Temulawak kuning (Curcuma zanthorrhiza) merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat populer di Indonesia. Oleh karena itu, budidaya temulawak masih menjadi pilihan yang tepat bagi Anda jika ingin memulai usaha temulawak kuning.
Cara budidaya temulawak tergolong cukup mudah. Bahkan, para petani bisa melakukan budidaya temulawak hanya dengan menggunakan polybag atau kantong tanam. Alasan ini jugalah yang membuat budidaya temulawak menjadi sangat populer.
Temulawak sering diolah menjadi obat tradisional dengan berbagai manfaat. Temulawak kuning memiliki manfaat sebagai penambah nafsu makan, memelihara kesehatan organ hati, menurunkan kadar lemak dalam darah, mengobati peradangan pada sendi, dan masih banyak lagi.
Nah, oleh sebab itulah Anda bisa memulai usaha budidaya temulawak kuning sekarang. Jangan khawatir tentang bagaimana cara budidaya temulawak, karena akan kita bahas. Yuk simak penjelasan berikut ini:
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses budidaya temulawak oleh petani. Mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan benih, cara pembibitan, cara pemupukan, cara perawatan temulawak, hingga cara pemanenannya.
Lokasi budidaya temulawak kuning menjadi penentu awal keberhasilan budidaya temulawak kuning. Sebab, lokasi budidaya yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan temulawak tidak optimal, bahkan seringkali gagal panen akibat serangan hama-penyakit.
Oleh sebab itulah Anda harus memilih lokasi budidaya yang tepat. Berikut ini beberapa syarat lokasi budidaya temulawak yang harus Anda ketahui:
Benih temulawak kuning haruslah yang berasal dari benih unggul dan memiliki kemampuan untuk tumbuh baik.
Nah, agar benih yang Anda pilih berkualitas, berikut ini cara pemilihan benih temulawak kuning yang berasal dari rimpang terbaik:
Nah, itulah cara pemilihan benih temulawak yang baik. Selanjutnya, Anda perlu melakukan pembibitan temulawak. Berukut ini cara pembibitan temulawak agar dapat tumbuh subur.
Setelah melakukan pemilihan benih temulawak, selanjutnya Anda perlu melakukan pembibitan temulawak. Berikut ini cara pembibitan temulawak agar bibit yang dihasilkan berkualitas:
Cara budidaya temulawak yang selanjutnya adalah pembuatan media tanam untuk temulawak kuning. Media tanam terbaik yang digunakan dalam budidaya temulawak kali ini adalah campuran GDM SaMe dengan tanah gembur.
Berikut ini cara persiapan media tanam sebagai cara budidaya temulawak:
Setelah mempersiapkan bibit dan media tanam, kini saatnya untuk melakukan penanaman. Berikut ini cara menanam temulawak agar bisa mendapatkan produksi tinggi:
Langkah ini merupakan salah satu yang paling penting dari cara budidaya temulawak. Pemupukan yang ideal akan membuat temulawak kuning tumbuh dengan baik dan mendapatkan panen yang ideal.
Akan tetapi, jika pemupukan yang dilakukan tidak tepat, maka hasil panen temulawak tersebut tidak dapat optimal, bahkan berpotensi untuk gagal panen. Pemupukan pada temulawak kuning bertujuan untuk memberikan nutrisi pada tanah dan tanaman, sehingga temulawak kuning bisa tumbuh subur.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini cara memupuk temulawak agar dapat menghasilkan panen optimal:
Pada saat temulawak kuning berusia 1-3 bulan, maka pemberian pupuk sangatlah penting untuk pertumbuhan batang dan daunnya. Oleh sebab itulah, Anda harus melakukan pemupukan secara berkala. Berikut ini cara pemupukan temulawak usia 1-3 bulan:
Pada saat temulawak berusia 3 bulan, maka Anda perlu melakukan pemupukan tambahan melalui tanah. Ini berkaitan dengan kebutuhan nutrisi temulawak pada usia 3 bulan yang meningkat.
Sebab, pada saat menginjak 3 bulan, rimpang temulawak sudah mulai berkembang. Nah, berikut ini adalah cara pemupukan temulawak di usia 3 bulan:
Pada saat temulawak berusia lebih dari 3 bulan, maka Anda perlu memberikan nutrisi dari pupuk secara berkala demi menunjang perkembangan rimpang temulawak. Berikut ini cara pemupukan temulawak usia >3 bulan.
Perawatan temulawak perlu dilakukan sejak bibit ditanam. Proses penyiraman pada budidaya temulawak harus dilakukan seideal mungkin.
Temulawak yang baru saja ditanam bisa lebih sering disiram dengan intensitas dua kali sehari. Penyiraman temulawak bisa dilakukan pada pagi dan sore hari selama 3 bulan awal.
Kemudian, jika tanaman sudah lebih dari 3 bulan, proses penyiraman bisa dilakukan menjadi satu kali sehari. Jangan pernah melakukan penyiraman yang berlebihan karena akan membuat tanaman temulawak kuning menjadi busuk.
Selain penyiraman, Anda juga perlu melakukan perawatan lain. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan untuk melakukan perawatan temulawak:
Langkah ini merupakan langkah akhir dari cara budidaya temulawak. Jika langkah-langkah budidaya temulawak sebelumnya sudah terlaksana dengan baik, maka panen yang dihasilkan akan berkualitas dan melimpah.
Biasanya, temulawak kuning bisa dipanen pada usia 8 hingga 10 bulan. Akan tetapi, jika Anda menanam temulawak kuning pada polybag, temulawak bisa dipanen kapan saja selama sudah terlihat siap untuk dipanen.
Ciri-ciri temulawak kuning yang sudah siap panen, yaitu rimpangnya besar berwarna kuning kecoklatan dan daun menjadi kuning serta kering. Jika sudah tampak siap panen, maka Anda disarankan untuk segera memanen temulawak kuning.
Berikut ini cara memanen temulawak kuning:
Nah, itulah penjelasan mengenai cara budidaya temulawak yang mudah dan bisa menghasilkan panen melimpah.
Budidaya temulawak harus dilakukan sebaik mungkin, mulai dari proses pemilihan bibit, penyiapan media tanam, penanaman, penyiraman dan pemupukan, perawatan temulawak, hingga pemanenan.
Jika berhasil, maka bukan tidak mungkin temulawak kuning yang dibudidayakan akan menghasilkan panen yang berkualitas dan melimpah. Selamat menanam, dan salam Go Organik.
Jika dulur-dulur terdapat kendala dalam budidaya temulawak, silakan hubungi tim teknis kami dengan klik tombol dibawah ini.