Perikanan

Kolam Ikan Lele: Jenis, Sistem Budidaya, dan Kapasitas Padat Tebar

panen lele

Daya konsumsi ikan lele di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi dibanding jenis ikan lainnya. Ini adalah kesempatan menguntungkan jika Anda ingin membudidayakannya. Agar bisa mendapatkan hasil panen yang melimpah, maka Anda harus menyediakan kolam ikan lele yang tepat.

Untuk dapat menyediakan kolam ikan lele yang tepat maka Anda harus memperhatikan beberapa hal. Misalnya jenis kolam, sistem budidaya hingga penunjang agar ikan dapat tumbuh optimal.

Untuk memahami faktor tersebut, Anda dapat menyimak pembahasannya di sini. Setelah memahami setiap faktor Anda dapat segera menentukan jenis kolam atau sistem budidaya yang paling tepat untuk Anda terapkan.

Ketahui Padat Tebar Ikan Lele

bibit ikan lele

Ikan lele membutuhkan ruang agar bisa bergerak. Ikan lele yang tidak mendapatkan ruang yang cukup biasanya akan stres dan mempengaruhi kesehatannya. Karena itu, anda harus menyesuaikan kapasitas padat tebar.

Padat tebar merupakan banyaknya jumlah ikan dalam satuan luas kolam. Artinya, dalam satuan luas kolam tertentu hanya bisa ditempati oleh beberapa ekor ikan lele saja. 

Kalau anda membangun kolam dengan ketinggian 0,75 meter, maka padat tebar yang ideal sekitar 75 ekor lele untuk luas 1m2. Kalau kolam memiliki ketinggian 1,25 meter, maka padat tebar disarankan 150 ekor lele untuk luas 1m2.

Penentuan Jenis Kolam Ikan Lele

Menentukan jenis kolam yang akan anda gunakan dalam beternak lele merupakan tahapan yang penting. Beberapa faktor yang harus anda pertimbangkan adalah kelebihan dan kekurangan jenis kola. Perhatikan penjelasan berikut ini:

1. Kolam Terpal

Jika Anda pemula dengan modal kecil, maka penggunaan kolam terpal bisa menjadi solusi. Kolam jenis ini tidak membutuhkan modal banyak dan pembuatannya mudah.

Kelebihan lain dari kolam ini adalah mudah dibongkar dan dipasang ulang. Namun, jenis kolam ini juga memiliki beberapa kekurangan.

Kekurangan dari penerapan kolam terpal adalah rawan bocor dan rusak sehingga berbahaya untuk nyawa ikan. Solusinya adalah pemilihan terpal yang berkualitas dan pemasangan kerangka yang tepat dan kuat.

2. Kolam Beton

Seperti namanya, kolam ini dibuat dari beton. Oleh karena itu, kolam jenis ini membutuhkan modal yang cukup besar dan membutuhkan waktu pembuatan yang lama.

Selain itu, kolam beton sangat berbeda dengan habitat asli ikan lele sehingga rawan menimbulkan stres pada ikan. Untuk mencegahnya, Anda bisa mengganti air secara rutin dan menjaga kualitasnya. Selain itu, lele juga termasuk ikan yang mudah beradaptasi.

Kolam lele beton juga memiliki beberapa kelebihan seperti lebih tahan lama dibanding jenis kolam lainnya. Selain itu, membuat ikan lebih aman dari serangan hama. Namun, jika Anda belum memiliki tempat tetap, jenis kolam ini tidak disarankan.

3. Kolam Tanah

Jenis kolam ini termasuk mudah dan murah karena langsung menggunakan tanah sebagai kolam untuk budidaya ikan lele. Namun, Anda harus memiliki tanah yang berkualitas dan cukup luas untuk membuatnya.

Kualitas tanah yang Anda jadikan kolam akan mempengaruhi air kolam. Karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas tanah sebelum menjadikannya kolam.

Pastikan pH tanah seimbang dan mengandung bahan organik yang cukup banyak. Kalau kondisi tanah belum ideal, maka anda harus mengolahnya terlebih dahulu. 

Kekurangan lainnya dari menggunakan kolam tanah adalah rentan dari serangan hama. Serangan hama juga akan menghambat pertumbuhan ikan lele.

Namun, penggunaan kolam tanah dalam budidaya ikan lele lebih hemat biaya. Anda tidak membutuhkan berbagai alat untuk membangun kolam serta tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pakan. Karena lele bisa mendapatkan pakan dari alam.

4. Kolam Bioflok

Kolam bioflok merupakan kolam rekayasa lingkungan sekitar yang menyesuaikan dengan habitat asli dari ikan lele. Penggunaan jenis kolam yang satu ini cukup rumit karena membutuhkan keahlian khusus, serta biaya yang banyak. 

Namun, kesehatan ikan lele lebih terjamin jika menggunakan kolam bioflok karena sistemnya yang sangat mendukung untuk ikan lele.

Sistem bioflok bisa meningkatkan kualitas hasil panen ikan lele. Tak hanya itu, sistem bioflok juga menjadi sistem budidaya yang jauh lebih mudah untuk diterapkan. Untuk dulur yang tertarik mempelajari teknik budidaya yang satu ini, dulur bisa langsung aja gabung dengan meng-klik gambar di bawah ini.

Ada banyak sekali ilmu yang akan dulur pelajari dengan mengikuti pelatihan budidaya lele secara bioflok. Mulai dari persiapan, pengelolaan kolam, cara memaksimalkan hasil panen, serta teknik mengatasi masalah yang sering terjadi saat budidaya lele berlangsung. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri dengan klik disini.

5. Ember atau Drum

Kalau Anda terhambat dengan modal yang sedikit, anda dapat menggunakan ember atau drum sebagai kolam untuk budidaya ikan lele. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan ember untuk budidaya ikan lele juga tidak jauh berbeda seperti kolam terpal.

Namun, ukuran ember atau drum yang terbatas membuat anda hanya bisa menampung sedikit ikan lele saja.

Sistem Budidaya Kolam Ikan Lele

kolam lele

Setelah menentukan jenis kolam yang akan anda gunakan, anda juga harus menentukan sistem kolam yang tepat. Menentukan sistem kolam ini sangat penting karena akan mempengaruhi perkembangan ikan lele yang anda miliki.

1. Konvensional

Sistem kolam konvensional merupakan sistem yang membiarkan ikan lele mendapatkan pakan dan berkembang biak sendiri. Jenis kolam tanah merupakan jenis kolam yang paling cocok untuk sistem kolam yang satu ini.

Dengan sistem konvensional, maka anda tidak perlu memberikan pakan untuk ikan lele. Biarkan ikan lele mencari pakan yang disediakan oleh tanah. Cara ini akan membuat anda dapat menghemat biaya pakan. Anda hanya perlu memantau kondisi kualitas air saja.

Namun, kesehatan ikan lele juga jadi tidak terjamin jika menggunakan sistem konvensional karena kurangnya perawatan.

2. Bioflok

Sistem bioflok mengharuskan anda untuk mengubah lingkungan kolam sesuai dengan habitat asli dari ikan lele. Dibutuhkan berbagai alat yang canggih untuk membuat sistem kolam bioflok dalam beternak ikan lele.

Butuh biaya yang tidak sedikit dalam mengaplikasikan sistem bioflok dalam budidaya ikan lele. Selain itu, dibutuhkan juga keahlian yang mumpuni dalam menjalankan berbagai alat yang diperlukan pada sistem bioflok.

Kelebihan dari penggunaan sistem bioflok dalam budidaya ikan lele adalah kesehatan ikan lele berpotensi menjadi lebih berkualitas sehingga dapat meningkatkan penjualan ikan lele.

Anda dapat belajar dari salah satu mitra GDM dari Kudus yang berhasil menerapkan bioflok pada budidaya beliau melalui video di bawah ini:

3. Pemula

Bagi pemula, lebih baik menggunakan sistem konvensional terlebih dahulu karena penerapannya yang lebih mudah. Sistem konvensional juga lebih aman digunakan bagi anda yang tidak memiliki kemampuan yang baik. Penggunaan sistem konvensional juga lebih cocok bagi anda yang tidak memiliki modal yang mencukupi.

Namun, kalau anda sudah bisa menerapkan sistem bioflok dan memiliki modal yang mencukup, maka anda bisa langsung menerapkan sistem bioflok untuk budidaya ikan lele.

Penggunaan Probiotik Ikan Lele untuk Kualitas Air Kolam

Apapun jenis dan sistem kolam yang anda gunakan untuk beternak ikan lele, tetap saja membutuhkan air yang berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air kolam untuk ikan lele adalah penggunaan probiotik atau suplemen. Namun, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan saat akan memberikan probiotik atau suplemen untuk ikan lele.

1. Pemilihan Probiotik dan Suplemen

Pilihlah suplemen atau probiotik yang terbuat dari bahan-bahan alami sehingga tidak akan merusak kolam, terutama kolam tanah. Karena menggunakan bahan alami, suplemen itu juga lebih aman untuk tubuh ikan lele.

Salah satu suplemen yang terbuat dari bahan alami yang dapat anda berikan untuk ikan lele adalah Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan. Suplemen yang satu ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti minyak hewani hingga algae..

Minyak hewani berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, dan anti jamur yang akan mencegah berbagai penyakit pada ikan lele. Rumput laut mengandung berbagai mineral dan algae kaya akan vitamin yang akan membuat ikan lele semakin sehat.

2. Fungsi Suplemen

Baik sistem kolam konvensional maupun bioflok akan membutuhkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan untuk meningkatkan kualitas air kolam.

Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan mengandung berbagai bakteri baik yang akan meningkatkan jumlah plankton di dalam air. Plankton sendiri merupakan pakan alami bagi ikan lele.

Jadi selain membuat ikan lele semakin sehat, Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan juga akan meningkatkan kualitas air kolam. Selain itu membantu meningkatkan kesehatan ikan lele dan menekan angka kematian.

Seperti manfaat yang dirasakan oleh salah satu mitra GDM yaitu Pak Muin dari Surabaya yang berhasil panen besar karena angka kematian lele yang hanya 0,1% saja. Anda dapat menyimak pengalaman beliau di sini.

probiotik lele

3. Dosis yang Tepat

Tentu saja anda harus memberikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan dengan dosis yang tepat agar bisa mendapatkan hasil yang optimal.

Untuk kolam berukuran kurang dari 1 hektar, berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan sebanyak 6 ml saja.

Bagi kolam yang berukuran lebih dari 1 hektar, maka anda bisa memberikannya sebanyak 10 liter. Berikan dengan rentang waktu 10 hari sekali.

Anda juga bisa menambahkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan sebanyak 10 ml pada 10 kg pakan ikan lele.

Ada banyak sekali jenis kolam untuk budidaya ikan lele yang dapat anda pilih. Tentukan juga sistem kolam yang paling tepat untuk anda.

Apapun jenis dan sistem yang anda pilih, anda dapat memberikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan untuk menunjang kesehatan ikan dan meningkatkan kualitas air dalam kolam.

Kami sangat terbuka jika Anda ingin melakukan konsultasi yang akan tim ahli perikanan kami berikan secara GRATIS dengan klik pada tombol di bawah ini: