Pertanian

Budidaya Serai Wangi, Syarat Tumbuh, Cara Tanam, dan Tips Perawatannya

teknik budidaya tanaman serai wangi

Sereh atau serai wangi merupakan salah satu tanaman yang tentunya terkenal di kalangan banyak orang. Serai wangi ini biasanya sebagai rempah-rempah pelengkap masakan Nusantara. 

Selain itu, serai wangi ini juga bisa menjadi bahan dasar sebagai teh herbal, obat-obatan, atau menjadi minyak atsiri, dan atau minyak citronella oil

Daun dari serai wangi ini perlu Anda ketahui memiliki selulosa yang dapat Anda jadikan bahan pembuatan kertas dan juga kardus. Tidak heran jika Anda katakan serai wangi ini tersohor namanya.

Peluang Usaha Budidaya Serai Wangi

Karena serai wangi ini memiliki banyak sekali peminat di pasaran, maka budidaya serai wangi tentunya memiliki prospek dengan profit yang tinggi loh, lur. 

Di Indonesia sendiri serai wangi biasa diolah menjadi minyak atsiri. Minyak ini menjadi komoditas ekspor yang daerah sentra produksinya berada di Aceh, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

peluang usaha budidaya serai wangi

Selain peminat pasar yang amat banyak, perawatan dari serai wangi ini pun bisa terbilang cukup mudah dan murah. Dulur bisa memanfaatkan lahan kosong atau bahkan serai wangi bisa dulur jadikan sebagai tanaman sela. 

Tanaman sela ini sendiri merupakan tanaman yang dapat sengaja ditanam untuk mengisi kekosongan pada lahan yang telah ditanami tanaman lain.

Sehingga serai wangi bisa dulur tanam di sela atau di antara tanaman lain, seperti di antara tanaman jagung dan kayu putih. Hal ini tentunya dapat menambah keuntungan untuk Anda, sebagai seorang petani serai wangi.

Ciri-ciri Tanaman Serai Wangi

ciri tanaman serai wangi

Sesuai namanya, tanaman ini memiliki wangi yang khas. Tanaman sereh wangi ini juga berbeda dengan tanaman sereh biasa. Karena sereh wangi memiliki daun yang lebih lebar, membentuk rumpun yang lebih besar, dan memiliki warna daun yang lebih pekat yakni hijau tua. 

Selain itu, ciri-ciri tanaman serai wangi yang lain adalah sebagai berikut.

  1. Apabila daun dari serai wangi ini diremas, akan muncul bau khas serai wangi yang tajam.
  2. Tanaman serai wangi ini tumbuh berumpun.
  3. Memiliki banyak akar serabut. Hal ini mampu membantu menyerap banyak unsur hara, sehingga pertumbuhannya tergolong cepat.
  4. Daunnya panjang memipih seperti alang-alang. Panjang daunnya bisa melengkung hingga 1 meter. Sementara lebarnya, pada pertumbuhan normal berkisaran 1 – 2 cm.
  5. Serai wangi memiliki batang tumbuhan berwarna hijau dan juga merah keunguan.

Syarat Tumbuh Tanaman Serai Wangi

Untuk memastikan budidaya dari tanaman serai wangi berhasil, dulur perlu memahami dengan baik syarat-syarat tumbuhnya. Yakni sebagai berikut.

Ketinggian Tempat

Tanaman serai wangi ini dapat tumbuh di jenis tanah apapun. Yakni mulai dari ketinggian 200 – 1000 mdpl atau bahkan di dataran rendah hingga ketinggian maksimal mencapai 2500 mdpl. 

Namun sebaiknya serai wangi ini di tanam di ketinggian yang berada di 350 – 600 meter di permukaan laut. Di mana serai wangi akan bisa menghasilkan rendemen dan juga mutu minyak atsiri dengan hasil nantinya berkualitas baik.

Tanaman serai wangi ini juga dapat kita tanam di tanah berkontur datar hingga berlereng secara monokultur.

Iklim

  1. Tanaman serai wangi menyukai suhu yang panas, lembab, dan juga curah hujan yang rata di sepanjang tahunnya.
  2. Tanaman serai wangi ini amat menyukai paparan sinar matahari secara langsung, sehingga perlu di tanam di lahan terbuka dengan intensitas cahayanya berada di antara 75 – 100%. Hal ini karena paparan sinar matahari langsung dapat meningkatkan kadar minyak pada serai wangi.
  3. Idealnya curah hujan yang cocok untuk tanaman serai wangi adalah di kisaran 1.800 – 2.500 mm/tahun.
  4. Curah hujan ini cukup penting, sebab bermanfaat untuk melarutkan zat-zat nutrisi, membantu pembentukan saripati dan gula, mampu membantu pembentukan sel dan enzim, serta berguna untuk menjaga kestabilan suhu pada tanaman serai wangi.  

Jenis Tanah

Tanaman serai wangi ini dapat tumbuh dengan baik di tanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara. Untuk mempertahankan kondisi tanah yang subur, dulur bisa melakukan penggemburan dan juga pemupukan secara berkala. 

Meski tanaman serai wangi dapat tumbuh di jenis tanah apapun, mulai tanah gembur sampai tanah liat, namun tanah berat seperti tanah liat dengan tekstur yang cukup ringan, terbilang tidak cocok untuk budidaya serai wangi. 

Sedangkan tanah coklat berpasir ataupun tanah mediteran berwarna kuning kecoklatan lebih cocok sebagai media budidaya serai wangi. Tanaman serai wangi cocok untuk dibudidayakan di tanah yang memiliki pH tanah di kisaran 5,5 – 7,5.

Tahapan Budidaya Serai Wangi

planting lemon grass (1)

Dulur pasti tahu, bahwasannya kualitas pertumbuhan pada budidaya serai wangi, akan menentukan kualitas dari minyak. Oleh karenanya, dulur perlu memahami tahapan-tahapan dan atau teknik budidaya serai wangi yang baik dan benar. Yakni sebagai berikut.

Persiapan Bibit

Bibit dari tanaman serai wangi biasanya dapat dulur peroleh lewat anakan atau secara vegetatif. Meski tanaman serai wangi memiliki bunga, namun perbanyakan lewat biji bisa terlalu sulit sehingga kurang efektif. Hal ini karena rendahnya tingkat keberhasilan hidup bibit yang berasal dari biji. 

Kriteria Bibit Serai Wangi yang Baik

Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, tentunya dulur perlu memilih indukan yang berkualitas baik pula, yakni sebagai berikut.

  1. Indukan perlu dipastikan sehat dan tidak terserang hama penyakit.
  2. Indukan berasal dari rumpun tua yang telah berusia kurang lebih setahun.
  3. Bibit dapat dulur ambil dengan cara memecah rumpun besar namun tak beruas.
  4. Sebagian dari batang daun perlu distek potong atau dikurangi 3 – 5 cm.
  5. Kurangi akar dan sisakan kurang lebih 2,5 cm di bawah batang utama akar.

Untuk 1 hektar tanah, dulur membutuhkan sebanyak 30.000 – 40.000 stek tanaman serai wangi.

Cara Pemisahan Anakan (Metode Perbanyakan)

Secara rinci, dulur bisa memisahkan anakan dengan cara berikut:

  1. Cari dan pilihlah indukan tanaman serai wangi yang telah cukup umurnya, yakni berusia minimal 1 tahun.
  2. Pilih indukan dengan bonggol besar dan berumpun. Yang berisi 4 – 6 bonggol.
  3. Pisahkan tiap-tiap bonggol dari rumpun tanaman serai wangi untuk mendapatkan bibit.
  4. Kemudian pangkas akar yang terlalu panjang.
  5. Potong daun tanaman serai wangi, namun sisakan kurang lebih 5 cm dari pangkal daun yang paling tua.
  6. Setelahnya, letakkan bibit ke dalam keranjang dengan posisi tegak berdiri.

Pengolahan Tanah

Sebelum melakukan penanaman, sebaiknya dulur mengolah terlebih dahulu tanah yang hendak Anda jadikan media tanam. Yakni dengan cara sebagai berikut:

  1. Dulur perlu membersihkan tanah dari gulma atau rumput liar terlebih dahulu, atau boleh melewatkan tahapan ini jika memang ingin menjadikan gulma sebagai pupuk alami.
  2. Gemburkan tanah dengan mencangkulnya sedalam kurang lebih 35 cm.
  3. Campurkan tanah dengan pasir. Perbandingan tanah dengan pasir adalah 2 : 1.
  4. Olah tanah dengan membuat bedengan berukuran panjang kurang lebih 2 meter dengan lebar kurang lebih 1,5 cm. Atau bedengan bisa dulur buat dengan ukuran lebar 80 -120 cm, tinggi kurang lebih 25 – 50 cm, dan untuk panjang bisa 2 meter atau menyesuaikan lahan.
  5. Untuk menyuburkan tanah, dulur bisa menambahkan pupuk di atas bedengan. 
  6. Berilah bedengan naungan berupa penutup dari daun pisang, daun kelapa, alang-alang, atau lain sebagainya.
  7. Setelahnya biarkan lahan terlebih dahulu selama 2 – 3 hari agar tanah dapat menguap atau menyesuaikan dengan kondisi yang baru.
  8. Lahan yang berkontur miring dapat menjadi terasering, sehingga humus pada permukaan tanah tidak hilang saat terkena hujan.

Cara Menanam Serai Wangi

cara menanam budidaya serai wangi

Sebelum melakukan penanaman, dulur perlu menyemai bibit serai wangi terlebih dahulu. Tindakan persemaian ini kemudian bisa Anda lanjutkan dengan mengelola tanah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 

Pembuatan Lubang Tanam

Setelahnya dulur sudah bisa menanam bibit dengan cara sebagai berikut:

  1. Buatlah lubang yang muat untuk 2 – 3 bibit serai wangi, kurang lebih memiliki panjang 30 cm, lebar lubang 30 cm, dan dengan kedalaman lubang 30 cm.
  2. Berilah jarak kurang lebih 100 cm x 50 cm di antara lubang yang satu dengan lubang lainnya. Atau pada tanah subur kurang lebih 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah yang kurang subur yakni 75 x 75 cm. Lubang perlu Anda lakukan dalam baris memanjang.
  3. Tiap lubang bisa dulur beri pupuk kandang per lubangnya sebanyak kurang lebih 200 – 300 gram. Yang mana perkiraanya untuk kurang lebih satu hektar atau 20.000 lubang tanam membutuhkan sekitar 5,5 – 6,5 ton pupuk kandang.
  4. Biarkan lubang terbuka terlebih dahulu selama kurang lebih 2 minggu.
  5. Setelah Anda biarkan selama kurang lebih 2 minggu, masukkan kembali tanah sehingga menutupi lubang namun tidak sepenuhnya.

Penanaman Bibit Serai Wangi

Berikut ini cara yang dapat dulur lakukan untuk menanam bibit serai wangi:

  1. Masukkan 2 – 3 bibit ke tengah lubang tanam dengan posisi miring.
  2. Timbun bibit dengan tanah bekas galian lubang hingga merata ke sekeliling bibit.
  3. Waktu terbaik untuk melakukan penanaman di musim hujan dan di sore hari. 

Pola Tanam

Tanaman serai wangi ini bisa ditanam dengan dua pola tanam. Yakni pola tanam sebagai tanaman pokok dan sebagai tanaman sela. Penanaman ini bahwasannya tanaman sela ini merupakan tanaman yang bisa di tanam di lahan atau sela kosong tanaman pokok lain. 

Jadi dulur bisa menanam tersendiri serai wangi sebagai tanaman pokok, ataupun menanamnya bebarengan dengan tanaman lain sebagai tanaman sela.

Pemeliharaan

Agar tanaman serai wangi dapat tumbuh secara maksimal, tentunya diperlukan pemeliharaan berkala yang tepat. Berikut ini pemeliharaan yang dapat dulur ikuti.

Penyulaman

Penyulaman merupakan proses penggantian tanaman yang rusak, mati, atau tidak sehat dengan tanaman baru yang tentunya sehat. Proses penyulaman ini dapat dulur lakukan setelah ada tanaman yang mati di usia 1 – 2 minggu setelah penanaman. Lakukan pengamatan secara rutin dan menyeluruh. 

Penyulaman ini juga berfungsi untuk mengetahui jumlah tanaman  yang benar-benar berhasil tumbuh. Yang mana nantinya dapat digunakan untuk memprediksi banyaknya hasil yang akan didapatkan.

Penyiangan

Agar pertumbuhan bibit dapat terjadi dengan baik secara maksimal, dulur perlu melakukan penyiangan dengan rutin. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan tanaman dari tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, penyiangan perlu dilakukan dengan membuang batang daun serai wangi yang kurang sehat dan atau mengering. 

Hal ini bertujuan agar pertumbuhan dapat terfokus pada batang daun yang sehat. Penyiangan ini juga mampu memacu agar pertumbuhan terjadi lebih cepat. Juga untuk mencegah dan atau memutus penyebaran hama dan penyakit yang menyerang tanaman serai wangi.

Penyiangan biasa dilakukan di awal dan akhir musim penghujan. Sebab pada saat itu, gulma tumbuh invasif dengan subur-suburnya.

Pembumbunan

Tanaman serai wangi ini diketahui tidak boleh tergenang air sebab dapat menyebabkan kebusukan baik pada akar, maupun pada batangnya. Oleh karenanya, dulur perlu memastikan agar drainase pada akar sudah baik dengan cara melakukan pembubunan.

Pembumbunan ini sendiri merupakan proses menutup akar tanaman yang muncul di permukaan tanah. Biasanya pembumbunan dilakukan secara sekaligus saat penyiangan.

Pada tanaman serai wangi muda, pembumbunan bisa dulur lakukan dengan menguruk ringan sekeliling rumpun tanaman dengan jarak kurang lebih 20 cm.

Pemberian Pupuk Organik

Setelah bibit serai wangi berusia 1 bulan, dulur sudah bisa melakukan pembumbunan dan pemupukan. Sangat penting untuk memberikan pupuk sesuai dosis yang bergantung pada tingkat kesuburan tanah. Pemupukan juga berguna untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah. 

Dulur bisa menggunakan pupuk organik yang berkualitas, seperti Pupuk Organik Cair GDM. Sebab pupuk ini terbuat dari bahan organik yang ramah lingkungan. 

Dengan Pupuk Organik Cair GDM, tanah bisa tercukupi nutrisi serta unsur hara yang tanaman serai wangi butuhkan. Selain itu, dengan penggunaan Pupuk Organik Cair GDM ini tanah dapat terawat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga akan menghemat biaya perawatannya.

pupuk organik cair spesialis pangan

Jika ingin lebih spesifik, untuk pembudidayaan serai wangi, dulur bisa menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan

Cara Pemupukan Tanaman Serai Wangi

Berikut cara menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan untuk merawat tanaman serai wangi:

  1. Siapkan 8 liter Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan untuk 1 hektar lahan budidaya serai wangi.
  2. Campurkan 500 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dengan 16-20 liter air, aduk hingga menjadi homogen.
  3. Semprotkan larutan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan tersebut pada tanaman serai wangi secara teratur.
Waktu dan Interval Pemupukan Serai Wangi

Pemberian pupuk memiliki peranan penting dalam pemeliharaan dan perawatan tanaman serai wangi. Meski begitu, dalam penerapannya kita juga tidak boleh memberikan pupuk ini secara berlebihan. 

Dulur bisa menerapkan waktu dan interval serai wangi sebagai berikut;

  1. Saat tanaman serai wangi dalam periode umur 1-3 bulan setelah tanam: pemupukan dulur lakukan setiap dua minggu sekali.
  2. Saat tanaman dalam periode umur 3-12 bulan: pemupukan dapat dulur lakukan 1 bulan sekali.
  3. Saat tanaman berusia 12+ bulan: lakukan pemupukan tiap 6 bulan sekali.

Pemanenan

Bagian tanaman serai wangi yang dapat dipanen yakni daun, batang, dan akar. Namun, untuk diolah menjadi minyak atsiri, yang dipanen adalah bagian daunnya.

panen serai wangi

Umur Panen

Dengan perawatan yang baik, tanaman serai wangi bisa bertahan hidup hingga mencapai waktu panen. Panen bisa dulur lakukan hingga serai wangi berusia 6 – 10 tahun, bergantung pemeliharaan, jenis varietas, dan juga teknik budidayanya.

Untuk umur panen serai wangi ini bisa dilakukan pertama kali di umur 6 bulan sejak penanaman. Selanjutnya, tanaman serai wangi bisa dipanen tiap 3 bulan sekali. 

Tanaman yang telah siap untuk dipanen bisa dilihat dari jumlah daun tuanya. Waktu terbaik untuk melakukan panen adalah di pagi hari yakni pada jam 06:00 – 10:00 WIB dan di sore hari pada jam 15:00 – 18:00 WIB. 

Atau panen bisa Anda lakukan lebih awal jika dirasa daun serai wangi telah cukup banyak mengandung minyak untuk disuling. Bisa juga Anda lakukan saat tanaman berumur 7 – 8 bulan. 

Namun daun yang dihasilkan memang belum terlalu banyak. Untuk merangsang pertumbuhan tunas baru hingga bisa menjadi rumpun yang besar, dulur dapat melakukan pemangkasan berkala. 

Panen selanjutnya bisa dulur lakukan saat tanaman serai wangi berumur 10 – 12 bulan. Saat tanaman sudah memasuki umur 2 tahun, biasanya tanaman sudah berumpun dan lebih produktif. 

Di umur ini biasanya tanaman sudah bisa rutin di panen tiap 3 – 4 bulan sekali tanpa khawatir produktivitas tanaman akan menurun.

Ciri Tanaman Serai Wangi Siap panen

Tanaman serai yang telah siap untuk dipanen sedikitnya memiliki 6 – 8 lembar daun serai wangi yang sudah tua di tiap tunas rumpunnya. Daun yang sudah tua biasanya memiliki warna hijau tua. 

Selain itu, daun serai wangi juga akan mengeluarkan aroma yang kuat saat diremas. Daun juga tidak rapuh dan lebih lentur. Saat bagian bawah daun ditekuk pelan, akan nampak keluarnya minyak dari pori-pori daunnya.

Cara Memanen Serai Wangi

Cara memanen daun serai wangi ini cukup mudah. Dulur bisa langsung memangkas daun tanaman dengan jarak pemangkasan sekitar 3 – 5 cm di atas pangkal daun. 

Pemanenan yang terlalu pendek bisa menghambat pertumbuhan sisa tumbuhan. Sehingga dapat mengurangi produktivitas tanaman serai wangi. Disarankan untuk memangkas daun dari bagian pinggir, sehingga memudahkan proses pemanenan. 

Hasil panen dapat ditumpuk dan kemudian bisa diikat membentuk gulungan menggunakan tali. Hal ini akan mempermudah dulur untuk mengangkut hasil panen tanaman serai wangi.

Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Serai Wangi

Tanaman serai wangi ini sebenarnya cenderung lebih kebal terhadap serangan penyakit dan juga hama. Namun jamur atau bisa disebut sebagai cendawan, bisa mengganggu pertumbuhan tanaman serai wangi. 

Biasanya jamur akan masuk ke dalam jaringan pelepah. Yang mana akan mempengaruhi produktivitas pada bagian daun untuk menghasilkan minyak. Atau bisa ditemui ulat daun, meski jumlahnya tidak banyak sehingga tidak begitu merugikan.

Dulur bisa melakukan pencegahan dengan menggunakan pestisida dan juga pupuk organik sebagai langkah pencegahan. Misalnya dengan menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan. Sebab Pupuk Organik Cair GDM ini dapat meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. 

Tip Penyulingan Minyak Serai Wangi

Minyak serai wangi atau atsiri ini memiliki kandungan senyawa sitronelal kurang lebih sebanyak 35 – 45%, 85 – 90% geraniol, 11 – 15% sitronelal, 3 – 8% geraniol acetate, 2 – 4% sitronelal asetat, memiliki sedikit kandungan seskuiterpen dan senyawa lainnya.

Sebelum menyulin daun serai wangi, sebaiknya hasil panen perlu proses pengeringan terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama 4 – 5 jam jika cuacanya cerah dan membutuhkan waktu yang lebih lama jika suhu dirasa tidak cukup panas. 

Setelahnya penyulingan dapat Anda lakukan dengan cara pengukusan atau langsung bisa Anda lakukan penguapan air selama 4 -5 jam. Jika minyak sudah tidak keluar lagi, penyulingan bisa Anda hentikan. 

Minyak yang yang berasal dari serai sebaiknya terpisah berdasarkan interval waktu dan lama penyulingan untuk memenuhi standar pengiriman keluar negeri atau ekspor. Gunakan kertas saring untuk memastikan tidak ada kotoran dan juga air dari minyak hasil penyulingan.

Begitulah dulur, cara membudidayakan tanaman serai wangi yang memiliki peluang ekspor dan impor yang tinggi. 

Jika tertarik untuk menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dan atau ingin berkonsultasi dengan tim ahli kami, dulur bisa langsung saja menekan tombol di bawah ini ya!

author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat