- Pupuk Organik Cair
- Suplemen Organik Cair
- GDM Black BosKenapa Harus GDM Black BOS?
Stimulan Bakteri
Merangsang Bakteri Apathogen lainnya untuk bekerja secara sinergi menghasilkan enzim, antibiotik, unsur hara makro & mikro, dll.
Booster Tanah
- Meningkatkan kualitas tanah.
- Lahan Sakit menjadi Sehat.
- Lahan Rusak menjadi Baik.
- Tanah Keras menjadi Gembur.
- Lahan Kurus menjadi Subur.
Bioremediasi Tanah
Memperbaiki tanah yang rusak dan terbukti mampu untuk mendegradasi polutan tanah, bekas tambang dan limbah minyak.
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
Penawar Racun Dari Logam-Logam Berat
- Arsenik (As)
- Kadmium (Cd)
- Merkuri (Hg)
- Tembaga (Cu)
- Timbal (Pb)
Fermentasi Kompos
Mempercepat proses fermentasi kompos sehingga matang sempurna serta meningkatkan kualitas kompos
- GDM SAME Granule Bio OrganikKenapa Harus GDM SAME?
Nutrisi Tanaman
Unsur hara makro dan mikro yang terkandung didalamnya berfungsi sebagai pupuk untuk menutrisi tanaman serta memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Rumah Bagi Bakteri Alami
GDM SAME Granule Bio Organik berfungsi sebagai rumah bagi bekteri alami yang menguntungkan bagi tanaman, juga dapat mempercepat proses penguraian bahan organik dalam tanah.
Penghambat Pertumbuhan Jamur
Membuat perikanan & tanaman menjadi tahan terhadap berbagai penyakit
Penghasil Enzim, Hormone & Antibiotik Alami
Berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan, produktifitas dan imunitas, sehingga dapat meningkatkan resistensi terhadap berbagai penyakit.
Perekat Nutrisi Tanah
GDM SAME Granule Bio Organik befungsi sebagai perekat nutrisi tanah, agar kebutuhan nutrisi tanaman dapat selalu tercukupi, tidak mudah hilang dan penyerapan menjadi lebih optimal di berbagai fase pertumbuhan.
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
- Pupuk Organik GranuleKenapa Harus Pupuk Organik Granule GDM?
Nutrisi Tanaman
Unsur hara makro dan mikro yang terkandung didalam Pupuk Organik Granule berfungsi untuk menutrisi segala jenis tanaman budidaya.
Slow Release Granule
GDM Pupuk Organik Granule Mudah diserap tanaman secara bertahap, teratur dan seimbang sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen.
Aman Bagi Tanaman dan Lingkungan
Pemakaian berlebihan dari Pupuk Organik Granule tidak menimbulkan efek samping yang merugikan bagi tanaman dan aman bagi lingkungan karena terbuat dari bahan 100% organik
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
Perekat Nutrisi Tanah
GDM Pupuk Organik Granule befungsi sebagai perekat nutrisi tanah, agar kebutuhan nutrisi tanaman dapat selalu tercukupi, tidak mudah hilang dan penyerapan menjadi lebih optimal di berbagai fase pertumbuhan.
Memperkaya Plankton dan Produksi Perikanan
Memperbaiki C/N Ratio pada media air kolam atau tambak sehingga dapat meningkatkan kesuburan plankton dan produksi perikanan.
- Pelatihan GDM
Peluang Usaha Budidaya Bawang Putih dan Teknik Penanamannya yang Tepat, Hasilkan Panen Melimpah!
Budidaya bawang putih memiliki potensi usaha yang terbilang menggiurkan. Lantaran rempah tradisional ini jadi bahan yang sangat populer dalam kuliner Indonesia. Keuntungan budidaya bawang putih ini juga akan kian besar bila dulur menetapkan teknik tanam dan perawatan yang tepat.
Secara umum bawang putih merupakan jenis tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Dulur bahkan bisa memulai budidaya ini dalam area yang sempit, baik di lahan depan atau belakang rumah, juga memanfaatkan teknik hidroponik.
Namun, dalam artikel kali ini, GDM akan membagikan bagaimana cara budidaya bawang putih dalam lahan tanam besar.
Tapi sebelum membahasnya secara rinci, mari kita simak dulu bagaimana potensi usaha pertanian bawang putih berikut ini:
Potensi Usaha Budidaya Bawang Putih
Bawang putih yang memiliki nama latin Allium sativum ini merupakan bahan penting dalam pembuatan dan pelengkap dalam bumbu masakan terutama pada bagian umbinya. Bawang putih juga salah satu selain tanaman yang memiliki kandungan senyawa aktif tinggi.
Tidak hanya itu, bawang putih yang memiliki sifat antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi yang berguna untuk kesehatan. Di Indonesia sendiri bawang putih menjadi komoditas yang banyak dibudidayakan karena permintaan dan peluang pasar yang tinggi.
Selain perawatannya yang tidak terlalu sulit, bibit untuk budidaya bawang putih dapat dulur peroleh dengan harga yang relatif murah.
Bawang putih memberikan nilai tambah yang cukup tinggi, dimana harga jual bawang putih yang cenderung stabil. Sehingga memberikan keuntungan yang baik bagi para petani bawang putih.
Selain itu bawang putih juga bisa dulur olah menjadi berbagai produk olahan seperti, bawang putih bubuk, minyak bawang putih, dan suplemen kesehatan, yang mampu meningkatkan nilai jual usaha budidaya bawang putih.
Syarat Tumbuh Bawang Putih
Meski tergolong tanaman yang mudah dibudidayakan, tanaman bawang putih memiliki beberapa syarat tumbuh yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dengan baik.
Selain menunjang tanaman bawang putih agar dapat tumbuh, syarat tumbuh juga mampu meningkatkan hasil produksi bawang putih dengan optimal. Berikut ini syarat-syarat tumbuh bawang putih.
Ketinggian Tempat
Bawang putih tergolong tanaman yang dapat ditanam dan tumbuh pada ketinggian berapa pun, bergantung pada jenis varietas yang ditanam. Namun, secara umum varietas bawang putih dataran tinggi yang sering ditanam dan tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 7000-1.100 mdpl.
Sementara bawang putih untuk varietas bawang putih dataran rendah biasa ditanam pada ketinggian 200-250 mdpl.
Suhu dan Kelembapan
Suhu merupakan faktor penting dalam budidaya bawang putih. Bawang putih tumbuh dengan baik pada suhu 15-25 °C. Seiring dengan peningkatan ketinggian tempat, umumnya suhu juga akan menurun.
Oleh karena itu, pada ketinggian yang lebih tinggi, penting untuk memilih varietas bawang putih yang dapat beradaptasi dengan suhu yang lebih rendah.
Suhu dan kondisi mikroklimat juga dapat berbeda di wilayah dengan ketinggian yang berbeda. Pastikan untuk memahami kondisi iklim setempat, termasuk suhu rata-rata dan pola curah hujan.
Adapun curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan bawang putih berkisar antara 100-200 mm/bulan atau 800-2.000/tahun. Suhu yang rendah dan curah hujan yang terlalu tinggi akan mempersulit pertumbuhan bawang putih.
Tanah
Tanaman bawang putih dapat tumbuh dengan maksimal pada tanah yang subur, mengandung banyak unsur dan nutrisi yang kaya, serta gembut. Pastikan juga tanah memiliki struktur yang baik dan mampu mempertahankan kelembaban dengan baik.
Tanah yang ideal untuk budidaya bawang putih memiliki pH antara 6-7. Tanah yang terlalu masam akan membuat tanaman menjadi lebih kerdil dan tidak berkembang.
Sementara jika pH tanah terlalu basa, garam mangan (Mn) tidak dapat terserap dengan baik oleh tanaman bawang putih. Hal ini akan menyebabkan umbi bawang akan menjadi lebih kurus dan kecil.
Jika pH tanah tidak sesuai, lakukan penyesuaian dengan pengapuran atau pengasaman tanah yang dilakukan 14-30 hari sebelum tanam.
Varietas Unggul Benih Bawang Putih
Varietas-varietas bawang putih di Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang membuat mereka menjadi populer dan cocok untuk dibudidayakan di Indonesia.
Varietas bawang putih di Indonesia telah diadaptasi untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi iklim tropis yang dominan di negara tersebut. Bawang putih ini mampu bertahan dan berproduksi dengan baik dalam suhu dan kelembapan yang relatif tinggi.
Beberapa varietas bawang putih di Indonesia memiliki ketahanan terhadap penyakit yang umum menyerang tanaman bawang putih, seperti penyakit bercak daun atau penyakit umbi. Hal ini membantu mengurangi risiko kerugian akibat serangan penyakit dan meminimalkan penggunaan pestisida.
Selain itu, varietas bawang putih lokal di Indonesia, memiliki cita rasa yang kuat dan aroma yang khas. Hal tersebut membuat bawang putih lokal menjadi pilihan yang baik untuk penggunaan kuliner dalam meningkatkan cita rasa hidangan yang dihasilkan.
Beberapa varietas unggul, seperti lumbu putih, lumbu kuning, lumbu hijau, tawangmangu baru, dan lain sebagainya.
Teknik Budidaya Bawang Putih
Adapun teknik dalam budidaya bawang putih dijelaskan sebagai berikut.
Persiapan Benih
Secara umum perbanyakan tanaman bawang putih dilakukan secara vegetatif menggunakan suing. Induk umbi yang digunakan hendaknya bibit yang berkualitas tinggi dan bebas dari hama serta penyakit.
Biasanya, umbi yang digunakan dalam bibit budidaya bawah putih berumur sekitar 100-120 hari. Dengan memilih bibit yang tepat akan membantu meningkatkan produktivitas hasil panen.
Kriteria Benih Berkualitas
Dalam budidaya bawang putih, benih yang digunakan adalah siung bawang putih yang terpisah dari umbi utamanya. Siung merupakan bagian bawang putih yang terbentuk di sekitar umbi utama dan berpotensi untuk tumbuh menjadi tanaman bawang putih baru.
Setelah memilih umbi bawang putih yang berkualitas, siung dipisahkan dengan hati-hati tanpa merusaknya. Kemudian, siung-siung ini akan digunakan sebagai benih yang ditanam dalam proses budidaya bawang putih. Adapun kriteria benih yang berkualitas dapat dilihat dari berbagai cirinya, antara lain:
1. Benih bernas, bagian pangkal batang padat
Dalam memilih benih bawang putih yang bernas, perlu memperhatikan bagian pangkal batangnya tidak lembek atau berongga. Benih yang berisi penuh menunjukkan bahwa terdapat cadangan nutrisi yang tersimpan di dalamnya untuk mendukung pertumbuhan bibit.
2. Siung memiliki tekstur yang licin, tegak (tidak layu), dan tidak kisut
Siung bawang putih yang baik memiliki tekstur penampilan yang licin pada bagian kulit siungnya. Kulit siung yang licin menandakan benih dalam kondisi yang baik dan belum mengalami kerusakan atau dehidrasi. Siung yang licin biasanya juga mudah untuk dipisahkan dari bagian lainnya.
Siung bawang putih yang berkualitas juga memiliki tekstur yang tegar (tidak layu) Ketika disentuh. Dalam hal ini, siung bawang putih menunjukkan bahwa siung tersebut memiliki kepadatan yang baik dan memiliki kandungan air yang seimbang.
Selain itu, bawang putih yang berkualitas juga tidak kisut dan mengerut. Siung yang kisut menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau kondisi yang kurang baik untuk dijadikan benih.
3. Tunas terlihat segar
Tunas yang segar pada benih bawang putih biasanya memiliki warna hijau muda atau putih bersih. Warna tersebut menunjukkan tunas dalam kondisi hidup dan aktif dalam masa pertumbuhan.
Tunas yang kurang baik atau mati biasanya berwarna coklat dan kering. Jika tunas atau benih bawang putih menunjukkan ciri fisik tersebut, makan tunas tidak dapat digunakan sebagai benih.
4. Bebas dari hama dan penyakit
Sebelum melakukan penanaman benih, alangkah baiknya memeriksa kondisi tunas dengan teliti untuk memastikan tidak ada tanda-tanda penyakit, infeksi, atau kerusakan lainnya. Hindari benih dengan tunas yang terserang penyakit, seperti terinfeksi jamur, bitnik-bintik, atau kerusakan fisik yang signifikan.
Tunas yang terserang penyakit dapat mengganggu maupun menghambat pertumbuhan tunas baru pada tanaman bawang putih.
Untuk memastikan pertumbuhan tunas yang optimal, sebaiknya benih memiliki ukuran yang seragam dan sebanding dengan ukuran siungnya.
Jumlah Benih Bawang Putih per Hektar Lahan
Jumlah benih bawang putih yang diperlukan per hektar lahan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti jarak tanam dan ukuran benih.
Secara umum, satu hektar lahan pada areal yang dapat ditanami bawang putih berkisar 60-70%. Untuk sisanya dapat dimanfaatkan sebagai drainase dan jarak antar bedengan.
Siung bawang putih dapat dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan dengan jenis ukurannya, yaitu siung berukuran besar (1,5-2,0 gram/siung), siung berukuran sedang (1,0-1,5 gram/siung), dan siung berukuran kecil (<1,0 gram/siung).
Jarak Tanam
Jumlah benih yang diperlukan juga terkait dengan jarak tanam yang dulur terapkan. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak benih yang diperlukan untuk ditanam.
Jarak tanam bawang putih pada umumnya disesuaikan dengan ukuran siung. Siung berukuran besar dapat ditanam dengan jarak 12,5 cm × 12,5 cm, sedangkan untuk siung berukuran kecil dapat ditanam dengan jarak 10 cm × 10 cm.
Penyemaian Benih Bawang Putih
Penyemaian bawang putih merupakan salah satu tahap awal yang dilakukan dalam budidaya bawang putih. Setelah memilih benih bawang putih yang berkualitas, tanam benih bawang putih dengan menanamkan siung atau biji ke dalam media tanam dengan kedalaman 2-3 cm dari permukaan tanah.
Pengolahan Lahan
Lahan yang ideal untuk budidaya bawang putih adalah lahan dengan tekstur tanah yang gembur dan porous, seperti tanah lempung berpasir.
Selain itu, lahan dengan tekstur tanah ringan dan gembur cenderung memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman bawang putih dibandingkan dengan tanah yang berat seperti tanah liat atau lempung.
Lahan yang cocok untuk budidaya bawang putih bisa berupa lahan sawah bekas tanaman padi atau tanah tegalan. Namun, perlu diingat bahwa sebaiknya menghindari penggunaan lahan bekas tanaman yang sefamili dengan bawang putih, karena hal itu dapat mempermudah penyebaran hama dan penyakit.
Sebelum menanam bawang putih, penting untuk membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, gulma, semak, serta batu atau kerikil yang mungkin ada.
Membersihkan lahan secara menyeluruh akan membantu mencegah persaingan gulma dengan tanaman bawang putih dan memastikan pertumbuhan yang optimal. Lakukan pembajakan tanah yang bisa dimulai 21 hari sebelum tanam dan dilakukan 2–3 kali dengan waktu satu minggu.
Pengolahan Lahan dengan Produk GDM
Untuk menunjang pertumbuhan bawang putih yang maksimal, lakukan pemupukan dasar pada lahan yang akan ditanam. Dulur dapat menggunakan dua produk GDM Organik, yakni GDM Black Bos dan GDM SaMe. Adapun cara penggunaanya dijelaskan sebagai berikut.
- Siapkan GDM SaMe sejumlah 150 kg untuk penggunaan 1 hektar lahan tanam bawang putih. Kemudian taburkan produk tersebut secara merata di atas permukaan tanah yang akan ditanami.
- Siapkan GDM Black Bos berukuran 10 kg untuk penggunaan 1 hektar lahan tanam bawang putih. Adapun cara penggunaan produk ini dengan melarutkan 250 ml GDM Black Bos dalam 1 tangki air penuh.
- Setelah itu aduk larutan yang tercampur GDM Black Bos hingga merata. Kemudian semprotkan larutan pada lahan tanam budidaya bawang putih yang sudah di sirami air dengan kondisi lembab atau basah.
- Lakukan pemupukan dasar lahan budidaya bawang putih ini, 7 hari sebelum proses penanaman dilakukan.
Pemasangan Mulsa
Mulsa merupakan lapisan penutup tanah yang diletakkan di sekitar tanaman. Mulsa berfungsi melindungi dan memperbaiki kondisi pertumbuhan tanaman bawang putih. Pada penanaman bawang putih, dulur bisa menggunakan mulsa plastik atau mulsa organik seperti jerami.
Pemasangan mulsa plastik lebih efektif saat musim hujan, sementara penggunaan mulsa jerami lebih disarankan pada musim kemarau.
Terdapat perbedaan dalam metode pemasangan mulsa tersebut, di mana mulsa plastik diletakkan sebelum penanaman bibit, sementara mulsa jerami dipasang setelah penanaman bibit bawang putih. Pemasangan mulsa jerami pada musim hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi berlebihan, yang tidak ideal untuk pertumbuhan bawang putih.
Di sisi lain, pemasangan mulsa plastik tidak dianjurkan pada musim kemarau karena mulsa tersebut menyerap panas matahari dan memiliki reflektivitas cahaya yang rendah, yang dapat meningkatkan suhu tanah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang putih.
Pemeliharaan
Pemeliharaan budidaya bawang putih sangat penting untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan mengoptimalkan hasil panen. Adapun cara yang dilakukan dalam tahap pemeliharaan dijelaskan sebagai berikut.
Penyiangan Gulma dan Pembumbunan
Dalam pemeliharaan bawang putih, penyiangan gulma dan pembumbunan tanah sangat penting. Penyiangan gulma dapat dulur lakukan untuk menghilangkan tumbuhan liar yang dapat bersaing dengan bawang putih.
Sedangkan pembumbunan adalah proses menambahkan tanah (meninggikan bedengan) di sekitar batang bawang putih untuk memberikan dukungan dan perlindungan.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menunjang pertumbuhan bawang putih agar mendapatkan nutrisi yang cukup. Selain itu, pemupukan juga mampu meningkatkan hasil produksi bawang putih. Dalam hal ini, dulur bisa memberikan pupuk GDM Pangan untuk menjaga dan meningkatkan hasil panen dulur.
Berikut cara pemupukan tanaman bawang putih menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan.
- Siapkan 8 Liter Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan untuk tiap 1 hektar lahan perkebunan tanaman bawang putih.
- Larutkan 2 gelas (500 ml) Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan ke dalam air tangki penyemprotan, kemudian aduk hingga merata
- Semprotkan larutan Pupuk Organik Cair (POC) GDM Spesialis Tanaman Pangan secara merata pada bagian tanaman bawang putih.
- Lakukan pemupukan ini tiap seminggu sekali, hingga tanaman mencapai umur lebih dari 35 hari setelah tanam (HST).
Pengairan
Pengairan dapat dilakukan dengan cara penyiraman atau penggenangan (leb). Waktu yang disarankan dalam penyiraman bawang putih yaitu pagi dan sore hari. Pada masa pertumbuhan, bawang putih memerlukan ketersediaan air yang cukup dengan melakukan penyiraman 2-3 hari sekali.
Sedangkan pada masa pembentukan tunas hingga pembentukan umbi lakukan pengairan sebanyak 7-15 hari sekali. Hentikan pengairan pada saat masa pembentukan umbi maksimal 10 hari sebelum dipanen.
Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Putih
Pengendalian hama dan penyakit merupakan bagian penting dalam pemeliharaan tanaman bawang putih. Lakukan pengendalian secara rutin agar kualitas hasil tanaman bawang putih tumbuh secara optimal.
Untuk mengetahui cara pengendalian yang dilakukan dulur perlu mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada tanaman bawang putih.
Secara umum kerusakan pada tanaman disebabkan oleh hama dan penyakit yang dijelaskan sebagai berikut.
Hama pada Tanaman Bawang Putih
Ulat Tanah
Ulat tanah (Agrotis ipsilon) merupakan ulat yang memiliki ciri fisik berwarna hitam keabu-abuan dan relatif aktif pada sore hari. Gejala serangan hama ini, ditandai dengan kerusakan pada akar dan batang.
Uret
Uret (Holotrichia sp) merupakan salah satu hama yang menyerang bawang putih. Hama ini adalah kumbang yang memiliki larva penggerek akar.
Larva ini biasanya menggali dan memakan akar tanaman bawang putih, dan menyebabkan kerusakan pada sistem perakaran, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman bawang putih.
Tanda-tanda serangan Holotrichia sp. pada bawang putih dapat terlihat melalui pertumbuhan tanaman yang terhambat, daun yang menguning dan layu, serta kerusakan pada akar bawang putih.
Lalat Pengorok Daun
Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.) adalah serangga kecil berukuran sekitar 2-3 mm yang bertelur pada daun tanaman bawang putih. Larvanya, yang dikenal sebagai ulat pengorok daun, menggali lorong-lorong di dalam jaringan daun, merusak jaringan dan menyebabkan kerusakan pada tanaman.
Ulat Bawang
Ulat bawang (Spodoptera exigua) memiliki tubuh berwarna hijau pucat hingga kecoklatan dengan garis-garis putih atau hitam di sepanjang tubuhnya. Hama ini menggerogoti daun, batang, dan umbi bawang putih.
Tanda-tanda serangan ulat bawang meliputi daun yang tergerek, berlubang, atau bahkan dimakan secara keseluruhan. Selain itu, kemunculan hama ini dapat ditandai dengan timbulnya bercak-bercak putih transparan pada daun. Biasanya ulat ini dapat dilihat secara langsung pada tanaman bawang putih.
Ulat Grayak
Ulat Grayak (Spodoptera litura) memiliki warna yang bervariatif bergantung pada jenisnya. Namun secara umum, ulat ini memiliki tanda hitam yang menyerupai kalung pada lehernya. Ulat ini dapat menyebabkan lubang tidak beraturan pada tanaman bawang putih.
Kutu Daun Bawang
Kutu daun bawang (Neotoxoptera formosana) memiliki ukuran kecil dengan tubuh berwarna hijau pucat hingga kuning kecoklatan. Mereka umumnya ditemukan mengumpulkan diri pada daun bawang, terutama pada bagian ujung daun atau pada pucuk tanaman.
Gejala serangan hama ini dapat ditandai dengan perubahan tekstur daun menjadi keriput, berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati.
Tungau
Tungau memiliki ukuran yang sangat kecil sekitar 0.25 mm, yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang. Hama tungau hidup di bagian bawah daun dan menghisap cairan tumbuhan, yang dapat mengakibatkan daun menjadi kering, berubah warna, dan menggulung.
Thrips
Thrips memiliki ukuran kecil, sekitar 1-2 mm, dan berwarna kecoklatan atau hitam. Mereka memiliki tubuh yang ramping dan sayap yang tipis. Thrips biasanya menghisap cairan sel tanaman dan menyebabkan kerusakan pada daun, bunga, atau buah.
Tanda-tanda serangan thrips pada tanaman bawang putih meliputi daun yang menguning, mengering, atau mengkerut. Serangan yang parah dapat menyebabkan deformasi pada umbi bawang.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan cairan insektisida dan melakukan perawatan tanaman bawang putih secara rutin.
Penyakit pada Bawang Putih
Penyakit pada bawang putih biasa disebabkan oleh hal-hal berikut.
Mati Pucuk
Mati pucuk atau trotol (Alternaria porri) merupakan penyakit tanaman bawang putih yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri.
Penyakit ini umumnya ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna coklat pada daun, batang, atau umbi tanaman bawang putih. Bercak-bercak ini dapat membesar dan meluas, menyebabkan layu dan kematian pada bagian-bagian tanaman.
Penyakit trotol atau mati pucuk pada bawang putih dapat disebabkan oleh kelembaban yang tinggi (rata-rata di atas 26° C), kondisi cuaca lembab, dan kurangnya sirkulasi udara di sekitar tanaman.
Antraknos
Antraknosa pada tanaman bawang putih disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides. Antraknosa pada bawang putih ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna coklat atau hitam pada daun, tangkai daun, batang, atau umbi tanaman.
Bercak-bercak ini sering memiliki tepi yang lebih gelap dan bisa membesar seiring waktu. Serangan yang parah dapat menyebabkan pembusukan pada daun dan umbi bawang putih.
Embun Buluh
Embun bulu atau lodoh pada bawang putih disebabkan oleh jamur Peronospora destructor. Ketika terserang hama ini, pada bawang putih ditandai dengan munculnya lapisan berbulu atau berlodoh pada permukaan daun, tangkai daun, dan umbi tanaman.
Lapisan tersebut biasanya berwarna abu-abu hingga kehitaman. Serangan yang parah dapat menyebabkan daun menguning, kering, dan akhirnya layu. Jamur Peronospora destructor berkembang dengan baik pada kondisi lembap dan dingin.
Serangan biasanya terjadi pada musim hujan atau saat kelembaban tinggi. Jamur dapat menyebar melalui percikan air, hujan, atau angin.
Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium pada bawang putih terjadi karena infeksi jamur Fusarium spp., terutama Fusarium oxysporum. Gejala dari serangan penyakit ini terlihat dari daun yang menguning, layu, dan akhirnya tanaman mati.
Akar tanaman juga terlihat busuk dan berwarna coklat atau merah kecoklatan. Kadang-kadang terdapat lapisan putih atau merah muda pada akar atau batang yang terinfeksi.
Apabali infeksi penyakit ini melalui benih, gejala serangan mulai terlihat pada umur 7-14 hari setelah tanam. Sedangkan jika terinfeksi melalui tanah, gejala serangan mulai terlihat pada umur lebih dari 30 hari setelah tanam.
Penyakit Busuk Leher Akar
Penyakit busuk leher akar yang muncul karena Botrytis allii biasanya mempengaruhi bagian leher akar dan pangkal batang tanaman. Gejala penyakit busuk leher akar dapat terlihat dari adanya pembusukan pada bagian leher akar, yang bisa berwarna coklat, hitam, atau bahkan berlendir.
Tanaman yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala kelemahan, daun menguning, pertumbuhan yang terhambat, dan akhirnya busuk (mati).
Penyakit Virus Kompleks
Penyakit virus kompleks pada bawang putih terjadi ketika tanaman terinfeksi oleh beberapa jenis virus secara bersamaan. Berbagai jenis virus, seperti virus mosaik, virus daun menggulung, virus Y, dan lain sebagainya.
Gejala penyakit virus kompleks pada bawang putih dapat bervariasi tergantung jenis virus yang menyerang. Contohnya, perubahan warna pada daun, seperti mosaik (bintik-bintik berwarna terang dan gelap) atau striping (garis-garis berwarna terang dan gelap), serta pembusukan atau kekuningan pada daun dan tangkai bunga.
Pengendalian penyakit di atas dapat dulur lakukan dengan perawatan secara rutin dengan cara menjaga kebersihan tanaman dan pemberian fungisida sesuai dengan jenis-jenis dampak penyakit pada bawang putih.
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan tanaman bawang putih dapat dilakukan dengan cara berikut.
Masa Panen
Waktu Panen
Secara umum bawang putih membutuhkan waktu sekitar 90-120 hari setelah penanaman untuk mencapai tahap panen.
Bawang putih siap panen memiliki ciri-ciri seperti, umbinya terlihat di permukaan tanah, daun-daun bawang putih akan mulai menguning atau mengering secara bertahap. Selain itu, bawang putih yang siap panen biasanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada ketika proses penamaman di awal.
Cara Panen
- Sehari sebelum masa panen lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari untuk menggemburkan lahan tanaman bawang putih.
- Pada hari selanjutnya, lakukan pencabutan tanaman bawang putih dengan hati-hati.
- Pencabutan bawang putih dapat dulur lakukan dengan memegang umbi dan angkat/tarik semua bagian umbi dengan hati-hati agar umbi tidak patah atau rusak.
- Biarkan tanaman tergeletak di lapangan selama beberapa saat untuk mengeringkan sebagian tanah yang menempel pada akar dan umbi.
- Masukkan bawang putih yang sudah dulur tanam ke dalam wadah yang sudah disiapkan.
Pasca Panen
Setelah melakukan panen, dulur perlu melakukan tahap pasca panen untuk menjaga kualitas dan daya tahan umbi bawang putih. Berikut yang perlu dulur lakukan pasca panen:
- Setelah proses panen, bersihkan umbi bawang putih dari tanah atau kotoran yang menempel.
- Gosok secara perlahan untuk menghilangkan sisa-sisa tanah, tetapi jangan mencuci umbi dengan air karena kelembaban berlebih dapat menyebabkan perkecambahan atau pembusukan.
- Letakkan umbi bawang putih di tempat yang teduh dan berangin selama beberapa minggu untuk mengeringkan kulit luar umbi.
- Setelah pengeringan, lakukan penyortiran umbi bawang putih. Buang umbi yang terlihat rusak, terinfeksi penyakit, atau memiliki cacat. Pisahkan umbi berdasarkan ukuran dan kualitasnya untuk memudahkan penyimpanan atau pemasaran.
- Simpan umbi bawang putih yang sudah dulur keringkan dalam kondisi yang tepat. Pilih wadah atau kantong yang bersih, kering, dan memiliki ventilasi yang baik.
- Tempatkan umbi di tempat yang sejuk (suhu sekitar 0-4°C) dengan kelembaban yang rendah (sekitar 60-70%). Hal tersebut membantu mempertahankan kualitas umbi dan mencegah pertumbuhan jamur.
- Setelah proses pasca panen selesai, dulur dapat memasarkan umbi bawang putih ke pasar lokal, pengecer, restoran, atau melalui platform e-commerce.
Demikian lah panduan cara budidaya bawang putih yang dapat dulur lakukan, mudah bukan. Jangan lupa selalu merawat tanaman budidaya dengan memberikan pupuk GDM untuk menjaga kualitas hasil panen menunjang proses budidaya tanaman yang dulur lakukan.