Tanaman Buah

8 Penyebab Semangka Tidak Manis & Cara Mencegahnya

penyebab semangka tidak manis

Siapa yang tidak kecewa saat memotong semangka yang tampak segar, tapi rasanya hambar? Padahal, manisnya semangka menjadi daya tarik utama buah ini. Terdapat beberapa penyebab semangka tidak manis, mulai dari kondisi tanah hingga cara perawatan tanaman.

Yuk, cari tahu apa saja ciri-ciri dan penyebab semangka tidak manis, serta bagaimana cara mencegahnya di bawah ini secara lengkap dan detail. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, Anda bisa memastikan hasil panen semangka tetap manis dan berkualitas!

Ciri-ciri Buah Semangka Matang Tapi Tidak Manis

Tidak semua semangka yang tampak matang memiliki rasa manis seperti yang diharapkan. Beberapa buah justru terlihat sempurna dari luar, tetapi ternyata hambar saat dibelah. Ini dia beberapa ciri-ciri buah semangka matang tapi tidak manis yang harus Anda ketahui sebelum mempelajari tentang penyebab semangka tidak manis.

  • Warna kulit luar tampak kusam dan tidak mengilap
  • Titik kuning pada bagian bawah terlalu pucat atau terlalu besar
  • Daging buah berwarna merah muda, bukan merah pekat
  • Tekstur daging agak lembek dan berair berlebihan
  • Serat daging terlihat kasar atau renggang
  • Aroma buah kurang kuat atau hampir tidak ada
  • Berat buah tidak sebanding dengan ukurannya (terasa ringan)
  • Tangkai buah kering tapi tidak melingkar sempurna
  • Batang masih berwarna hijau
  • Bunyi saat diketuk terdengar padat, bukan nyaring
  • Bentuk buahnya cenderung lonjong atau oval, bukan bulat
  • Biji berwarna cokelat muda atau belum hitam sempurna

Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, Anda dapat lebih mudah membedakan mana semangka yang benar-benar manis dan mana yang tidak. Selain itu, langkah ini juga penting untuk Anda pahami agar bisa memahami lebih detail tentang penyebab semangka tidak manis kedepannya.



8 Penyebab Semangka Tidak Manis

Rasa manis pada semangka tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor selama proses pertumbuhan dan perawatan tanaman. Oleh karena itu, Anda perlu memahami beberapa penyebab semangka tidak manis berikut ini.

Kekurangan Unsur Hara Kalium dan Fosfor

Kalium dan fosfor berperan penting dalam pembentukan gula dan peningkatan rasa manis pada buah. Jika tanaman kekurangan kedua unsur ini, proses fotosintesis tidak berjalan optimal sehingga kadar gula dalam buah rendah.

Penyiraman Terlalu Sering atau Tidak Teratur

Air yang berlebihan dapat mengencerkan kadar gula dalam daging buah. Sebaliknya, jika tanaman kekurangan air, pertumbuhan akan terhambat dan rasa semangka pun tidak maksimal. Waktu dan volume penyiraman yang tidak konsisten menjadi salah satu penyebab semangka tidak manis.

Kurangnya Paparan Sinar Matahari

Semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk mengubah hasil fotosintesis menjadi gula. Tanaman semangka yang ditanam di area teduh atau tertutup tidak akan menghasilkan buah dengan rasa manis karena kadar gula alami tidak terbentuk secara optimal.

Pemanenan Terlalu Dini

Banyak petani memanen semangka sebelum waktunya karena tampak matang dari luar. Padahal, pematangan daging buah dan peningkatan kadar gula terjadi di fase akhir. Jika dipanen terlalu cepat, semangka belum sempat mengembangkan rasa manis alaminya.

Kondisi Tanah Kurang Subur atau pH Tidak Sesuai

Tanah yang terlalu asam atau miskin unsur hara akan menghambat penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan semangka. Idealnya, semangka tumbuh pada tanah dengan pH netral hingga sedikit basa (6–7). Tanah yang tidak sesuai akan membuat tanaman sulit menghasilkan buah dengan rasa manis.

Pemupukan Tidak Tepat Waktu atau Tidak Seimbang

Penggunaan pupuk nitrogen berlebihan bisa membuat tanaman fokus pada pertumbuhan daun, bukan pembentukan buah. Akibatnya, buah menjadi besar, tetapi hambar. Pemupukan perlu dilakukan dengan perbandingan seimbang antara nitrogen, fosfor, dan kalium agar rasa manisnya bisa optimal.

Kondisi Cuaca dan Suhu Ekstrem

Suhu terlalu rendah atau curah hujan tinggi menjelang masa panen dapat menurunkan kadar gula buah. Cuaca lembap berlebihan juga menyebabkan buah berair dan kurang manis. Oleh karena itu, musim dan waktu tanam yang tepat sangat menentukan kualitas rasa semangka.

Varietas atau Jenis Semangka Kurang Tepat

Setiap varietas memiliki tingkat kemanisan berbeda. Jika jenis yang ditanam bukan varietas unggulan dengan kadar gula tinggi, hasilnya cenderung kurang manis meskipun perawatan sudah maksimal.

Baca Juga: 6 Jenis Penyakit pada Tanaman Hias & Cara Ampuh Mengobatinya

6 Cara Mencegah agar Buah Semangka Rasanya Tidak Manis

Agar semangka memiliki rasa manis alami, diperlukan perawatan yang tepat sejak awal penanaman hingga masa panen. Berikut beberapa cara mencegah penyebab semangka tidak manis yang bisa Anda lakukan secara mudah dan praktis.

Gunakan Pemupukan yang Tepat dan Seimbang

Pemupukan berperan besar dalam pembentukan rasa manis pada semangka. Untuk memenuhi kebutuhan fosfor dan kalium yang dibutuhkan oleh buah semangka, gunakan rangkaian produk GDM yang terdiri dari 4 jenis pupuk. Pupuk pertama dan kedua adalah GDM SAME dan GDM Black BOS yang berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah atau media tanam.

Pupuk ketiga adalah Pupuk Organik Cair Spesialis Buah-Buahan (GDM Buah) yang berfungsi untuk meningkatkan pembentukan gula alami buah semangka. Kemudian, pupuk keempat adalah Pupuk Organik Granule GDM yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi buah semangka hingga masa panen.



Atur Jadwal dan Volume Penyiraman

Penyiraman yang terlalu sering dapat menjadi penyebab semangka tidak manis karena air berlebih dapat mengencerkan zat gula yang ada di dalamnya. Sebaiknya kurangi frekuensi penyiraman menjelang masa panen agar buah lebih manis, tetapi tetap pastikan tanaman tidak mengalami kekeringan ekstrem.

Pastikan Tanaman Mendapat Sinar Matahari Penuh

Semangka membutuhkan sinar matahari minimal 6–8 jam per hari agar proses fotosintesis berjalan optimal. Proses ini penting untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa yang menentukan tingkat kemanisan buah. Hindari menanam di area yang terlalu teduh atau di antara tanaman tinggi yang menghalangi sinar matahari.

Perhatikan pH dan Kesuburan Tanah

Tanah ideal untuk semangka memiliki pH antara 6,0–7,0 dan kaya bahan organik. Maka dari itu, lakukan pemeriksaan pH tanah secara berkala, lalu perbaiki dengan pemberian kapur dolomit jika tanah terlalu asam.

Lakukan Penjarangan dan Pemangkasan

Buang cabang atau buah berlebih agar energi tanaman terfokus pada pembesaran dan pematangan buah utama. Penjarangan atau pemangkasan juga akan membantu meningkatkan sirkulasi udara dan meratakan paparan cahaya ke seluruh bagian tanaman sehingga kadar gula dalam buah meningkat lebih optimal.

Panen di Waktu yang Tepat

Pemanenan buah semangka yang terlalu dini membuat kadar gula belum terbentuk sempurna. Perhatikan tanda-tanda semangka matang alami, seperti sulur dekat tangkai yang mulai kering, warna kulit bawah menguning, dan bunyi ketukan yang nyaring. Panen di waktu tepat akan memastikan rasa manis maksimal pada buah semangka.

Baca Juga: Pupuk Padi Masa Generatif untuk Meningkatkan Hasil Panen

Petunjuk Pemakaian Rangkaian Produk GDM Buah agar Semangka Rasanya Manis

Pemupukan pada tanaman semangka harus dilakukan sejak awal pengolahan tanah hingga waktu panen tiba untuk mencegah penyebab semangka tidak manis. Supaya lebih jelas, berikut petunjuk pemakaian rangkaian produk GDM Buah pada satu hektare lahan agar buah semangka memiliki rasa yang manis. 

Pengolahan tanah (-7 HST)

Untuk mencegah penyebab semangka tidak manis, Anda harus melakukan pemupukan saat melakukan pengolahan tanah sebelum menanam benih semangka. Pertama, tebarkan GDM SAME sebanyak 150 kg di satu hektare lahan semangka.

Kedua, siramkan 1 gelas GDM Black BOS yang sudah dicampurkan ke dalam satu tangki air secara merata di bedengan. Untuk tahap ini, gunakan Black BOS dengan dosis 5 kg untuk satu hektare lahan.

Perendaman Benih (0 HST)

Sebelum menanam benih, larutkan 250 ml GDM dalam 2 liter air hingga tercampur merata. Kemudian, rendam benih semangka ke dalam larutan GDM Buah selama 6 sampai 8 jam untuk mempercepat perkecambahan benih.

Pupuk Dasar (0 HST)

Setelah benih ditanam, pupuk tanaman dengan menggunakan GDM Buah sebanyak 8 liter untuk satu hektare lahan. Untuk itu, larutkan 2 gelas GDM Buah ke dalam satu tangki, kemudian semprot merata ke tanaman semangka untuk mempercepat pertumbuhan semangka.

Pupuk I (0 – 30 HST)

Ketika tanaman semangka masih berumur 0 sampai 30 hari, lakukan pemupukan persis seperti seperti pemupukan dasar di atas. Namun, lakukan secara rutin setiap 1 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan benih semangka.

Pupuk II (30 HST)

Tepat ketika semangka berumur 30 hari, lakukan pemupukan kembali dengan menggunakan GDM Black BOS, tetapi kali ini ditambahkan dengan Pupuk Organik Granule atau POG. Pertama, taburkan terlebih dahulu 150 kg POG di atas bedengan secara merata.

Kedua, siramkan 1 gelas GDM Black BOS yang sudah dicampurkan ke dalam satu tangki air secara merata ke daerah sekitar perakaran. Untuk tahap ini, tetap gunakan Black BOS dengan dosis 5 kg untuk satu hektare lahan semangka.

Pupuk III (> 30 HST)

Ketika tanaman semangka sudah berumur lebih dari 30 hari, lakukan pemupukan 2 minggu sekali kembali dengan menggunakan GDM Buah. Untuk cara pemupukan dan dosisnya, sama dengan pemupukan dasar dan pemupukan pertama di atas.

Dukung Semangka agar Berbuah Lebat & Rasanya Manis dengan Rangkaian Produk GDM!

Ingin hasil panen semangka yang berbuah lebat dan rasanya manis alami? Rangkaian produk GDM adalah solusi terbaik untuk mewujudkannya! Kombinasi rangkaian pupuk GDM yang tepat bisa membantu Anda meningkatkan kadar gula buah, memperbaiki kesuburan tanah, serta memperkuat daya tahan tanaman semangka dari serangan penyakit.

Dengan perawatan rutin menggunakan pupuk organik dari GDM, buah semangka yang dihasilkan akan tumbuh lebih besar, manis, dan bernilai jual tinggi. Jangan tunda lagi, klik banner di bawah ini untuk langsung terhubung dengan tim GDM dan dapatkan solusi terbaik bagi budidaya semangka Anda!



author-avatar

About WAHYU NURWIJAYO, SP

Seorang profesional di Industri Pertanian dengan selalu menerapkan sistem keseimbangan ekologi agar budidaya pertanian berjalan efektif & efisien serta hasil produksi meningkat