Anda pemula dan ingin memulai berbudidaya cacing tanah? Caranya mudah kok! Salah satu hewan yang terlihat menjijikan ini bisa menjadi bisnis yang dapat memberikan keuntungan untuk Anda karena kebutuhan yang cukup banyak di masyarakat dan terus meningkat.
Cacing tanah banyak dicari untuk memenuhi kebutuhan pakan budidaya ikan baik secara langsung atau diolah menjadi pelet, pakan saat memancing, tepung cacing, obat-obatan, untuk membuat pupuk organik atau kosmetik.
Budidaya cacing tanah sendiri sangatlah mudah karena tidak menghabiskan waktu yang lama, hanya cukup memberinya makan dan sedikit perawatan. Tidak perlu perawatan khusus seperti membersihkan kandang layaknya ternak hewan lainnya.
Sudah siap untuk beternak cacing tanah? Yuk, simak cara budidaya cacing tanah untuk pemula berikut ini:
Cacing tanah atau dengan nama ilmiah Lumbricus Rubellus memiliki habitat hidup layaknya namanya yaitu di tanah. Cacing ini mempunyai tubuh berwarna merah kecoklatan dengan panjang kurang lebih 7,5 hingga 10 cm. Cacing ini tidak memiliki kaki maupun mata, sehingga cacing tanah mengandalkan indra penciumannya untuk mencari sumber makanan.
Hewan invertebrata atau tidak mempunyai tulang belakang ini memiliki sifat hermaprodit atau berkelamin ganda. Meski berkelamin ganda, cacing tanah tidak dapat melakukan pembuahan sendiri melainkan harus dilakukan oleh sepasang cacing tanah.
Dibandingkan dengan jenis cacing lainnya, cacing tanah mempunyai kelebihan seperti tidak berbau, bisa berkembang biak dengan cepat, tumbuh subur, mudah beradaptasi dengan berbagai media, dan punya ketahanan hidup yang tinggi.
Selain itu, cacing tanah juga memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar 76% dan karbohidrat sekitar 17%, lemak 45%, asam amino lengkap, asam glutamate 8,9%, Treonin 3,28%, lisin 5,16%, glycine 3,54, abu 1,5%, mineral serta air.
Karena memiliki gizi yang tinggi, itu mengapa cacing tanah banyak dicari untuk bahan pakan ternak seperti unggas. Kemudian, cacing ini juga digunakan untuk kebutuhan obat dalam mengatasi demam atau typhus dan untuk bahan kosmetik karena dipercaya dapat melembabkan dan meremajakan kulit.
Budidaya cacing tanah jadi salah satu bisnis yang menjanjikan untuk Anda geluti karena tingginya kebutuhan serta sedikitnya modal yang diperlukan.
Seperti dilansir dari Kompas TV, seorang peternak cacing tanah dari Kabupaten Karo, Medan memilih untuk membudidayakan cacing tanah karena harganya yang stabil dikisaran angka Rp25 ribu – Rp30 ribu per kilo. Hasil cacing yang ia budidayakan kemudian diekspor ke berbagai negara layaknya China dan korea untuk pembuatan kosmetik. Dia pun kini dapat meningkatkan perekonomian keluarga yang sempat terpuruk akibat terdampak Covid-19.
Selain itu, dilansir dari Merdeka.com, peternak cacing tanah di Karanganyar, Jawa timur menjual hasil ternaknya ke pengusah obat tradisional atau perusahaan kosmetik, serta pedagang ikan hias dengan harga yang sama dikisaran Rp25 ribu – Rp 30 ribu tergantung musim.
Menurutnya, harga cacing tanah bisa lebih mahal di musim kemarau. Kehidupan cacing tanah sangatlah tergantung pada suhu dan kelembaban, maka dari itu apabila memasuki musim kemarau makan perlu dilakukan perawatan ekstra pada tanahnya.
Penjualan cacing tanah ini bisa dilakukan dalam kondisi cacing basah ataupun kering. Contohnya seperti dilansir dari CNN Indonesia, peternak cacing tanah di Depok, Jawa Barat ini menjual hasil panennya secara kering untuk menghindari kerugian karena minim risiko cacing mati dan membusuk saat proses pengiriman. Cacing tanah kering juga dikatakan lebih mudah diolah untuk berbagai komoditi.
Peternak cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus di Depok ini mampu memanen cacing mencapai 200 kg tiap bulannya dengan harga di pasaran rata-rata mencapai Rp200 ribu sampai Rp400 ribu per kilogram atau rata-rata keuntungan yang didapatkannya Rp50an juta per bulan.
Dalam memulai budidaya cacing tanah, Anda perlu mempersiapkan media ternaknya terlebih dahulu. Kemudian, setelah mempersiapkan tempat untuk ternak Anda dapat mempersiapkan bibitnya, mengetahui cara memberi pakan untuk cacing, dan cara panen.
Penambahan Pupuk GDM Granule SAME dan GDM Black BOS dapat mencegah penyakit tular tanah seperti:
Agar cacing tanah dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik berikut hal yang perlu diperhatikan:
Jika sudah mempersiapkan media untuk ternak cacing tanah, tentukan bibit cacing tanah yang berkualitas. Terdapat beragam jenis cacing tanah yang merupakan unggulan dan dapat menghasilkan banyak keuntungan untuk Anda.
Terdapat beragam jenis cacing seperti Megascolicidae, Genus Lumbricus, Lumbricidae, Eisenia, Pheretima, Diplocardia, Perionyx, dan Lidrillus. Di Indonesia sendiri, ada 3 cacing tanah yang banyak dibudidaya seperti Perionyx, Pheretima, dan Lumbricus.
Ke-3 cacing tanah yang populer di Indonesia ini menggemari media dengan bahan organik layaknya sampah dapur ataupun pupuk kandang. Meski ke-3nya populer, untuk pemula Anda disarankan untuk memilih jenis Lumbricus Rubellus untuk dibudidayakan karena ketahanannya yang baik dan relatif tidak banyak bergerak sehingga lebih mudah dalam menggemukannnya.
Selain itu, jenis ini juga menghasilkan banyak telur dan kascing atau kotoran yang mengandung bermacam komponen biologis seperti giberelin, sitokinin, dan auxin. Kemudian juga mengandung komponen lainnya seperti nitrogen, fosfor, kalium, belerang, magnesium, dan besi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.
Maka dari itu, tanah dari berbudidaya cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus ini dapat Anda jual ke petani karena ada banyak kandungan baik yang bisa membantu tumbuhan atau tanaman untuk tumbuh subur dan sehat.
Berikut cara mempersiapkan bibit cacing tanah:
Anda bisa memberikan cacing tanah pakan berupa campuran kotoran hewan ternak seperti sapi atau kerbau dan limbah sayuran layaknya ampas tahu,sawi, kol, atau sayuran lainnya. Pakan dibuat dengan cara dihancurkan seperti bubur dengan perbandingan 60% : 40%. Pakan diberikan sebanyak 250 ml di setiap media pengembangbiakan berukuran 60 cm x 15 cm.
Pemberian pakan ini dilakukan 1 -2 kali dalam seminggu dengan pemeliharaan bibit calon induk selama 1 hingga 1,5 bulan. Anda bisa memberinya makan pada waktu pagi dan sore, perlu diingat Anda jangan sampai telat memberi cacing tanah makan sebab cacing bisa melarikan diri dari wadah budidaya atau terlambat membesar.
Selain itu, Anda juga bisa memberi makan cacing tanah bahan yang sudah di fermentasi. Bahan yang sudah difermentasi menghasilkan jenis pakan yang memiliki struktur gembur yang memudahkan cacing tanah untuk memakannya dan membuat cacing cepat gemuk. Berikut cara melakukan fermentasi:
Di dalam Suplemen Organik Cair GDM mengandung beragam bakteri baik seperti:
Perawatan dalam perkembangan cacing tanah sangatlah mudah, karena perkembangannya yang cepat Anda perlu menggemburkan media tanah secara rutin setiap 3-4 hari sekali selama 4 bulan. Tanah pada media budidaya perlu digemburkan karena tanah apabila didiamkan akan memadat dan untuk memudahkan cacing tanah untuk bergerak perlu dibantu dengan penggemburan.
Cacing tanah biasanya rentan diserang oleh serangga seperti semut, jika dibiarkan Anda bisa mengalami kerugian bahkan gagal panen. Untuk itu, pencegahan terhadap serangan hama ini harus dilakukan, Anda bisa memberikan kapur anti serangga pada sekitar wadah plastik pengembangbiakan cacing tanah.
Selain itu, perlu perhatikan juga serangan hama lainnya seperti burung, kumbang, kelabang, lipan, tikus, lalat, ular, lintah, dan kutu.
Setelah memasuki usia 3 hingga 6 bulan setelah dilakukan pemeliharaan, cacing tanah bisa Anda panen. Anda dapat melakukan panen setiap 6 bulan sekali, berikut cara panen yang sangat mudah:
Berikut merupakan cara budidaya cacing tanah untuk pemula yang bisa Anda coba. Harapannya dengan turut menjadi peternak cacing tanah, Anda bisa menjadi penyedia cacing tanah di tengah tingginya kebutuhan cacing berikut di masyarakat.
Untuk Anda yang merupakan seorang pemula dan ingin beternak cacing tanah, Anda bisa dengan mudah melakukan konsultasi dengan ahli perikanan kami yang hanya cukup dengan klik tombol di bawah ini: