Ketika memulai budidaya udang, tentu ada banyak hal yang harus dulur perhatikan, termasuk memberikan perawatan terbaik dan mengatasi kemungkinan adanya penyakit tertentu. Salah satu jenis penyakit pada udang adalah kepala kuning atau yellow head, apakah dulur sudah pernah dengar sebelumnya?
Peluang usaha budidaya udang sebenarnya sangat menjanjikan di Indonesia. Bagaimana tidak? Udang memiliki banyak penggemar dan bernilai ekonomi tinggi.
Namun, tak sedikit juga para petambak udang yang mengalami kerugian akibat gagal panen. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor, salah satunya muncul penyakit pada udang yang dibudidayakan tersebut.
Nah, dulur, salah satu jenis penyakit pada udang yang cukup umum adalah penyakit kepala kuning atau juga bernama yellow head. Sebagai petambak, dulur harus memahami apa itu penyakit kepala kuning, bagaimana ciri-ciri udang yang terkena, serta bagaimana upaya pencegahannya.
Semua informasi tersebut GDM rangkumkan untukmu dalam ulasan berikut ini.
Penyakit kepala kuning pada udang, atau disebut sebagai yellow head disease ditemukan pertama kali di pertambahan dekat Kota Bangkok, Thailand pada tahun 1990 silam.
Sementara itu, di Indonesia baru terdeteksi pada tahun 1993, tepatnya di daerah Gresik dan Tangerang.
Penyakit ini disebabkan oleh virus patogen C-1 dan dapat menyebabkan kematian massal pada udang. Bahkan, tidak sedikit udang yang sulit disembuhkan dan pada akhirnya menyerang satu wilayah tersebut.
Tentu saja, penyakit yellow head tidak mengenal jenis tambak mana yang akan diserangnya. Sebab, penyakit kuning ini bisa menyerang pertambakan tradisional maupun intensif.
Selain itu, penyakit udang juga bisa terjadi karena perubahan pH secara tiba-tiba. Dimana, timbul akibat dari peristiwa kanibalisme atau air yang sudah menginfeksi telur. Bahkan selama 72 jam dalam air, virus tetap masih bisa menginfeksi udang.
Namun, tak terkecuali penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari induk ke anaknya. Beberapa udang yang bisa menjadi karier atau pembawa virus antara lain Penaeus mondon, P. stylirostris, P. Vannamei, dan P. japonicus.
Dulur, coba cek kira-kira apakah udangmu termasuk kategori di atas atau tidak? Jika benar, segera lakukan pengendalian agar tidak terinfeksi juga.
Pada awalnya, udang yang telah terinfeksi terlihat sehat dan pertumbuhan fisiknya juga normal seperti udang pada umumnya.
Akan tetapi, setelah berumur 50–60 hari, barulah menunjukkan beberapa gejala seperti nafsu makan yang menurun. Akibatnya, perut udang terlihat kosong dan warna tubuh juga menjadi pucat.
Dulur juga bisa mendeteksi penyakit kepala kuning pada udang ini dengan ekornya yang tampak kemerahan. Lalu, terdapat warna kuning menyala di bagian kepala udang dan hepatopankreas. Insangnya pun tampak pucat kecoklatan.
Akan tetapi, pada udang yang sudah terinfeksi, maka akan sangat sulit untuk mengenalinya. Dikarenakan tanda-tanda tersebut tidak akan muncul.
Namun, petambak bisa mengonfirmasinya melalui pewarnaan insang serta pengecekan hemolimfa. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan Hematoksilin dan Eosin.
Nanti, jaringan yang sakit akan terlihat berwarna biru dan ada banyak bulatan yang dinamakan basophilic globose bodies. Jika masih dibutuhkan data lebih lengkap, bisa lakukan tes RT-PCR.
Saat virus yellow head sudah menginfeksi udang, tingkat kematiannya bisa saja meningkat sampai 100% dalam waktu 3–5 hari saja.
Namun, penyakit infeksi ini bisa muncul pada hari ke 50–70 setelah benih ditebarkan. Kira-kira saat itu berat udang baru 5–15 g.
Saat sudah terinfeksi, akan terlihat gejala klinis setelah 2–4 hari. Nafsu makan yang berhenti secara tiba-tiba menandakan hewan tersebut sudah terinfeksi.
Apabila hewan menolak makan hingga tiga hari berturut-turut, maka barulah terjadi kematian massal. Kemudian, jika terjadi kematian massal, maka udang yang sudah sekarat berkumpul dekat permukaan air atau di sisi pematang tambak.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, penyakit yellow head memang awalnya ditemukan di Bangkok, Thailand. Namun, ternyata penyebarannya terus meluas hingga ke berbagai kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah Indonesia.
Adanya penyebaran virus tersebut sepertinya berasal dari kegiatan ekspor impor udang suatu negara. Paling utama saat kegiatan ekspor benur udang.
Sebab, benur udang yang sudah terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun pada tahap awal. Dari fisiknya pun, udang ini terlihat sehat.
Seperti apa sih kategori inang yang tepat bagi penyakit kepala kuning? Sebenarnya, semua jenis udang berpotensi menjadi inang yang tepat. Tak terkecuali pada benur dan udang dewasa.
Sayangnya, penyakit ini bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama dalam tubuh udang. Namun, lama kelamaan udang akan menunjukkan gejala awal seperti menurunkan nafsu makan.
Jika dulur punya tambak udang di rumah, hati-hati! Sebab, penyakit kepala kuning pada udang bisa menular melalui kontak fisik ke udang lainnya.
Oleh karena itulah, sangat sulit untuk menghentikan penyebaran penyakit ini ke seluruh udang yang ada di tambah. Terlebih, jika hampir setengahnya yang sudah terinfeksi.
Sehingga, cara satu-satunya hanya memisahkan udang yang terinfeksi satu per satu dari udang sehat. Jika sudah dipisahkan, berikanlah pengobatan supaya udang bisa cepat sembuh.
Petambak udang tak perlu cemas, sebab masih bisa lakukan pengendalian agar udang-udang di tambak tidak terjangkit virus ini juga, diantaranya adalah:
Saat udang sudah menunjukkan gejala terinfeksi penyakit kuning tersebut, maka segeralah lakukan penanganan dengan cara yang tepat. Berikut ini adalah cara mengobati udang yang terkena penyakit kepala kuning.
Itulah penjelasan lengkap tentang penyakit kuning pada udang. Dulur, mulai sekarang sudah tidak perlu ragu lagi jika ingin memulai budidaya udang.
Apalagi saat ini sudah ada probiotik udang vaname dari GDM yang telah sukses membawa petambak udang dari berbagai daerah. Hasil panennya pun terbukti lebih besar.
Jika dulur adalah petambak udang pemula yang baru terjun, tidak masalah. GDM siap membantumu dengan berbagai konsultasi gratis yang kami sediakan. Langsung klik tombol di bawah ini untuk mulai konsultasi, ya!