya Anda bisa menggunakan insektisida kontak dan langsung, penggunaannya bisa langsung dulur semprotkan atau siramkan pada tomat hidroponik.
Penyakit lalat buah bisa menyebabkan pembusukan pada buah tomat. Anda bisa memberi tanaman tomat fungisida dan bakterisida untuk mencegah penyakit tersebut menyerang.
Dulur, untuk membuat tanaman tomat hidroponik tumbuh lebih sehat dan produktif, berikan nutrisi organik tambahan dalam proses perawatannya.
Pupuk Organik Cair (POC) Spesialis Tanaman Pangan adalah pupuk yang tepat untuk memberikan nutrisi tambahan pada tomat hidroponik. Sebab, produk GDM Organik ini terbuat dari bahan organik dan mengandung hara makro-mikro dan bakteri apatogen yang sangat menguntungkan bagi tomat hidroponik.
Tak hanya menyehatkan, produk GDM Organik ini juga bisa membantu meningkatkan produktivitas tomat. Sehingga dulur bisa mendapatkan hasil panen yang lebih besar.
Nah, dulur itu adalah panduan dalam cara menanam tomat hidroponik sendiri. Apakah dulur tertarik untuk memulai budidaya tomat hidroponik?
Jangan lupa gunakan rangkaian produk GDM Organik untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tomat hidroponik. Dengan GDM siapapun bisa panen!