- Pupuk Organik Cair
- Suplemen Organik Cair
- GDM Black BosKenapa Harus GDM Black BOS?
Stimulan Bakteri
Merangsang Bakteri Apathogen lainnya untuk bekerja secara sinergi menghasilkan enzim, antibiotik, unsur hara makro & mikro, dll.
Booster Tanah
- Meningkatkan kualitas tanah.
- Lahan Sakit menjadi Sehat.
- Lahan Rusak menjadi Baik.
- Tanah Keras menjadi Gembur.
- Lahan Kurus menjadi Subur.
Bioremediasi Tanah
Memperbaiki tanah yang rusak dan terbukti mampu untuk mendegradasi polutan tanah, bekas tambang dan limbah minyak.
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
Penawar Racun Dari Logam-Logam Berat
- Arsenik (As)
- Kadmium (Cd)
- Merkuri (Hg)
- Tembaga (Cu)
- Timbal (Pb)
Fermentasi Kompos
Mempercepat proses fermentasi kompos sehingga matang sempurna serta meningkatkan kualitas kompos
- GDM SAME Granule Bio OrganikKenapa Harus GDM SAME?
Nutrisi Tanaman
Unsur hara makro dan mikro yang terkandung didalamnya berfungsi sebagai pupuk untuk menutrisi tanaman serta memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Rumah Bagi Bakteri Alami
GDM SAME Granule Bio Organik berfungsi sebagai rumah bagi bekteri alami yang menguntungkan bagi tanaman, juga dapat mempercepat proses penguraian bahan organik dalam tanah.
Penghambat Pertumbuhan Jamur
Membuat perikanan & tanaman menjadi tahan terhadap berbagai penyakit
Penghasil Enzim, Hormone & Antibiotik Alami
Berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan, produktifitas dan imunitas, sehingga dapat meningkatkan resistensi terhadap berbagai penyakit.
Perekat Nutrisi Tanah
GDM SAME Granule Bio Organik befungsi sebagai perekat nutrisi tanah, agar kebutuhan nutrisi tanaman dapat selalu tercukupi, tidak mudah hilang dan penyerapan menjadi lebih optimal di berbagai fase pertumbuhan.
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
- Pupuk Organik GranuleKenapa Harus Pupuk Organik Granule GDM?
Nutrisi Tanaman
Unsur hara makro dan mikro yang terkandung didalam Pupuk Organik Granule berfungsi untuk menutrisi segala jenis tanaman budidaya.
Slow Release Granule
GDM Pupuk Organik Granule Mudah diserap tanaman secara bertahap, teratur dan seimbang sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen.
Aman Bagi Tanaman dan Lingkungan
Pemakaian berlebihan dari Pupuk Organik Granule tidak menimbulkan efek samping yang merugikan bagi tanaman dan aman bagi lingkungan karena terbuat dari bahan 100% organik
Menggemburkan Tanah
Membuka pori-pori tanah lebih cepat sehingga tanah yang keras menjadi lebih gembur dan subur.
Perekat Nutrisi Tanah
GDM Pupuk Organik Granule befungsi sebagai perekat nutrisi tanah, agar kebutuhan nutrisi tanaman dapat selalu tercukupi, tidak mudah hilang dan penyerapan menjadi lebih optimal di berbagai fase pertumbuhan.
Memperkaya Plankton dan Produksi Perikanan
Memperbaiki C/N Ratio pada media air kolam atau tambak sehingga dapat meningkatkan kesuburan plankton dan produksi perikanan.
- Pelatihan GDM
Peluang Budidaya Ikan Jelawat dan Panduan Memulainya untuk Pemula, Menjanjikan!
Mungkin belum banyak dari dulur-dulur sekalian yang mengetahui ikan jelawat. Meski tak terlalu populer, budidaya ikan jelawat banyak dilakukan. Bahkan, ikan lokal ini menjadi salah satu jenis komoditas perikanan terbanyak di Indonesia.
Selain karena memang ikan jelawat adalah ikan yang dijual di pasar domestik tertentu, ikan ini pun kalah pamor dengan ikan-ikan asing seperti ikan lele dumbo ataupun ikan nila.
Ya memang karena ikan asing tersebut mudah untuk dibudidayakan, ikan-ikan yang sudah dikenal memiliki nilai jual yang tinggi loh dulur.
Peluang Usaha Budidaya Ikan Jelawat
Meski ikan asing lebih banyak dibudidayakan, namun kini ikan lokal juga mulai dibudidayakan. Ikan-ikan lokal yang tersebut seperti ikan betutu, ikan tawes, ikan belida, ikan baung, dan ikan-ikan lainnya. Tak ketinggalan, ikan jelawat pun kini mulai dibudidayakan.
Di tempat asalnya ikan jelawat yakni di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), ikan ini jadi kesukaan semua orang. Bahkan orang luar Kotim yang telah mencobanya pun jadi ketagihan. Bahkan ternyata ikan jelawat ini telah menggaet peminat dari negeri lain seperti Thailand.
Ikan jelawat biasa petani jual saat masih dalam bentuk ikan segar, juga dalam produk-produk olahan. Bagaimana dulur, tertarik untuk mencoba membudidayakan ikan jelawat tidak?
Karakteristik Ikan Jelawat
Ikan jelawat ini bila menggunakan sistem Bleeker, termasuk dalam kelas Pisces, dengan genus Leptobarbus. Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang memanjang dengan sisik keperakan serta agak kehitaman pada bagian punggung dan juga kepala.
Saat masih anakan atau belum dewasa, ikan jelawatan ini pada sirip dubur serta sirip perutnya akan berwarna oranye kemerahan, memiliki sirip dubur dengan 5 – 8,5 jari-jari, tak berduri, memiliki gurat sisi yang memanjang di bawah ekornya.
Serta memiliki 7 – 8 jari-jari yang bercabang di bagian sirip punggungnya, dan jari-jari terakhirnya tidak bergerigi, serta memiliki 4 – 5 sisik di antara gurat sisi dan sirip punggung.
Di daerah Kalimantan Tengah, masyarakat menyebut ikan jelawat ini sebagai ikan Majuhan atau Menjuhan. Sedangkan di daerah Sumatera, masyarakat Riau dan sekitar menyebut ikan jelawat sebagai ikan Klemak.
Ikan jelawat ini sendiri berhabitat asli di sungai, daerah yang memiliki genangan air kawasan tengah hingga hilir, dan juga di daerah muara sungai.
Di beberapa sungai Sumatera, ikan ini terdapat di sungai Batanghari, Musi, Kampar, dan Sungai Indragiri.
Jika dulur hendak memulai untuk membudidayakan ikan jelawat, dulur perlu mengetahui dengan jelas mengenai habitatnya. Untuk tipe reproduksi dari ikan jelawat ini adalah reproduksi biseksual.
Selain itu, beberapa penelitian pun menyebutkan bahwa ikan jelawat ini melakukan pemijahan sebanyak 2 – 3 kali pada awal musim penghujan, yakni sekitar bulan Oktober – Februari.
Karena saat itu permukaan air sungai akan naik dan mulai menggenangi daerah sekitar sungai pula. Ikan jelawat akan berpindah menuju hulu sungai untuk berpijah atau berkembang biak di muara sungai.
Karena ikan jelawat berpijah di daerah muara sungai, maka tak heran jika anakan atau bibit ikan jelawat ini bisa dulur temukan di genangan sekitar daerah aliran sungai (DAS).
Saat musim hujan telah selesai, dan air sudah mulai menyusut, anakan dari ikan jelawat ini akan mulai bergerombol serta berusaha untuk berpindah ke arah hulu sungai,
Syarat Hidup Ikan Jelawat
Ikan jelawat ini biasanya berhabitat di anak – anak sungai yang berlubuk serta memiliki hutan di pinggirannya. Serta perlu memiliki pH kurang lebih 5 – 7 dan airnya memiliki suhu sekitar 25 – 39 derajat celcius.
Di habitat aslinya, ikan jelawat ini merupakan salah satu ikan perenang cepat yang handal. Ikan jelawat ini biasa menyambar makanannya. Namun meski begitu, ikan ini biasa juga memakan makanan yang ada di dasar air.
Induk dari ikan jelawat ini bersifat omnivora namun ia cenderung sebagai herbivora. Ikan jelawat ini biasa memakan dedaunan lembut dari pinggiran perairan, buah-buahan, tumbuhan air, serta biji-bijian.
Selain itu ikan jelawat ini mampu beradaptasi dengan mudah, sehingga dulur dapat memelihara ikan ini di keramba, keramba dengan jaring apung, dan juga di kolam. Dulur uga bisa menggunakan pelet sebagai pakannya.
Cara Budidaya Ikan Jelawat
Setelah mengetahui karakteristiknya, kini dulur bisa mengetahui mengenai cara budidaya ikan jelawat seperti dalam penjelasan berikut:
Persiapan Kolam
Seperti dalam penjelasan di atas, bahwasannya ikan jelawat ini mudah untuk beradaptasi di habitat barunya. Dulur bisa mempersiapkan kolam yang sesuai, tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit.
Berikut ini penjelasan yang dapat dulur ikuti agar dapat mempersiapkan kolam budidaya ikan jelawat dengan sebaik mungkin.
Untuk Perawatan Indukan
Untuk indukan ikan jelawat, dulur perlu mempersiapkan kolam yang dikhususkan untuk indukan berukuran sekitar 500 – 700 m2. Dulur perlu memastikan juga agar memiliki padat tebar kurang lebih 0,1 – 0,25 kg/m2.
Untuk pakannya sendiri dulur dapat memberikan pakan sebanyak 2 – 3 kali sehari. Sementara jenis pakan yang dapat dulur gunakan adalah pelet yang mengandung protein sebanyak 25 – 28 %.
Selain pelet, dulur dapat memberikan pakan lain berupa dedaunan lembut seperti daun singkong, buah-buahan, ataupun biji-bijian secukupnya saja. Jika ada sisa pakan, jangan lupa untuk dibersihkan ya.
Pemeliharaan induk biasa dilakukan hingga kurang lebih selama 8 bulan. Setelahnya, dulur bisa menyeleksi indukan jantan dan betina berkualitas untuk memulai proses pemijahan.
Cara mengetahui ciri indukan jelawat jantan dan betina:
Ciri-ciri induk ikan jelawat betina yang telah siap atau matang gonad, ditunjukkan dengan perut yang membesar dan terasa lembut jika diraba, serta memiliki sirip dada yang nampak amat halus juga licin.
Jika perut indukan ikan jelawat tersebut diurut menuju ke arah anus, pada kemaluannya akan keluar telur berupa cairan kekuningan. Jika cairan nampak pucat, maka belum siap untuk dipijah.
Sedangkan pada indukan jantan yang telah siap memiliki ciri-ciri berupa tampilan perut ikan yang langsing serta sirip dada akan terasa lebih kasar jika diraba. Apabila perut indukan ikan di urut ke arah anus, akan keluar cairan sperma berwarna putih.
Untuk Pembenihan
Prosesi pembenihan atau pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara alami dan buatan. Biasanya untuk pemijahan buatan, induk akan disuntik dengan hormon ovaprim.
Untuk induk betina, akan dilakukan 3 kali penyuntikan dengan dosis 0,7 ml /kg. Jarak waktu penyuntikan pertama dengan kedua yakni 12 jam, sedangkan penyuntikan kedua dengan ketiga selama 6 jam.
Sedangkan untuk induk jantan, hanya dilakukan satu kali penyuntikan dengan dosis sebanyak 0,5 ml/ekor. Penyuntikan induk jantan bisa dilakukan bersamaan dengan induk betina. Penyuntikan ini dapat dulur lakukan secara intramuscular pada bagian punggung indukan.
Kemudian setelah 4 – 6 jam penyuntikan terakhir, dulur dapat melakukan distripping atau proses pengeluaran sel telur dan sel sperma. Yang kemudian cairan tersebut dipindahkan ke wadah yang kering dan juga bersih.
Lalu untuk pencampurannya, dulur dapat mengaduk sel telur dan sel sperma dengan bulu ayam hingga keduanya tercampur rata. Bulu ayam digunakan karena lembut dan tidak beresiko merusak sel telur dan sel sperma.
Untuk mengaktifkan sel sperma, dulur dapat menambahkan air bersih. Setelah dipastikan pemijahan terjadi, dulur dapat mencuci telur kurang lebih 3 – 4 kali, hingga telur dipastikan bersih dari sisa-sisa sel sperma.
Untuk Pembesaran
Setelah dipijah, dulur dapat memindahkan sel telur ke dalam wadah lain sebagai wadah untuk penampung serta wadah untuk menetaskan telur. Wadah untuk menetaskan telur biasanya dibuat berbentuk corong berukuran 60 cm dan memiliki tinggi kurang lebih 50 cm.
Wadah ini dapat dulur buat dengan menggunakan bahan yang halus atau dengan kain pada bawah wadah yang diberi aerasi, sehingga dapat menggerakkan telur.
Per corongnya, dulur dapat mengisi hingga kepadatan telurnya kurang lebih 10.000 – 20.000 butir. Telur tersebut nantinya perlu dipindahkan ke dalam bak dengan air yang lancar mengalir. Telur-telur tersebut, nantinya akan menetas di suhu normal kisaran 26 – 29 derajat celcius dalam waktu 18 – 24 jam.
Selanjutnya, telur yang telah menetas menjadi larva tersebut akan ditampung di bak perawatan. Jangan lupa untuk membersihkan cangkang dan telur yang tidak menetas dengan cara penyiponan atau menyedot kotoran menggunakan selang hingga bersih, yang kemudian mengganti air dengan air baru yang bersih.
Selama masa perawatan, larva atau burayak ini bisa dulur beri pakan berupa emulsi kuning telur rebus atau naupli artemia. Berilah pakan 3 kali dalam sehari, yakni pada pagi hari, siang hari, dan juga sore hari. Burayak yang berusia 7- 10 hari nantinya bisa ditebar di kolam pendederan.
Sistem bioflok bisa meningkatkan kualitas hasil panen komoditas perikanan. Tak hanya itu, sistem bioflok juga menjadi sistem budidaya yang jauh lebih mudah untuk diterapkan. Untuk dulur yang tertarik mempelajari teknik budidaya yang satu ini, dulur bisa langsung aja gabung dengan meng-klik gambar di bawah ini.
Ada banyak sekali ilmu yang akan dulur pelajari dengan mengikuti pelatihan budidaya perikanan secara bioflok. Mulai dari persiapan, pengelolaan kolam, cara memaksimalkan hasil panen, serta teknik mengatasi masalah yang sering terjadi saat budidaya lele berlangsung. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri dengan klik disini.
Teknik Pembenihan
Dulur juga perlu memerhatikan teknik pembenihan ikan jelawat yang baik dan tepat. Sebab proses ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan jelawat dan hasil panen yang akan dulur tuai.
Pemilihan Indukan Ikan Jelawat
Agar pemijahan yang dulur lakukan berhasil, tentunya dulur perlu memilih indukan ikan jelawat yang sudah matang gonad.
Indukan ini sendiri dapat dulur peroleh lewat dua cara, yakni menangkap ikan jelawat di habitat aslinya saat musim pemijahan tiba atau dulur dapat memilih indukan ikan jelawat yang sudah dipelihara sebelumnya.
Namun cara pertama memiliki faktor keberhasilan yang cukup rendah, sebab saat proses penangkapan bisa mengakibatkan ikan stres. Ikan jelawat yang cukup agresif pun bisa membuat adanya luka fisik pada tubuh ikan jelawat.
Pematangan Gonad
Untuk pematangan gonad, berikut ini langkah-langkah yang bisa dulur ikuti:
- Induk ikan jelawat dapat dipelihara dalam kolam khusus dengan ukuran yang telah disebutkan sebelumnya, yakni berukuran sekitar 500 – 700 m2 dengan padat tebar kurang lebih 0,1 – 0,25 kg/m2.
- Berilah pakan berupa pelet yang mengandung 25 – 28% protein.
- Dulur dapat memberikan pelet kurang lebih 3% dari total berat indukan ikan jelawat, sebanyak 2 – 3 kali sehari.
- Indukan ikan jelawat dipelihara selama kurang lebih 8 bulan, untuk selanjutnya diseleksi untuk pemijahan.
Pemijahan
Seperti yang sebutkan sebelumnya, bahwasannya pemijahan dapat dilakukan secara alami dan juga buatan. Namun untuk memperbesar peluang keberhasilan pemijahan sebagai teknik pembenihan yang tepat, dulur dapat melakukan pemijahan secara buatan.
Penetasan Telur
Setelah dipijah, dulur perlu membersihkan telur dari sisa-sisa sperma dengan mencuci telur di air yang bersih. Selanjutnya dulur dapat menaruh telur di wadah berbentuk corong untuk menunggu penetasan berhasil.
Gunakan corong dengan diameter 60 cm dengan tinggi sekitar 50 cm. Padatan tebar yang disarankan adalah 400 – 500 butir telur per liter air.
Selama masa penetasan telur, dulur perlu menjaga kualitas airnya yakni tingkatan kadar oksigen atau O2 berada di kisaran 4 – 8 ppm, memiliki pH air sebanyak 7,0 – 8,0, dan memiliki suhu 25 – 28 derajat celsius. Pada suhu tersebut, telur dapat menetas setelah 18 – 24 jam setelah pemijahan atau pembuahan.
Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, burayak atau larva dari ikan jelawat dapat langsung dipelihara di tempat penetasan. Namun, dulur perlu membersihkan cangkang dan juga telur yang tidak menetas dengan penyiponan, yakni menyedot kotoran menggunakan selang.
Setelah 1 – 2 hari, dulur dapat memindahkan larva ke dalam akuarium. Pada hari ketiga, dulur sudah dapat memberikan larva pakan berupa Nauplii artemia.
Berikan pakan tiga kali dalam sehari, yakni pada pagi, siang, dan juga sore hari. Pada hari ketujuh, dulur sudah bisa mendederkan anakan ikan ke dalam kolam.
Pendederan
Untuk pendederan, dulur dapat mempersiapkan kolamnya terlebih dahulu. Dengan mengeringkan kolam selama 2 – 3 hari, sembari memperbaiki pematangan, membuat kemalir atau saluran tengah, dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak kurang lebih 500 – 700 gr per meter persegi.
Kolam yang sudah dikeringkan dan dipersiapkan bisa dulur isi air hingga mencapai ketinggian 80 – 100 cm. Pada saluran pemasukan, dulur dapat memasang saringan atau hapa halus untuk mencegah masuknya ikan lain atau ikan liar.
Dulur dapat melakukan pendederan atau penebaran ikan setelah 3 hari kolam diisi air, dengan banyak ikan yang ditebar kurang lebih 100 – 150 ekor m2.
Dulur dapat memberi pakan berupa hancuran pelet yang halus sebanyak 10 – 20 % per harinya, yang mana pelet yang digunakan mengandung protein sebanyak kurang lebih 25%.
Lama pemeliharaannya berkisaran 2 – 3 minggu dengan hasil berupa benih atau anak ikan dengan ukuran 2 – 3 cm yang siap untuk pendederan yang selanjutnya.
Pembesaran Benih Ikan Jelawat
Setelah mendapatkan benih ikan, tentunya dulur perlu melanjutkan untuk membesarkan benih ikan jelawat. Dulur perlu mempersiapkan kolam yang bersih dan memiliki banyak oksigen.
Memang benar ikan jelawat ini mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang menjadi tempat untuk membudidayakan ikan jelawat, seperti di keramba, kolam, maupun tempat lainnya.
Namun penting untuk memelihara di kolam saja. Karena kolam yang luas dapat menyerupai habitat aslinya, sehingga ikan jelawat akan merasa nyaman dan bebas bergerak.
Pembesaran di Kolam
Berikut ini cara pembesaran ikan jelawat di kolam yang dapat dulur ikuti:
- Siapkan kolam dengan ukuran kurang lebih 500 m2 dan pastikan kolam tidak memiliki masalah pada pematang, saluran pemasukan, dan juga pada pembuangan airnya.
- Tebarkan pupuk kandang yakni berupa 6 – 9 karung kotoran unggas seperti ayam dan atau burung puyuh. Kemudian isi air hingga setinggi 40 – 60 cm, dan biarkan terendam selama 5 hari sebelum penebaran benih ikan jelawat.
- Setelahnya, dulur dapat menebar benih ikan jelawat berukuran 8 – 12 cm sebanyak kurang lebih 10.000 ekor.
- Dulur perlu memberikan pakan sebanyak 3% tiap harinya. Pada awalnya akan menghabiskan pakan sebanyak 3 kg, dan perlu bertambah terus menyesuaikan berat ikan.
- Pakan ikan yang dapat dulur gunakan bisa berupa pelet atau pakan komersil, telur ayam rebus, sayur-sayuran lembur atau yang telah dicacah, biji-bijian, kulit ayam, dan lain sebagainya.
- Untuk memperbanyak kandungan oksigen dan agar menyerupai habitat aslinya, dulur dapat mengalirkan secara terus menerus.
- Setelah masa pemeliharaan selama 3 – 4 bulan, dulur dapat melakukan panen ikan jelawat. Hasil yang didapatkan berupa ikan konsumsi berukuran 125 gr atau 8 ekor per 1 kg. Dengan total sebanyak 300 – 350 kg.
Pembesaran di Keramba
Namun, apabila dulur ingin menirukan habitat aslinya agar lebih alami lagi, dulur dapat membuat wadah keramba dan tempatkan di pinggiran sungai.
Karena habitat asli dari ikan ini berada di sungai – sungai besar, sehingga keramba di pinggiran sungai tentunya akan membuat ikan benar-benar berada di habitat aslinya.
Satu keramba berukuran 4 x 6 meter bisa menampung sekitar 1.000 ekor benih ikan jelawat. Sebaiknya dulur memilih benih ikan hasil budidaya atau domestikasi, sebab benih ikan sudah terbiasa diberi pakan buatan atau pelet.
Panen Ikan Jelawat
Panen ikan jelawat dalam kolam dapat dulur lakukan setelah 3 – 4 bulan dari masa pemeliharaan. Dulur dapat menghasilkan ikan dengan berat mencapai 125 gr per ekornya, atau 1 kg per 8 ekor.
Sedangkan untuk budidaya ikan jelawat di karamba bisa dulur panen setelah kurang lebih 6 – 12 bulan dengan hasil ikan berukuran 1 – 2 kg per ekornya.
Panen ikan jelawat dapat dulur lakukan secara selektif atau secara total. Biasanya panen selektif dapat dulur gunakan untuk penjualan ikan ke pasar atau sesuai pesanan dari konsumen.
Sehingga ikan yang masih kecil atau tidak mencapai ukuran yang diinginkan dapat dipelihara lagi sebelum akhirnya dijual setelah mencapai ukuran yang ditentukan. Sedangkan panen total dapat dilakukan dengan maksimal dan lebih mudah dengan pengeringan kolam.
Penggunaan Probiotik agar Ikan Jelawat Cepat Besar
Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas dan lebih cepat panen, dulur perlu menambahkan suplemen, loh! Suplemen dapat dicampurkan ke dalam air atau pakan. Yang mana bisa menunjang ikan jelawat agar tidak mudah terserang penyakit.
Dulur dapat memberikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan, karena suplemen ini mengandung unsur yang amat penting bagi pertumbuhan ikan jelawat.
Seperti mineral dan juga bakteri apatogen yang bermanfaat bagi pertumbuhan dari ikan jelawat sehingga akan mempercepat ikan untuk jadi besar.
Selain itu, Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan ini terbuat dari bahan organik yang segar sehingga menghindari pembusukan yang memicu sumber penyakit.
Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan akan membantu untuk pemperbaiki kualitas dari air tempat budidaya ikan jelawat, memperbanyak plankton, serta membantu meningkatkan kekebalan imun atau antibodi ikan.
Produk suplemen GDM ini dapat mengurai bahan organik di air juga loh, seperti kotoran ikan, sisa pakan, lumut, dan lain sebainya. Juga dapat mengurai limbah sehingga tidak akan ada polutan dalam air habitat ikan.
Oleh karenanya, Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan ini sangat cocok dan harus digunakan untuk membantu mempercepat pertumbuhan ikan jelawat menjadi besar dan tetap sehat.
Bagaimana dulur, apakah tertarik untuk memulai budidaya ikan jelawat? Atau tertarik untuk menggunakan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan untuk ikan peliharaan dulur?
Jika tertarik dan ingin berkonsultasi mengenai Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan, dulur dapat menghubungi kami lewat tombol di bawah ini ya!