Pertanian

14 Pilihan Varietas Padi Unggul Tahan Kekeringan

Di Indonesia dikenal sejumlah varietas padi unggul tahan kekeringan. Varietas ini sangat diburu petani untuk ditanam di musim kemarau.

Sebagaimana diketahui Indonesia memiliki iklim tropis di mana musim kemarau sering kali lebih panjang daripada musim penghujannya. Varietas padi unggul tahan kekeringan adalah solusi bagi para petani untuk tetap bercocok tanam produktif.

Dalam artikel ini disajikan dan deskripsi varietas padi unggul tahan kekeringan. Anda bisa mempertimbangkannya sebagai bibit padi untuk ditanam.

Varietas padi unggul tahan kekeringan telah lama digunakan. Baik oleh para petani yang bercocok tanam di musim kemarau maupun oleh para petani yang tinggal di lingkungan minim pengairan.

Dari tahun ke tahun varietas padi unggul tahan kekeringan terus diteliti dan dikembangkan. Sebaran tanamnya pun diperluas tidak hanya di persawahan di Pulau Jawa.

Dalam daftar terbaru varietas padi unggul yang dikeluarkan oleh Balitbang, disebutkan sejumlah varietas padi unggul tahan kekeringan di dalam jenis Padi Inpago atau Inbrida Padi Gogo serta rekomendasi bibit lainnya.

1. Mengenal Varietas Padi Unggul Tahan Kekeringan

Inpago atau Inbrida Padi Gogo adalah jenis padi unggul tahan kekeringan. Daerah ini minim pasokan air karena curah hujan rendah atau jenis tanahnya berlereng sehingga memang kurang mampu menampung air dalam waktu yang lama.

Saat ini ada 19 total varietas padi unggul tahan kekeringan  tipe Inpago yang ditanam di  lahan pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia. Masing-masing varietas memiliki bentuk bulir, karakter tanam, dan keunggulan lain yang berbeda-beda.

2. Jenis Varietas Padi Tahan Kering

Berikut ini 13 varietas padi unggul tahan kekeringan  yang dirangkum berikut penjelasan tentang keunggulan masing-masing.

varietas padi tahan kering

1. Inpago 4

Varietas padi unggul tahan kekeringan yang pertama adalah Inpago 4 yang pertama kali dilepas pada 2010. Nomor seleksi varietas ini adalah TB490C-TB-1-2-1.

Varietas padi unggul tahan kekeringan ini diseleksi dari Batutegi, Cigeulis, dan Ciherang.

  • Umur tanaman ini relatif panjang. Yaitu sekitar 3 bulan atau ±124 hari. Bentuk tanaman tegak tinggi ±134 cm. Daun benderanya mendatar. Sementara bentuk gabahnya lonjong dan berwarna kuning jerami.   
  • Tingkat kerontokan varietas padi unggul tahan kekeringan ini terhitung sedang. Tingkat kerebahannya juga tergolong sedang. Kadar amilosa dalam varietas Inpago 4 adalah sebesar 21,9%.
  • Varietas ini cocok untuk para petani yang menginginkan hasil produk nasi yang pulen. Rata-rata hasil panennya tergolong standar pada angka 4,1 t/ha GKG.
  • Namun angka potensi capaian panen padi unggul tahan kekeringan ini bisa sebesar 6,1 t/ha GKG. Dengan berat bulir pernah 1000 butir adalah 25 gram.
  • Varietas ini juga tahan terhadap beberapa ras penyakit blas. Terbukti toleran terhadap cekaman abiotik keracunan AI (60 ppm). Angka ini relatif sedang.
  • Sebagai salah satu varietas padi unggul tahan kekeringan, Inpago 4 dianjurkan ditanam di lahan yang kering subur. Padi ini juga dapat tumbuh di lahan kering Podzolik merah kuning dengan tingkat keracunan Al sedang. Tentunya dengan perawatan dan pemupukan yang memadai.

2. Inpago 5

Inpago 5 memiliki karakter hasil nasi yang sangat pulen.  Daun benderanya miring dengan bentuk gabah yang ramping kuning. Per 1000 gram Inpago 5 mencapai berat 26 gram.

  • Masa tanam padi ini ±118 hari. Sedikit lebih cepat dibanding Inpago 4. Rata-rata hasil panennya adalah 4,0 t/ha GKG dengan potensi hasil panen 6,2 t/ha GKG. 
  • Sebenarnya karakter varietas padi unggul tahan kekeringan ini tidak jauh berbeda dengan Inpago 4. Tingginya berkisar  ±132 cm. Sementara level kerontokan dan kerebahannya sedang. Jenis lahan yang cocok ditanami varietas ini juga sama dengan Inpago 4.
  • Sedikit yang membedakan dengan Inpago 4 adalah varietas ini menghasilkan tekstur nasi yang sangat pulen. Dengan kadar amilosa sebesar 18%.

3. Inpago 6

Ini adalah varietas padi unggul tahan kekeringan yang karakternya paling mirip dengan Inpago 4. Perbedaannya hanya pada durasi tanam dan bentuk daun.

Inpago 6 ditanam dalam jangka ± 113 hari. Bentuk daunnya tegak miring.  Rata-rata hasil panennya mencapai 3,9 ton/ha GKG dengan potensi mencapai 5.8 ton/ha.

4. Inpago 8

Inpago 8 juga toleran terhadap kekeringan, sangat mirip Inpago 7. Yang membedakan varietas padi unggul tahan kekeringan ini dengan Inpago 7 adalah tahan pada keracunan Almunium (Al) dan Besi (Fe).

Anjuran tanamnya juga tidak berbeda dengan Inpago 7. Namun kadar amiosanya sedikit lebih tinggi yatu 22,3%. Berat per 1000 bulirnya adalah 27,3 gram. Rata-rata hasil panennya 5,2 t/ha dengan potensi hasil 8,1 t/ha.

5. Inpago Lipigo 4

Varietas padi unggul tahan kekeringan ini adalah jenis yang toleransi kekeringannya lebih tinggi dibanding yang telah disebutkan sebelumnya. Asal seleksi adalah Wayrarem atau Vandana. Cocok ditanam di lahan kering baik dataran rendah maupun ketinggian < 700 mdpl.

  • Padi ini dapat dipanen ±113 hari setelah sebar. Bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman ±125 cm. Memiliki daun bendera yang agak tegak pula.
  • Jumlah gabah permalai  bisa mencapai  ±131 butir. Kerontokannya pada level sedang. Namun relative agak tahan kerebahan.
  • Tekstur nasi yang dihasilkannya adalah pera. Yaitu tekstur nasi yang kasar. Kadar amilosanya tinggi mencapai 27,9%.
  • Berat tiap 1000 butir Inpago Lipigo 4 adalah 25,8 gram. Rata-rata hasil panen adalah 4,2 t/ha dengan hitungan potensi hasi 7,1 t/ha GKG.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan ini agak tahan terhadap blas ras 073.

6. Inpago 11 Agritan

Ini adalah varietas padi unggul tahan kekeringan yang sudah tergolong moderat terhadap stok air. Artinya, sangat tahan terhadap kekeringan. Khususnya pada fase vegetatif.

  • Varietas ini dapat dipanen pada umur tanaman ±111 hari. Bentuk batangnya tegak dengan tinggi 124 cm. Jumlah gabah per malai bisa mencapai ±208 butir. Dengan bentuk gabah yang bulat Besar berwarna kuning kotor.
  • Kerontokannya terhitung sedang. Namun tahan terhadap kerebahan. Tekstur nasi yang dihasilkan juga sedang. Sementara kadar amilosa tidak terlalu tinggi, yaitu ±21, 3%.
  • Berat 1000 butir Inpago 11 Agritan adalah  ±25,0 gram. Rata-rata hasil panen cukup tinggi yaitu  ±4,1 t/ha GKG dengan hitungan potensi hasil mencapai 6,0 t/ha GKG.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan yang satu ini peka keracunan Al pada tingkat 60 ppm Al 3+. Sementara untuk masalah hama, varietas ini agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3. Namun cukup  tahan terhadap penyakit blas ras 033, ras 073 dan 133.
  • Varietas ini juga memiliki ketahanan terhadap hawar daun bakteri strain III dan agak tahan strain VIII.

7. Rindang 1 Agritan

Varietas padi tahan kering ini memiliki asal seleksi Selegreng dan Simacan Umur. Pertama kali dilepas pada 2017. Ini adalah padi dengan hasil produk nasi pera.

  • Kadar amilosa mencapai  ±26, 4%. Ketahanan terhadap WBC biotipe 1, 2, dan 3 cukup. Ketahanan terhadap blas ras 001, 041, 033 terbilang baik. Untuk penyakit blas ras 173, masih butuh peningkatan.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan Rindang 1 toleran terhadap naungan dan agak toleran terhadap kekeringan. Varietas padi ini juga toleran terhadap keracunan Al 40 ppm
  • ±113 hari setelah sebar tanaman bisa dipanen. Dengan jumlah gabah per malai  ±138 butir. Ukuran gabahnya sedang berwarna kuning bersih. Berat 1000 butir.
  • Rindang 1 adalah ±27,6 gram. Rata-rata hasil panen Rindang 1 4,62 t/ha GKG. Potensi hasilnya sekitar 6,97 t/ha GKG.
  • Memiliki tingkat kerontokan sedang dan tahan terhadap kerebahan. Hanya dianjurkan ditanam pada lahan kering dataran rendah.

8. Rindang 2 Agritan

Umur tanaman varietas padi unggul tahan kekeringan ini sama dengan Rindang 1 Agritan. Yaitu ±113 hari setelah sebar. Bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman ±138 cm.

  • Daun benderanya agak miring. Jumlah gabah per malai Rindang 2  adalah ±145 butir. Warna gabah kuning bersih dengan ujung gabah keunguan saat mulai kering.
  • Ini adalah jenis padi yang menghasilkan nasi pulen dengan kadar amilosa 16,4%. Berat tiap 1000 butirnya adalah 31,3 gram.
  • Rata-rata hasil panen Rindang 2 4,20 t/ha GKG. Sementara potensi hasil mencapai 7,39 t/ha GKG.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan yang satu ini agak peka terhadap WBC biotipe 1, 2, dan 3. Oleh karena itu pemberian suplemen tanaman mesti diperhatikan. Untuk jenis penyakit blas yang dapat dilawannya adalah blas ras 001, 041, dan 033. Sementara untuk blas ras 073, 051, perlu asupan tambahan.

9. Luhur 1

Anda yang mencari varietas padi unggul tahan kekeringan untuk dataran tinggi dapat mencoba bibit padi Luhur 1.

  • Dengan nomor seleksi B14168E-MR-10, varietas ini berasal dari Jatiluhur/ B10580E-KN-28-1-1. Memiliki umur tanaman ±124 hari setelah sebar. Bentuk tanamannya tegak, tinggi tanaman ±120 cm. Daun benderanya  agak miring.
  • Jumlah gabah di tiap malai sekitar  ±118 butir. Ukuran gabahnya sedang berwarna kuning bersih. Kerontokannya sedang tetapi kerebahan cukup tahan. Ditambah lagi  tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa ±21%.
  • Ini mungkin salah satu varietas padi unggul tahan kekeringan yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Rata-rata hasil panennya cukup tinggi. Yaitu 4,8 t/ha GKG dengan potensi hasil sekitar 6,4 t/ha GKG.
  • Berat 1000 butir  Luhur 1 sekitar ±26,4 gram. Varietas ini agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2, dan 3. Namun tahan terhadap penyakit blas ras 013, 101.
  • Untuk penyakit blas ras 041, 033, 023 varietas padi unggul tahan kekeringan butuh penanganan khusus. Anjuran lahan tanamnya pada lahan kering. Di dataran menengah maupun dataran tinggi pada kisaran 700 hingga 1000 mdpl.

10. Luhur 2

Umur varietas Luhur 2 hingga siap panen sama dengan Luhur 1. Bentuk tanaman agak tegak dengan tinggi tanaman ±110 cm.

  • Daun bendera agak miring. Jumlah gabah per malai tidak terlalu banyak. Yaitu  ±111 butir.
  • Warna gabah juga kuning bersih. Tingkat kerontokan dan kerebahannya sama dengan Luhur 1.
  • Tekstur nasinya sedang. Kadar amilosa sedikit lebih tinggi dibanding Luhur 1, ±24,3%. Berat 1000 butirnya adalah ±24,6 gram. Rata-rata hasil panen Luhur 2 adalah 4,6 t/ha GKG. Potensi hasilnya 6,9 t/ha.
  • Sama seperti Luhur 1, Luhur 2 agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2, dan 3. Tahan terhadap penyakit blas ras 073, 023. Tergolong agak tahan terhadap penyakit blas ras 001, 013, 033, 013, 101, dan 173.
  • Memiliki ketahanan terhadap kekeringan yang baik pada fase vegetatif dan toleran terhadap keracunan alumunium. Anjuran tanamnya adalah pada lahan kering. Baik di dataran menengah maupun dataran tinggi (700-1000 mdpl).

11. Inpago 12 Agritan

Inpago 12 Agritan diseleksi di Selegreng, Ciherang, dan Kencana Bali pada tahun 2017. Rata-rata hasil panenya cukup tinggi yaitu ±6,7 t/ha GKG. Potensi hasil panennya bahkan mencapai 10,2 t/ha GKG.

  • Tekstur nasi yang dihasilkan adalah sedang. Umur atau masa tanamnya tidak lama, yaitu sekitar ±111 hari setelah sebar. Per malainya, gabah dihasilkan dalam jumlah ±164 butir. Berat 1000 butir  padi Inpago 12 Agritan ±26 gram
  • Kadar amilosa ±22,8%. Cukup tahan terhadap kerontokan dan kerebahan. Bentuk tanaman tegak, tetapi tidak terlalu tinggi. Hanya sekitar ±106 cm.
  • Untuk masalah hama, varietas padi unggul tahan kekeringan ini agak rentan wereng batang coklat biotipe 1 dan 2. Sementara untuk penyakit blas ras 033 dan 073, ketahanannya baik. Untuk penyakit blas ras 133, 001, 013, 023, 051 dan 101, tidak terlalu baik. Sedangkan untuk las ras 173 dan 041 varietas ini cukup rentan.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan ini toleran terhadap keracunan Al. Inpago 12 Agritan juga dapat beradaptasi  di lahan kering yang subur maupun lahan kering yang masam. Varietas ini disarankan ditanam di dataran rendah sampai 700 mdpl.

12. Situ Bagendit

Varietas ini dilepas pada 2003. Memiliki masa tanam 110-120 hari. Bentuk tanamannya tegak dan cukup pendek. Hanya 99-105 cm.

  • Daun benderanya tegak dengan bentuk gabah panjang ramping. Warna gabah kuning bersih dengan kerontokan dan kerebahan sedang.
  • Tekstur nasinya pulen. Varietas padi unggul tahan kekeringan ini memiliki kadar amilosa 22%. Dengan berat per 1000 bulir padinya adalah 27-28 gram.
  • Rata-rata hasil panen Situ Bagendit adalah 3-5 t/ha GKG. Varietas ini agak tahan terhadap blas, juga hawar daun bakteri patotipe III dan IV. Anjuran tanamnya adalah lahan kering dan lahan sawah.

13. Situ Patenggang

Umur tanam varietas ini sama dengan Situ Bagendit. Perbedaan bentuk ada pada daun. Daun bendera Situ Patenggang Menyudut 35o-50o  terhadap batang.

  • Bentuk gabahnya agak gemuk dan berwarna krem tua. Ketahanan kerontokan dan kerebahan cukup. Tekstur kepulenan nasi sedang dengan  kadar amilosa 23,93%.
  • Berat tiap 1000 butir  varietas padi unggul tahan kekeringan ini 26,5-27,5 gram. Rata hasil panennya adalah 3,6-5,6 t/ha GKG.
  • Varietas padi unggul tahan kekeringan ini mampu menangkal blas. Memiliki aroma yang khas dan respon yang baik terhadap pemupukan.
  • Anjuran tanam pada lahan kering musim hujan, lahan tumpangsari, lahan tipe tanah Aluvial
  • atau Podsolik. Namun ketinggian tidak bisa lebih dari 300 mdpl.

14. Inpari 45 Dirgahayu

Selain varietas padi tahan kering tipe Inpago yang disebutkan, Anda tetap bisa mencoba menanam varietas lainnya. Misalnya Benih Padi Organik Varietas Inpari 45 Dirgahayu dari produk GDM Organik.

padi inpari 45

Anda bisa menyiasati kondisi lahan kering dengan cara membuat saluran irigasi. Sebab varietas Inpari 45 ini relatif dapat ditanam diberbagai lahan.

  • Anda dapat memilihnya sebagai alternatif varietas padi unggul tahan kekeringan yang menghasilkan produk beras yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.
  • Bibit padi unggul anakan banyak sebenarnya bisa didapat dari varietas padi 45 Dirgahayu.Varietas yang cocok untuk ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-600 mdpl.
  • Penanaman padi dari bibit padi unggul anakan banyak mampu menghasilkan rata-rata hasil panen sekitar 7.1 ton/hektar dengan berat 1000 butir mencapai 27.8 gram.
  • Varietas padi 45 Dirgahayu yang merupakan bibit padi unggul anakan banyak sudah memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh SK Menteri pertanian, yaitu 82/HK.540/C/02/2019. Ditambah lagi, varietas ini merupakan hasil persilangan antara padi Cibogo dan Ciherang dengan produksi panen yang tinggi hingga mencapai 9.5 ton/ha.   

Pemilihan bibit sangat berpengaruh terhadap kualitas budidaya padi utamanya pada saat panen nantinya, Jika Anda ingin memilih bibit padi yang tepat untuk persiapan tanam. Anda bisa berkonsultasi dulu dengan tim ahli pertanian kami melalui tombol dibawah ini:

author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat