Budidaya seledri merupakan jenis agribisnis sayuran yang sudah umum kita jumpai. Tanaman yang berasal dari kawasan Mediterania sekitar Laut tengah itu, kini sudah menyebar hingga ke seluruh dunia.
Di Indonesia, seledri menjadi salah satu bumbu yang penting. Oleh sebab itulah, budidaya seledri di Indonesia memiliki prospek yang baik.
Bagi dulur yang ingin membudidayakan seledri sebagai salah satu sumber penghasilan, tentu ini menjadi keputusan yang tepat. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah cara budidaya seledri agar tumbuh subur dan menghasilkan keuntungan yang optimal.
Sebelum melakukan budidaya seledri, dulur harus memahami terlebih dahulu bagaimana syarat tumbuh tanaman seledri tersebut.
Sebab, tanpa memahami syarat tumbuhnya, maka dulur akan sulit memahami kebutuhan tanaman seledri.
Pengolahan lahan perlu dilakukan untuk menyiapkan lahan setelah tanaman di semaikan, agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Berikut ini cara pengolahan lahan tanaman seledri:
Tanaman seledri dapat diambil bibitnya dengan cara generatif maupun vegetatif. Umumnya untuk skala budidaya, bibit tanaman seledri biasa diperoleh dengan cara generatif atau memakai bijinya.
Apabila Anda ingin menggunakan biji, maka pastikan indukan seledri yang digunakan adalah tanaman dengan varietas yang unggul. Pastikan benih yang digunakan ini mempunyai daya perkecambahan hingga 90%.
Nah, untuk mendapatkan bibit seledri unggul, Anda perlu melakukan beberapa langkah. Berikut ini cara menyemai seledri:
Setelah tanaman seledri di semai, maka langkah selanjutnya adalah pindah tanam. Tentu saja, cara menanam seledri melalui penyemaian ini memiliki keunggulan.
Keunggulan dari cara menanam seledri melalu penyemaian diantaranya adalah: tanaman sudah tumbuh dengan sempurna, jarak tanam yang teratur, mengurangi biaya pemupukan, irigasi dan pengendalian OPT.
Nah, oleh sebab itulah proses persemaian sebelum pindah tanam ini sangat dianjurkan dalam proses budidaya seledri. Pada umumnya, dalam 1 ha lahan, dapat ditanami 50.000-100 tanaman, bergantung dengan kerapatannya.
Setelah melakukan persemaian, kini saatnya Anda untuk pindah tanam. Berikut ini cara pindah tanam seledri:
Untuk dulur yang ingin menanam di pekarangan rumah, bisa langsung membaca Cara Menanam Seledri di Pot Tanpa Ribet dan Mudah
Setelah proses penanaman seledri dilakukan dengan baik dan benar, maka selanjutnya Anda harus merawat tanaman seledri. Perawatan ini dilakukan hingga tanaman layak untuk dipanen.
Ketika tanaman berumur 7 – 15 HST, lakukanlah penyulaman apabila dibutuhkan. Ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal, dan produktivitasnya dapat maksimal.
Setelah penylaman, selanjutnya adalah penyiangan. Ketika tanaman berumur 2 minggu, lakukan penyiangan secara rutin. Lakukan kembali penyiangan setiap 2 minggu.
Ini bertujuan agar tanaman tidak berkompetisi dengan gulma dalam proses penyerapan nutrisi. Selain itu, lahan yang bebas gulma juga dapat meminimalisir datangnya hama penyakit.
Seledri merupakan tanaman yang memiliki umur pendek. Jadi, Anda perlu memastikan bahwa tanaman seledri tidak kekeringan.
Sangat disarankan untuk melakukan penyiraman dengan sistem tetes. Namun, jika tidak memungkinkan, Anda bisa menyirami seledri setiap pagi dan sore hari dengan jumlah yang cukup.
Pemupukan tanaman seledri adalah penentu keberhasilan budidaya seledri. Sebab, pemenuhan nutrisi melalui pemupukan ini dapat menentukan produktivitas tanaman.
Sangat disarankan untuk melakukan pemupukan secara organik. Ini bertujuan agar kondisi tanah menjadi lebih subur dan gembur dari waktu ke waktu.
Pupuk organik terbaik untuk seledri adalah produk GDM Organik. Sangat disarankan untuk memupuk seledri menggunakan rangkaian produk GDM Organik yang terdiri GDM Black BOS, Granule Bio Organik GDM SaMe dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan.
Semua produk GDM Organik ini mengandung bakteri baik yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
Berikut ini cara pemupukan seledri menggunakan produk GDM Organik:
Pemupukan seledri perlu diberikan sampai tanaman siap panen. Umur panen tanaman seledri yang tidak melalui proses persemaian adalah selama 160-180 hari. Sedangkan tanaman seledri yang telah melalui proses persemaian adalah selama 90-125 hari.
Berikut ini cara pemupukan rutin tanaman seledri yang melalui proses persemaian saat usia 7 HST hingga 90 HST:
Penyemprotan seledri menggunakan produk GDM Organik yang terdiri dari Granule Bio Organik GDM SaMe dan GDM Black BOS untuk masa pengolahan tanah dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan untuk hariannya, terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan daun, memperbesar tangkai, dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil panen.
Setelah tanaman berumur >3 bulan dari masa penanaman, tanaman seledri sudah dapat dipanen. Akan tetapi setiap jenis varietas mempunyai masa panennya tersendiri meskipun secara umum tidak jauh berbeda.
Tanaman seledri yang sudah bisa dipanen mempunyai ciri sudah mencapai pertumbuhan yang maksimal dengan daun yang banyak, ketinggiannya sudah layak hingga menghasilkan anakan. Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman atau memetik batangnya dalam waktu 1 – 2 minggu sekali.
Bila pemanenan dilakukan dengan memetik batang, maka potonglah pada pangkal batangnya secara periodik agar pertumbuhan anakan berkurang.
Sortir tanaman seledri yang sudah dipanen dengan membuang tangkai daun yang sudah rusak, lalu cuci seledri menggunakan air mengalir dan tiriskan pada rak untuk membersihkan residu pestisida dan kotoran yang masih menempel.
Setelah dipanen, seledri sudah siap untuk dijual. Tentu saja, hasil panen seledri yang dipupuk menggunakan produk GDM Organik yang terdiri dari Granule Bio Organik GDM SaMe, GDM Black BOS dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan tebukti bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Jika dulur-dulur terdapat kendala dalam budidaya seledri, silakan hubungi tim teknis kami dengan klik tombol dibawah ini.
1 Comment
Terima kasih, atas tulisannya karena saya sedang melakukan penanaman selendri yang belum pernah berhasil informasi ini sangat membantu saya ,