
Blog
Jarak Tanam Porang yang Ideal agar Hasil Panen Melimpah

Banyak orang menanam porang tidak perlu melakukan strategi khusus agar tumbuh optimal. Padahal tanaman porang punya karakter unik. Tanaman ini butuh ruang untuk bernapas, menyerap cahaya, dan mengolah nutrisi tanpa harus bersaing dengan tetangganya.
Bila ditanam terlalu rapat, umbi cenderung mengecil dan bentuknya tidak seragam, sehingga panen jadi kurang maksimal. Namun, jika dibiarkan terlalu renggang, lahan justru tidak termanfaatkan secara optimal.
Itulah mengapa memahami jarak tanam porang yang ideal bisa membuka peluang untuk meraih panen berlimpah. Jadi, sebelum Anda menebar bibit, ada baiknya memahami trik yang selama ini dijalankan para petani berpengalaman.
Berapa Jarak Tanam Porang yang Ideal?
Mengatur letak tanam porang tidak bisa sembarangan, sebab setiap fase pertumbuhannya membutuhkan ruang berkembang yang berbeda agar umbi dapat tumbuh maksimal. Untuk panen cepat dalam 8 bulan, pola tanam cukup berukuran 30×30 cm, sedangkan panen tahun kedua lebih cocok dengan jarak 45×45 cm, dan tahun ketiga idealnya 60×60 cm.
Bibit berukuran besar bahkan perlu jarak lebih longgar, sampai 90×90 cm, agar tidak saling berebut nutrisi dan memudahkan saat panen. Perbedaan jenis bibit juga berpengaruh, misalnya bibit katak memerlukan jarak 35–70 cm, sementara bibit umbi bisa sampai 90 cm.
Dengan kata lain, pengaturan jarak tanam porang sebaiknya selalu menyesuaikan ukuran bibit serta target umur panen. Jangan lupa, kedalaman tanam pun penting diperhatikan, sekitar 5–15 cm dari permukaan tanah, agar pertumbuhan umbi berlangsung optimal.

4 Cara Menanam Porang yang Benar
Menanam porang memang tidak rumit, tetapi tanpa teknik yang tepat, hasil yang didapat bisa jauh dari ekspektasi. Karena itu, penting bagi Anda untuk memahami langkah dasarnya supaya panen nanti tidak mengecewakan.
Lakukan Pengolahan Lahan dengan Tepat
Tanah yang gembur dan subur menjadi kunci awal agar porang tumbuh sehat. Jika tersedia, gunakan naungan pohon alami, namun lahan terbuka juga bisa asal diberi paranet agar cahaya tidak berlebih.
Mulailah dengan membersihkan gulma, menata jalur tanam, lalu gali lubang sesuai ukuran bibit yang akan ditanam. Jangan lupa, berikan pupuk organik dasar agar tanah lebih kaya nutrisi.
Pilih Bibit Berkualitas
Bibit yang sehat akan menentukan hasil panen Anda. Anda bisa memakai katak, biji, atau umbi, namun pilih ukuran sedang supaya pertumbuhan lebih cepat dan merata.
Bibit harus terbebas dari penyakit agar tidak membawa masalah ke lahan. Apabila memakai biji, lakukan perendaman lebih dulu untuk mengurangi risiko serangan penyakit sejak awal.
Baca Juga: Pupuk Cair untuk Porang, Membantu Mempercepat Pertumbuhan Porang
Atur Jarak Tanam Porang
Saat menanam, posisikan bakal tunas bibit menghadap ke atas agar pertumbuhannya tidak terganggu. Masukkan satu bibit saja per lubang, lalu tutup tipis dengan tanah sekitar tiga sentimeter.
Dengan memberi jarak sekitar 1 x 1 meter, tanaman porang akan lebih leluasa menyerap nutrisi tanah tanpa harus saling berebut. Penataan jarak tanam porang yang tepat akan menghasilkan umbi seragam dan sehat.
Rawat Tanaman Secara Rutin
Porang tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa perawatan. Lakukan penyiangan secara berkala untuk menekan pertumbuhan gulma. Agar lebih maksimal, Anda bisa menggunakan rangkaian pupuk GDM, seperti GDM SaMe, Black BOS, dan Pupuk Spesialis Pangan.
Jadi, pastikan jaga lahan tetap bersih agar hama tidak berkembang, dan gunakan pupuk organik rutin untuk memperkuat tanaman. Perawatan yang konsisten membuat porang lebih tahan penyakit sekaligus meningkatkan hasil panen.
Berapa Lama Porang Siap Panen?
Umbi porang umumnya baru siap diambil setelah dua tahun, ditandai dengan perubahan warna daun yang mulai menguning lalu perlahan meranggas. Pada tahap ini, umbinya umumnya sudah mencapai berat lebih dari 1 kg, sehingga cukup ideal untuk dipanen.
Setelah panen pertama, petani tidak perlu menanam ulang karena umbi akan terus tumbuh dan bisa dipanen setiap tahun. Waktu terbaik untuk memanen biasanya jatuh pada musim kemarau, sekitar April hingga Juli, ketika tanaman memasuki fase dorman.
Agar hasil panen lebih maksimal, jarak tanam porang yang tepat sangat berpengaruh terhadap ukuran umbi yang terbentuk. Selain itu, menjaga jarak tanam porang tetap ideal juga memudahkan proses perawatan hingga pemanenan.
Baca Juga: Cara Budidaya Porang Cepat Besar, Maksimalkan Hasil Panen!
Petunjuk Pemberian Rangkaian Pupuk GDM agar Porang Panen Melimpah
Merawat porang sangat direkomendasikan menggunakan rangkaian pupuk GDM agar pertumbuhan umbi lebih sehat dan seragam. Untuk hasil yang lebih maksimal, berikut langkah pemupukan yang dapat Anda ikuti sesuai tahap pertumbuhan porang:
Persiapan Media
Sebelum bibit ditanam, media harus dibuat subur agar mampu menunjang pertumbuhan sejak awal. Campurkan GDM SaMe sebanyak 10 gram per polybag ke dalam tanah sebagai bahan dasar.
Kemudian semprotkan GDM Black BOS secara merata dengan takaran satu gelas air mineral per tangki. Perpaduan keduanya membuat media lebih gembur dan kaya mikroba baik.
Perendaman Biji
Bibit dari biji perlu diperlakukan khusus sebelum ditanam. Caranya dengan merendam biji dalam larutan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan 1 liter yang telah diencerkan ke 20 liter air.
Proses ini dilakukan selama 30 menit untuk mempercepat proses pecah benih. Dengan begitu, bibit lebih cepat tumbuh seragam dan memiliki daya tahan lebih kuat.
Pemupukan Awal Persemaian
Sekitar delapan minggu setelah semai, tanaman membutuhkan tambahan nutrisi. Anda bisa menyemprotkan larutan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan sebanyak 500 ml per tangki ke seluruh tanaman.
Jumlah yang dibutuhkan sekitar 2 liter per hektar agar cukup merata. Pemupukan rutin setiap minggu ini membantu tanaman tetap sehat hingga siap dipindahkan.
Pengolahan Tanah
Pada waktu 2 minggu sebelum tanam, tanah harus diperkaya agar siap menerima bibit. Sebar GDM SaMe 150 kg atau setara 5 gram per lubang tanam.
Tambahkan pula GDM Black BOS dengan cara penyemprotan merata di area lubang tanam. Tahap ini penting untuk memastikan struktur tanah gembur dan lebih subur.
Saat Tanam
Pada saat penanaman, aplikasikan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan sebanyak 8 liter per hektare agar bibit mendapatkan fondasi nutrisi yang baik. Larutkan dalam tangki lalu semprotkan merata ke seluruh bibit yang baru dipindahkan.
Langkah ini membantu tanaman cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Dengan jarak tanam porang 35 x 80 cm, ruang tumbuh umbi pun tetap ideal.
Pemupukan Tahap I
Ketika tanaman berusia 1 hingga 6 bulan dan berada dalam fase vegetatif awal, semprotkan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan dengan dosis sama setiap dua bulan sekali. Berikan sebanyak 8 liter per hektar dengan interval penyemprotan dua bulan sekali.
Tambahkan juga Pupuk Organik Granule (POG) 200 kg yang ditaburkan di sekitar perakaran setiap tiga bulan. Pola perawatan ini membantu batang serta daun tetap sehat, sehingga fotosintesis berjalan optimal.
Pemupukan Tahap II
Pada usia 13–18 bulan, tanaman porang masuk fase vegetatif lanjut. Ulangi pemberian Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan 8 liter per hektar dengan interval dua bulan sekali.
POG juga perlu diaplikasikan sebanyak 200 kg di sekitar akar dengan interval yang sama. Dengan menjaga jarak tanam porang tetap sesuai, umbi akan tumbuh lebih besar dan mudah dipanen.
Optimalkan Pertumbuhan Porang agar Panen Melimpah dengan Rangkaian Pupuk GDM!
Kesuksesan budidaya porang tidak hanya ditentukan oleh teknik tanam, tetapi juga dari pemupukan yang tepat. Rangkaian pupuk GDM menjadi pilihan terbaik yang mampu menyehatkan tanah sekaligus mempercepat pembentukan umbi semakin berkualitas.
Dengan penggunaan GDM secara teratur, hasil panen porang akan lebih berkualitas dan bernilai tinggi di pasaran. Klik banner di bawah sekarang untuk berkonsultasi langsung dan dapatkan panduan pemupukan terbaik bagi tanaman Anda!




















