Perkebunan

3 Cara Mengatasi Penyakit Bulai pada Jagung agar Optimal

cara mengatasi penyakit bulai pada jagung

Tanaman jagung rentan terkena berbagai penyakit yang mampu menimbulkan gagal panen, salah satunya adalah bulai jagung. Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena pada artikel ini, kami akan menjelaskan cara mengatasi penyakit bulai pada jagung.

Sebelum memasuki penjelasan, penting bagi Anda untuk mengetahui apa itu penyakit bulai pada jagung. Komplikasi tanaman ini disebabkan oleh jamur parogen peronosclerospora maydis atau peronosclerospora philippinensis.

Apabila tanaman jagung terkena penyakit bulai maka potensi persebarannya meningkat dengan cepat. Hal ini disebabkan, pertumbuhan jamur berikut terjadi secara sistemik sehingga jika menyerang batang atau daun maka seluruh pohon akan mengalami gejalanya.

Nah, sebagai seorang petani jagung, serangan jamur ini perlu segera diatasi guna mencegah gagal panen. Untuk itu, berikut kami rangkum beberapa cara mengatasi penyakit bulai pada jagung yang efektif. Simak artikel ini hingga akhir.

Mengenal Penyakit Bulai Jagung

Menurut Balai Penelitian Tanaman Serealia, Kementerian Pertanian, penyakit bulai pada jagung memiliki beberapa gejala. Misalnya, permukaan daun akan berwarna putih hingga kuning, muncul garis klorotik berwarna coklat serta pertumbuhannya yang terhambat.

Tanaman jagung yang terkena penyakit bulai akan menjadi kerdil, alias, tidak bertumbuh meskipun telah dilakukan perawatan. Hal ini dapat disebabkan oleh jamur patogen menginfeksi tumbuhan sejak benih maupun pada masa perkembangan.

Infeksi penyakit bulai pada benih jagung dapat dilihat melalui gejala klorotik pada daun ketika masuk masa pertumbuhan. Selain itu, terdapat bubuk putih pada area bawah daun jagung muda yang merupakan tanda spora patogen penyebab bulai. 

Tidak hanya saat masih bibit, penyakit bulai juga bisa menginfeksi saat masa pertumbuhan. Jamur patogen mampu menimbulkan keropos pada tongkol jagung sehingga akan merusak keseluruhan tanaman.

Selain itu, gejala infeksi juga terlihat pada bagian akar yang menggerombol. Kondisi ini akan mengganggu penyerapan unsur hara ke seluruh bagian tanaman sehingga jagung tampak pucat.

Perkembangan jamur penyebab penyakit bulai ini biasanya terjadi pada tanaman jagung yang ditanam terakhir. Hal ini disebabkan oleh kesalahan sistem budidaya sehingga mengganggu ekosistem dan kesehatan tumbuhan.

Kesalahan tanam oleh petani yang bisa memicu penyakit bulai pada jagung adalah jarak tanam terlalu dekat dan pemilihan jenis jagung tidak sesuai dengan ekosistem perkebunan Kedua aksi ini menimbulkan kelembaban ekstra sehingga mendukung pertumbuhan jamur.

Pertumbuhan jamur penyebab penyakit bulai pada jagung biasanya semakin agresif saat malam atau dini hari. Hal ini disebabkan rendahnya sinar matahari dan tingginya curah hujan sehingga tingkat kelembapan meningkat secara pesat.

Sistem penyebaran jamur ini adalah menempel pada spora daun jagung basah dengan bantuan angin. Spora lalu berkecambah dan menginfeksi daun melalui stomata dalam waktu sekitar 1 jam. Setelahnya, tanaman akan mengalami fase kritis pada periode 30 – 45 hari setelah tanam. 

Umumnya, jagung yang akan terinfeksi penyakit bulai biasanya berumur 2 – 3 minggu setelah tanam. Apabila tanaman tua mengalami komplikasi ini maka pertumbuhan bisa saja berlanjut namun menghasilkan sedikit biji.



3 Cara Mengatasi Penyakit Bulai pada Jagung

Cara mengatasi penyakit bulai pada jagung sebenarnya bisa dimulai saat pemilihan bibit. Seleksi benih perlu dilakukan secara hati-hati sebab banyak komplikasi yang bisa merusak pertumbuhan tanaman jika kualitas bibit tidak baik.

Kondisi benih harus sehat guna mencegah munculnya penyakit bulai pada jagung. Untuk memperbaiki kualitas bibit, Anda bisa mencampurnya dengan fungisida berbahan aktif dimetomorf. Fungsi penggunaan suplemen ini adalah mematikan potensi tumbuhnya jamur.

Lalu, bagaimana cara mengatasi penyakit bulai pada jagung yang sudah tumbuh? Temukan informasinya di bawah ini.

Memberikan Semprotan Fungisida

Cara mengatasi penyakit bulai pada jagung yang sudah tumbuh bisa dilakukan dengan menyemprot fungisida. Jika Anda ingin menggunakan bahan natural, bisa juga memakai ekstrak bawang putih atau kompos.

Penggunaan semprotan fungisida dapat dilakukan pada jagung berusia 7 – 35 HST. Sedangkan untuk pengaplikasian bahan natural tersebut juga bisa sebagai tindakan preventif saat tanaman berusia 30 – 45 hari setelah tanam. 

Tahapan pengaplikasian kedua cara mengatasi penyakit bulai pada jagung ini adalah larutan fungisida atau bahan natural dan air. Lalu, semprotkan secara merata pada tanaman serta area lahan pada jam 04.00 – 05. 30 pagi. 

Fungsi jam tersebut adalah untuk menekan perkembangan spora yang membuat lapisan tepung putih di bawah daun pada pagi hari. Selain itu, berguna sebagai aksi menghambat persebaran penyakit melalui angin.

Melakukan Eradikasi Tanaman

Apabila cara mengatasi penyakit bulai pada jagung di atas dirasa belum ampuh maka Anda bisa melakukan eradikasi. Aksi ini adalah dengan membakar tanaman yang terinfeksi spora bulai.

Hal ini dilakukan sebab penyebaran spora bulai biasanya melalui angin sehingga sangat rentan bagi seluruh budidaya jagung terinfeksi. Untuk mencegahnya maka pembakaran dapat dilakukan dengan mencabut hingga akar lalu membakar tanaman jagung tersebut.

Menggunakan Pupuk Berkualitas

Cara mengatasi penyakit bulai pada jagung yang lain adalah dengan menggunakan pupuk secara berkala. Pemupukan dapat dimulai dari masa pengolahan tanah hingga masa dewasa. 

Untuk memastikan kualitas unsur hara yang baik, Anda bisa mengaplikasikan rangkaian produk GDM SaMe, GDM Black BOS dan GDM Spesialis Tanaman. Kombinasi dari ketiga suplemen tanah ini mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman jagung. 

Cara Mencegah Serangan Penyakit pada Tanaman Jagung

Selain melakukan ketiga cara mengatasi penyakit bulai pada jagung di atas, sebaiknya Anda juga berfokus pada tindakan preventif. Aksi pencegahan komplikasi berikut dapat dilakukan dengan aktif memberikan pupuk berkualitas.

Mengacu pada pembahasan sebelumnya, penggunaan tiga rangkaian produk GDM dapat membantu mencegah pertumbuhan infeksi pada saat penanaman benih hingga pertumbuhannya. Agar mempermudah penjelasan, berikut panduan pemupukan GDM. 

Pengolahan Lahan Tanam

Penggunaan 150 kg/Ha GDM SaMe serta 5 kg/Ha GDM Black BOS dapat dimulai saat proses pengolahan lahan tanam. Kandungan dari kedua produk GDM berikut membantu mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro pada tanaman jagung.

Cara pemberian GDM SaMe dapat langsung ditaburkan ke media tanam secara merata. Sedangkan untuk GDM Black BOS, Anda perlu mencampurkan setiap 1 gelas air mineral pupuk dengan air. Kemudian, semprotkan ke tanah yang masih lembap.

produk lengkap GDM

Pupuk I (10 Hari), Pupuk II (17 Hari), Pupuk III (21 Hari), Pupuk IV (28 Hari)

Saat usia jagung menginjak dewasa, Anda bisa memberikan pupuk sesuai dengan fase pertumbuhannya. Produk GDM yang digunakan pada proses pemupukan pertama hingga keempat adalah Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan.

Metode serta dosis penggunaan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan pada keempat fase ini adalah sama. Anda hanya perlu mempersiapkan tangki semprot sekaligus air bersih.

Cara pengaplikasiannya adalah mempersiapkan total dosis 8 liter/Ha. Lalu, campurkan 500 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dengan air pada setiap tangki semprot yang akan digunakan.

Lalu, larutkan secara sempurna. Setelahnya, semprotkan cairan ini pada seluruh bagian tanaman jagung dengan merata.

Pupuk V (30 Hari)

Ketika tanaman jagung menginjak usia 30 hari, Anda bisa menggunakan DM SaMe serta GDM Black BOS. Total dosis GDM SaMe yang diperlukan adalah 100 kg/Ha dan 5 kg/Ha untuk GDM Black BOS.

Cara pengaplikasian GDM SaMe adalah dengan langsung menaburkan ke lubang tanam Sedangkan untuk GDM Black BOS, larutkan setiap 1 gelas air mineral pupuk bersama air pada tangki semprot sebelum menyemprotkannya pada sekitar akar.

Pupuk VI (35 Hari)

Pada pemupukan terakhir yaitu saat tanaman jagung berumur 35 hari, gunakan kembali Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dengan dosis 8 liter/Ha. Tahapan pengaplikasiannya sama layaknya fase pemupukan pertama hingga keempat.

Demikian cara mengatasi penyakit bulai pada jagung pada masa benih maupun yang sudah beranjak dewasa. Perlu diingat bahwa kondisi dan pertumbuhan tanaman ini selalu bisa dioptimalkan menggunakan pupuk berkualitas layaknya rangkaian produk GDM.

Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar cara mengatasi penyakit bulai pada jagung, tim ahli GDM siap membantu menjawab pada sesi konsultasi GRATIS. Tertarik untuk berdiskusi dengan kami? Klik tombol WhatsApp di bawah untuk memulai percakapan.



author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat