Perikanan

8 Cara Pembenihan Ikan Nila hingga Panen Melimpah

cara pembenihan ikan nila

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat diminati, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Permintaan yang tinggi membuat budidaya ikan nila menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satu kunci sukses dalam budidaya ikan nila adalah cara pembenihan ikan nila yang baik dan benar.

Cara pembenihan ikan nila merupakan salah satu langkah awal yang sangat penting dalam budidaya ikan ini. Proses pembenihan yang tepat akan menentukan kualitas dan jumlah ikan yang dihasilkan di tahap panen. Namun, cara pembenihan ikan nila untuk mencapai hasil yang melimpah sendiri tidak bisa sembarangan karena diperlukan pengetahuan dan teknik yang tepat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah penting dalam cara pembenihan ikan nila, mulai dari pemilihan induk hingga persiapan kolam pembenihan yang ideal. Selain itu, kami juga akan menjelaskan tentang cara perawatan dan solusi yang terbaik agar hasil panen ikan nila bisa melimpah.

8 Cara Pembenihan Ikan Nila

Untuk memastikan keberhasilan pembenihan ikan nila, ada banyak langkah dan teknik yang harus diperhatikan, mulai dari pemilihan induk yang tepat hingga perawatan benih yang benar. Berikut merupakan cara pembenihan ikan nila yang dapat Anda implementasikan di rumah.

Pemilihan Indukan

Langkah pertama yang paling penting dalam cara pembenihan ikan nila adalah memilih induk yang berkualitas. Induk ikan nila yang baik harus memiliki ciri-ciri fisik yang sehat, seperti tubuh yang proporsional, warna yang cerah, dan bebas dari cacat atau penyakit.

Idealnya, induk ikan jantan dan betina yang dipilih berumur sekitar 7-8 bulan dengan berat tubuh sekitar 200-300 gram agar dapat menghasilkan benih yang unggul. Pilih induk dengan riwayat pertumbuhan yang baik dan berasal dari strain yang unggul.

Kolam Pemijahan

Dalam upaya menghasilkan ikan nila berkualitas tinggi, perawatan kolam pemijahan yang tepat sangatlah penting. Proses pemijahan ikan nila dimulai dengan beberapa tahapan, antara lain: 

Pengeringan (9 Hari Sebelum Tebar)

Tahap pertama sebelum menebarkan indukan ke dalam kolam pemijahan adalah dengan mengeringkan kolam yang akan digunakan. Kolam dapat dikeringkan di bawah sinar matahari langsung pada H-9 penebaran indukan ikan nila.

Persiapan Kolam (7 Hari Sebelum Tebar)

Dua hari kemudian, lakukan persiapan kolam dengan menyiapkan GDM SaMe, GDM Black BOS, kapur dolomit, dan air. Tahap ini harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang baik bagi kesejahteraan ikan nila indukan saat masa pemijahan.

Mula-mula, taburkan 250 gram/m2 GDM SaMe ke dasar kolam yang sudah dikeringkan sebelumnya. Kemudian, taburkan juga GDM Black BOS dosis 100 gram/m2 di atas GDM SaMe. Selanjutnya, taburkan kapur dolomit sebanyak 200 gram/m2 pada air jika pH air kurang dari 6. Terakhir, isi kolam dengan air bersih hingga ketinggian 75 – 100 cm dari dasar kolam.

Air di kolam pemijahan sebaiknya memiliki pH antara 7-8, suhu sekitar 28-30°C, serta kaya oksigen. Kolam yang ideal akan memberikan lingkungan yang nyaman bagi ikan nila untuk melakukan pemijahan secara alami.

Pra Tebar Indukan (1 Hari Sebelum Tebar)

Pada H-1 penebaran indukan ikan nila, tebar merata Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan atau SOC GDM Ikan dengan dosis 10 ml/m2 ke air kolam ikan nila. Hal ini harus dilakukan untuk memperkaya fitoplankton di dalam air kolam yang baik untuk ikan nila.

Tebar Indukan

Esoknya, Anda sudah boleh melakukan penebaran indukan ikan nila dengan kepadatan 1 ekor/m2. Umumnya, Anda dapat menebarkan ikan nila jantan dan betina dengan perbandingan 1 jantan : 3 betina atau 100 ekor jantan dan 300 ekor betina..

Proses Pemijahan

Proses pemijahan adalah inti dari pembenihan, di mana induk jantan dan betina akan dikawinkan. Biasanya, satu ekor jantan dapat dikawinkan dengan 3-5 ekor betina. Induk betina akan bertelur, dan telur tersebut akan dibuahi oleh induk jantan.

Telur-telur ini kemudian akan disimpan di dalam mulut induk betina hingga menetas. Proses ini berlangsung sekitar 3-5 hari, tergantung pada kondisi air dan suhu kolam.

Panen Larva (10 Hari Setelah Tebar)

Setelah 10 hari, Anda akan menemui larva-larva ikan nila. Larva-larva ini harus segera Anda pindahkan ke kolam pendederan I untuk mempercepat pertumbuhannya sekaligus menghindari kanibalisme yang mungkin dilakukan oleh induk ikan nila.

Kolam Pendederan I

Untuk memastikan keberhasilan dalam tahap awal budidaya ikan nila, persiapan dan perawatan kolam pendederan I adalah langkah kunci yang tidak boleh diabaikan.

Persiapan Kolam (7 Hari Sebelum Tebar Larva)

Lakukan persiapan kolam dengan menggunakan GDM SaMe, GDM Black BOS, kapur dolomit, dan air pada H-7 penebaran larva ikan nila. Hal ini harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang larva ikan nila saat masa pendederan pertama.

Mula-mula, taburkan 250 gram/m2 GDM SaMe ke dasar kolam yang sudah dikeringkan sebelumnya. Kemudian, taburkan juga GDM Black BOS dosis 100 gram/m2 di atas GDM SaMe. Selanjutnya, taburkan kapur dolomit sebanyak 200 gram/m2 pada air jika pH air kurang dari 6. Terakhir, Isi kolam dengan air bersih hingga ketinggian 75 – 100 cm dari dasar kolam.

Pra Tebar Larva (1 Hari Sebelum Tebar Larva)

Pada H-1 penebaran larva ikan nila, tebarkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan atau SOC GDM Ikan dengan dosis 10 ml/m2 ke air kolam ikan nila secara merata. Hal ini harus dilakukan untuk memperkaya fitoplankton di dalam air kolam yang baik untuk tumbuh kembang larva ikan nila.

Tebar Larva

Esoknya, Anda sudah boleh melakukan penebaran larva ikan nila dengan kepadatan 200 ekor/m2. Penebaran larva ikan nila harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai atau membuat mereka menjadi stres.

Jantanisasi (1 – 7 Hari Setelah Tebar Larva)

Jantanisasi larva ikan nila adalah proses yang digunakan dalam budidaya ikan untuk mengubah sebagian besar atau seluruh populasi larva ikan nila menjadi jantan. Hal ini dilakukan karena ikan nila jantan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina sehingga lebih efisien dalam meningkatkan produktivitasnya.

Proses jantanisasi biasanya dilakukan dengan pemberian hormon androgen, seperti 17-alpha-methyltestosterone atau 17ɑ MT selama 1 hingga 7 hari setelah penebaran larva ikan nila dilakukan. Hormon ini akan merangsang perkembangan organ kelamin jantan pada larva, meskipun secara genetik mereka mungkin betina.

Setelah periode pemberian hormon selesai, ikan akan melanjutkan pertumbuhannya sebagai jantan dan tidak memerlukan hormon tambahan. Metode ini umum digunakan dalam industri budidaya ikan nila untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi risiko perkawinan dini di kolam yang dapat menyebabkan pertumbuhan ikan yang tidak merata.

Pakan

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua periode. Periode pertama, lakukan pemberian pakan kuning telur ketika larva berumur 1 hingga 7 hari. Untuk caranya, Anda cukup merebus kuning telur kemudian mengocoknya dengan 500 ml air. Setelah itu, semprotkan atau tebarkan pakan kuning telur yang telah Anda olah ke dalam kolam pendederan.

Untuk pemberian pakan periode kedua, lakukan ketika larva sudah berumur 8 hingga 30 hari menggunakan pelet serbuk. Perlu diingat bahwa jumlah pakan yang diberikan adalah 20% dari bobot biomassa/hari dan dapat dilakukan 4 hingga 5 kali sehari.

Sortir

Setelah larva berumur 30 hari, lakukan penyortiran ukuran larva. Setelah disortir, Anda dapat memindahkan larva ke dalam kolam pendederan kedua.

Kolam Pendederan II

Untuk mencapai keberhasilan dalam budidaya ikan nila, tahap pendederan yang efektif memerlukan persiapan yang matang dan penerapan prosedur yang tepat. 

Persiapan Kolam (7 Hari Sebelum Tebar Bibit)

Lakukan persiapan kolam dengan menggunakan GDM SaMe, GDM Black BOS, kapur dolomit, dan air pada H-7 penebaran bibit ikan nila. Hal ini harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang bibit ikan nila saat masa pendederan kedua.

Mula-mula, taburkan 250 gram/m2 GDM SaMe ke dasar kolam yang sudah dikeringkan sebelumnya. Kemudian, taburkan juga GDM Black BOS dosis 100 gram/m2 di atas GDM SaMe. Selanjutnya, taburkan kapur dolomit sebanyak 200 gram/m2 pada air jika pH air kurang dari 6. Terakhir, Isi kolam dengan air hingga ketinggian 75 – 100 cm dari dasar kolam.

Paket Perikanan GDM, Suplemen Organik Cair Perikanan, Black Bos, dan Same

Pra Tebar Bibit (1 Hari Sebelum Tebar Bibit)

Pada H-1 penebaran bibit ikan nila, tebarkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan atau SOC GDM Ikan dengan dosis 10 ml/m2 ke air kolam ikan nila secara merata. Hal ini harus dilakukan untuk memperkaya fitoplankton di dalam air kolam yang baik untuk tumbuh kembang bibit ikan nila.

Tebar Bibit

Esoknya, Anda sudah boleh melakukan penebaran bibit ikan nila dengan kepadatan 50 ekor/m2. Penebaran bibit ikan nila harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai atau membuat mereka menjadi stres.

Pakan (45 Hari Setelah Tebar Bibit)

Ketika bibit ikan nila sudah berumur 45 hari, berikan pakan berupa pelet serbuk. Pakan dapat diberikan 2 hingga 3 kali sehari sebanyak 3% bobot biomassa/hari.

Panen Bibit (>45 Hari Setelah Tebar Bibit)

Setelah bibit berumur lebih dari 45 hari, Anda dapat mulai melakukan pemanenan bibit ikan nila. Umumnya, Anda baru dapat memanen bibit ikan nila ketika mereka sudah berukuran sekitar 10 hingga 12 cm.

Jika dilakukan sesuai dengan panduan dari awal hingga akhir, Anda bisa mendapatkan panen bibit ikan nila yang melimpah. Selain itu, ukuran ikan nila juga akan cenderung seragam dengan kualitas yang baik.

Pengelolaan Kualitas Air

Kualitas air yang baik sangat penting untuk memastikan kesehatan dan pertumbuhan ikan nila. Oleh karena itu, pastikan parameter seperti suhu, pH, dan kadar oksigen dalam air kolam ikan nila selalu berada pada level yang optimal.

Suhu air ideal untuk ikan nila berkisar antara 25-30°C, dengan pH netral (6,5-7,5). Selain itu, lakukan penggantian air secara berkala untuk menghindari penumpukan limbah dan kontaminan, serta gunakan aerator untuk menjaga oksigen terlarut dalam air tetap tinggi.

Pemantauan Kesehatan

Selama tahap pendederan, sangat penting untuk memantau kesehatan larva dan bibit ikan nila secara rutin. Perhatikan tanda-tanda penyakit seperti perubahan warna, luka, atau perilaku yang tidak normal. Penyakit pada ikan nila dapat disebabkan oleh kualitas air yang buruk, infeksi bakteri, atau parasit.

Jika ditemukan tanda-tanda penyakit, segera lakukan tindakan pencegahan seperti perbaikan kualitas air atau pemberian obat yang sesuai. Pemantauan yang rutin dan penanganan yang cepat dapat mencegah kerugian yang lebih besar.

Perawatan Kolam

Selain perawatan terhadap ikan nila itu sendiri, perawatan kolam juga sangat penting. Bersihkan kolam secara rutin untuk menghindari penumpukan lumpur dan bahan organik yang bisa menurunkan kualitas air.

Pastikan sistem aerasi dan filtrasi bekerja dengan baik. Jika perlu, lakukan desinfeksi kolam sebelum dan sesudah siklus pembenihan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit. Kolam yang bersih dan terawat akan menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan benih ikan nila.

Monitoring dan Evaluasi Proses Pembenihan

Selama seluruh proses dari cara pembenihan ikan nila, sangat penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Catat perkembangan setiap tahap, mulai dari pemijahan hingga pendederan.

Dengan melakukan evaluasi, peternak dapat mengetahui keberhasilan setiap tahap dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Monitoring ini juga membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan benih sehingga bisa diterapkan strategi yang lebih baik pada siklus pembenihan berikutnya.


Artikel Perikanan Banner Ke 1

Manfaat Penggunaan Produk GDM untuk Budidaya Ikan Nila

Melalui cara pembenihan ikan nila yang telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya, kita dapat mengetahui jika rangkaian produk GDM memiliki peran yang sangat penting. Dengan menggunakan produk ini, Anda dapat dengan mudah dan praktis melakukan budidaya ikan nila mulai dari proses pemijahan, pendederan, hingga panen.

Rangkaian produk GDM untuk ikan nila terdiri atas Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan, GDM SaMe, dan GDM Black BOS. Ketiga produk tersebut memiliki peran masing-masing yang berfungsi untuk meningkatkan tumbuh kembang ikan nila tanpa memberikan efek samping apapun.

Alasan rangkaian produk GDM tidak memberikan efek samping yang merugikan karena produk GDM dibuat dari 100% bahan-bahan organik berkualitas tinggi yang diolah dalam keadaan segar. Hal inilah yang menjadi kelebihan dari produk GDM, yaitu tidak akan menimbulkan kontaminasi atau resistensi bahan kimia di dalam air kolam.

Selain itu, produk GDM juga telah diformulasi oleh berbagai bakteri premium yang memiliki berbagai manfaat, yaitu untuk meningkatkan kualitas air kolam, meningkatkan fitoplankton dalam air, dan meningkatkan nafsu makan ikan nila. Yang paling penting, produk GDM juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan nila sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Yuk, tekan tombol whatsapp di bawah ini sekarang juga untuk langsung merasakan kemudahan budidaya ikan nila. Selain melakukan pembelian produk GDM, Anda dapat melakukan konsultasi dengan tim ahli GDM mengenai cara pembenihan ikan nila hingga panen melimpah secara lebih detail dan GRATIS.



author-avatar

About Ir. Tri Juni Sasongko

Praktisi perikanan dan perkebunan yang banyak melakukan bimbingan dan pendampingan tehnis di bidangnya.