Perkebunan

Budidaya Kelapa Sawit Organik, Terbukti Keuntungan Meningkat 273%

Budidaya kelapa sawit

Budidaya kelapa sawit organik terbukti bisa meningkatkan keuntungan hingga lebih dari 273% dibandingkan dengan budidaya secara kimia.

Ini dikarenakan model budidaya kelapa sawit secara organik dapat meningkatkan kesuburan tanah, sehingga penyerapan nutrisi dapat lebih optimal.

Maka tak heran jika Mitra kami di Jambi, Bapak Surono bisa menghasilkan satu tandan dengan berat 100 kg

Pastinya membuat dulur penasaran, rahasia sukses budidaya kelapa sawit mitra kami yang satu ini

Selengkapnya dulur bisa menyimak video berikut ini:

Hasil menggiurkan yang perlu dulur terapkan

Cara ini sudah diterapkan oleh salah satu mitra GDM dan terbukti bisa meningkatkan hasil panen dan keuntungan hingga 273% jika dibandingkan dengan pupuk lainnya.

Dulur juga bisa melihat analisa usaha dari mitra kami berikut ini:

pupuk sawit organik

Cek data perbandingan keuntungan penggunaan pupuk organik GDM dengan pupuk lain halaman https://gdm.id/pupuk-sawit/

Cara Budidaya Kelapa Sawit

1. Pemilihan Bibit Kelapa Sawit

bibit sawit

Pemilihan bibit kelapa sawit adalah penentu keberhasilan budidaya kelapa sawit yang Anda lakukan. Oleh sebab itu, Anda harus memilih bibit dengan karakter unggul seperti:

A. Bentuk Tunas

Bentuk tunas yang baik pada bibit sawit memiliki ciri mata tunsa yang normal dan berwarna putih bersih. Jangan pilih bibit yang cacat dengan ciri tunas berwarna cokelat kehitaman, layu dan tampak ikutan jamur.

B. Bentukan Anak Daun

Bentukan anak daun yang baik juga menjadi salah satu ciri dari bibit yang unggul. Pastikan bahwa bibit yang Anda pilih memiliki bentukan anak daun yang normal, dengan ciri daun melebar, tidak kusut, tidak pucat (berwarna hijau segar), dan tidak menggulung.

C. Tempurung Bibit Sawit

Tempurung bibit sawit seringkali tidak terlalu diperhatikan, karena letaknya dibawah. Meski begitu, ternyata kualitas bibit sawit ditentukan juga dari tempurungnya.

Pastikan bahwa bibit sawit yang Anda pilih memiliki ciri; tempurung berwarna hitam gelap, bebas dari serabut/noda-noda jamur dan tidak ada retakan atau kerusakan lainnya. Sebab, keretakan pada tempurung bibit sawit ini sangat mempengaruhi pertumbuhannya kelak setelah ditanam.

D. Akar Bibit

Akar bibit sawit ini dipengaruhi juga oleh usia bibit Anda. Pilih bibit sawit dengan panjang akar yang tidak lebih dari 2-3 cm.

Tidak disarankan untuk memilih akar bibit yang kurang atau lebih dari itu, karena kemungkinan tanaman sudah terlalu tua, atau masih terlalu muda. Selain itu, pastikan juga akar pada bibit sawit yang Anda pilih memiliki tudung dan tidak terbuka secara langsung.

E. Batang Bawah Bibit

batang bawah bibit adalah kunci untuk mendapatkan bibit yang unggul. Pastikan bahwa bibit kelapa sawit yang Anda pilih tampak gemuk dan pendek.

Jangan pilih bibit yang bagian batang bawahnya tampak kurus dan tinggi. Sebab, kondisi ini dapat membuktikan bahwa bibit kelapa sawit yang Anda pilih tidak subur dan penyerapan nutrisi yang kurang optimal, bahkan mungkin ketika nantinya ditanam, pertumbuhannya menjadi tidak optimal.

F. Warna Radikula, Batang dan Daun

warna radikula (bakal akar) yang baik pada sawit disarankan berwarna kuning kehijauan, sedangkan calon batang dan calon daun tampak bersih mengkilat. Jika didapati warna pucat dan tidak sesuai, maka sebaiknya jangan dipilih, agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.

2. Pembibitan Kelapa Sawit

Metode pembibitan pada tanaman kelapa sawit yaitu metode single stage ataupun metode double stage.

Untuk teknis pembibitan sawit secara lengkap, bisa Anda simak selengkapnya mengenai Teknis Pembibitan Kelapa Sawit.

Masing-masing dari metode ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski begitu, untuk mendapatkan hasil terbaik, sangat disarankan untuk menggunakan metode pembibitan double stage untuk mengurangi resiko bibit mati dalam jumlah besar, daya tahan bibit rendah, dan pertumbuhan yang kurang optimal.

3. Perawatan Pembibitan Kelapa Sawit

pemeliharaan bibit sawit

Setelah Anda memutuskan untuk memilih metode pembibitan yang sesuai, kini saatnya untuk melakukan pemeliharaan pada tanaman sawit. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan dalam pemeliharaan pada proses pembibitan kelapa sawit:

A. Penyiraman

Lakukan penyiraman dua kali sehari, kecuali apabila hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan.

Siram bibit sawit menggunalan air yang bersih dan terbebas dari limbah, dengan penyiraman menggunakan semprotan halus, agar benih dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak memadat.

B. Penyiangan

Penyiangan gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antar polybag harus dibersihkan.

Anda bisa menyiangi gulma dengan cara dicabut dengan menggunakan tangan atau cangkul, maupun disemprot dengan menggunakan bioherbisida.

Lakukan penyiangan gulma setidaknya 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di lahan Anda.

C. Pengawasan dan Seleksi

lakukan pengawasan bibit untuk mengamati pertumbuhan bibit dan mencegah perkembangan gangguan hama dan penyakit.

Jika ditemukan benih yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis, maka segera seleksi atau buang bibit tersebut.

Berikut ini ciri-ciri bibit yang abnormal dan harus segera diseleksi:

  1. Benih tumbuh meninggi, kurus dan kaku
  2. Bibit tampak lemah terkulai
  3. Anak daun tidak membelah denga sempurna
  4. Ada tanda-tanda bibit terkena penyakit
  5. Anak daun tidak tumbuh dengan sempurna
  6. Kerdil atau pertumbuhan terhambat

4. Pemupukan Kelapa Sawit

pupuk sawit

Pemupukan adalah salah satu kunci untuk mendapatkan hasil yang sehat dan nantinya bisa mendapatkan hasil optimal.

Berikut ini metode pemupukan kelapa sawit secara organik mulai dari pemupukan dari pengisian baby bag hingga pemupukan rutin pada tanaman sawit yang sudah menghasilkan:

A. Pemupukan Baby Bag (Pre Nursery)

Campurkan 1 liter GDM Black BOS dengan 10 liter air, lalu semprotkan secara merata ke seluruh baby bag yang sudah terisi. Lakukan hingga memenuhi dosis anjuran, yaitu 2 kg/140 pokok tanaman.

B. Proses Pemupukan Usia 0-3 Bulan (Pre Nursery)

Campurkan 2 gelas Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit kedalam tangki untuk 200 bibit. Lakukan setidaknya seminggu sekali, dengan dosis 0,5 liter/140 pokok tanaman.

C. Pemupukan Usia 3-12 Bulan (Main Nursery)

Campurkan 2 gelas Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit kedalam tangki, kemudian semprot secara merata ke seluruh polybag. Lakukan hingga memenuhi dosis 1 liter /140 pokok tanaman setiap 2 minggu sekali.

Tambahkan GDM Black BOS dengan takaran 1 liter GDM Black BOS dicampurkan dengan 10 liter air, lalu semprotkan secara merata. Lakukan hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman.

Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan.

D. Pemupukan Pada Saat Tanam

sawit gdm

Saat tanam, aplikasikan GDM SaMe dengan takaran 1 kg per lubang tanam dengan cara ditaburkan ke sekeliling lubang tanam. Lakukan hingga memenuhi dosis 150 kg/140 pokok tanaman.

Lanjutkan dengan mencampurkan 1 liter GDM Black BOS dan 10 liter air, kemudian siramkan ke lubang tanam. Ulangi hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman.

Terakhir, aplikasikan 50 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit ke setiap lubang tanam. Lakukan hingga memenuhi dosis 7 liter/140 pokok tanaman.

E. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Usia 0-3 Tahun

kelapa sawit gdm

Aplikasikan 100 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit per tanaman setiap 2 bulan sekali.

Anda juga bisa memilih cara pengaplikasian Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit dengan cara disuntikkan.

Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan di video berikut:

Aplikasikan 2 kg GDM Granule SaMe dengan cara ditaburkan secara merata di piringan tanaman. Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.

Setelah mengaplikasikan GDM Granule SaMe, lanjutkan dengan mengaplikasikan GDM Black Bos dengan dosis 1:10 di piringan tanaman. Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.

F. Tanaman Menghasilkan (TM) Usia >3 Tahun

testimoni kelapa sawit

Aplikasikan 250 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa sawit per tanaman . Kemudian ulangi setiap 3 bulan sekali.

Taburkan 2,5 kg GDM Granule SaMe/tanaman  secara merata di piringan tanam, ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.

Lanjutkan dengan mengaplikasikan GDM Black BOS yang sudah dicampur air dengan dosis 1:10. Lakukan hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman dan ulangi setiap 6 bulan sekali.

5. Cara Menanam Bibit Sawit Ke Lahan

lahan sawit gdm

Penanaman bibit ke lahan atau yang biasa disebut pemindahan bibit ini menjadi salah satu proses penting dalam budidaya kelapa sawit. Anda sudah harus mempertimbangkan dan menghitung betul kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode yang Anda pilih.

Sebelum memindahkan bibit ke lahan yang sebenarnya, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

A. Persiapan Bibit

Setelah melalui proses pembibitan, maka kini saatnya anda untuk memilih bibit terbaik untuk dipindah tanam ke lahan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit:

  1. Umur bibit kelapa sawit siap tanam 10-12 bulan
  2. Lakukan pemutusan akar-akar benih yang telah menembus polybag, setidaknya 15-20 hari sebelum dipindah tanam.
  3. Lakukan penyiraman secara intensif setelah pemutusan akar.
  4. Kelompokkan bibit dalam jumlah tertentu, sesuai kemampuan angkut mobil/kendaraan.
  5. Dalam proses pengangkutan ke mobil, jangan angkat bibit pada bagian daun atau batang, tapi pindahkan dengan memgang bagian polybag untuk menghindari kerusakan bagian bibit yang masih rentan stress.

B. Pengangkutan Bibit Ke Lapangan

Sebelum melakukan proses penanaman, tentu Anda akan mengangkut bibit ke lapangan. Nah, pengangkutan bibit ke lapangan ini nyatanya tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Setelah bibit melewati proses persiapan bibit, maka Anda bisa melakukan pengangkutan bibit ke lapangan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkutan bibit ke lapangan:

  1. Siram bibit dalam jumlah banyak sebelum dilakukan pengankutan.
  2. Lakukan pengangkutan bibit dengan truk berkapasitas 120-200 benih.
  3. Normanya, bongkar/muat bibit adalah 100 pohon/HK.

C. Pengajiran

Pengajiran adalah salah satu hal yang sangat penting sebelum Anda menanam sawit, agar setiap pokok yang Anda tanam dapat presisi dan mengefisienkan luas lahan yang Anda gunakan. Berikut ini adalah tujuan pengajiran lahan kelapa sawit:

  1. Untuk menentukan titik tanam bibit tanaman kelapa sawit,
  2. Menentukan dengan presisi, jarak tanam dan letak penanaman bibit sesuai anjuran teknis,
  3. Memastikan letak tanaman rapi, untuk mempermudah perawatan dan pemantauan,
  4. Membantu pengelola dalam memperkirakan titik langsir bibit.

D. Jarak Tanam Kelapa Sawit

  1. Lakukan pembuatan lubang tanam, baik secara mekanis ataupun manual setidaknya 1 bulan sebelum penanaman untuk mengurangi kemasaman tanah.
  2. Buat lubang tanam dengan ukuran jarak tanam 60x60x40 cm.
  3. Diamkan lubang tanam selama setidaknya 1 bulan.

E. Waktu Tanam Bibit Kelapa Sawit

Waktu tanam bibit harus diperhatikan. Ini berkaitan dengan iklim pada lahan kelapa sawit, agar tidak menyebabkan stress pada bibit yang ditanam.

Oleh sebab itu, Anda perlu menanam bibit kelapa sawit pada awal musim hujan. Dengan demikian, ketika musim hujan telah berakhir, akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan lebih tahan terhadap kondisi kekeringan.

F. Teknik Penanaman Bibit Kelapa Sawit

  1. Masukkan bibit yang telah dipersiapkan kedalam lubang tanam. Lakukan dengan menyayat dasar polybag, lalu masukkan kedalam lubang tanam.
  2. Tutup kembali lubang tanam dengan tandan kosong sebanyak 125 kg/lubang.
  3. Tambahi penutupan lubang tanam dengan top soil, lalu padatkan.
  4. Sirami lubang tanam dengan air secukupnya.
  5. Taburkan GDM Granule SaMe ke sekeliling tanaman dengan dosis 150 kg/140 tanaman.
  6. Sirami lubang dengan campuran GDM Black BOS, dengan dosis 10 kg/140 pokok tanaman.
  7. Setelah disiram dengan GDM Black BOS, lanjutkan dengan menyirami Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan dengan dosis 7 liter/pokok tanaman.

6. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit

pemeliharaan sawit

Pemeliharaan tanaman menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai. Tanpa adanya pemeliharaan tanaman yang tepat, maka produktivitas tanaman tidak akan optimal.

Apa saja yang harus diperhatikaan dalam pemeliharaan tanaman? Yuk simak penjelasan berikut ini: 

A. Penyiraman

Kita tentu memahami bahwa kelapa sawit adalah jenis tanaman yang sangat rakus terhadap air. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan penyiraman dengan rutin untuk memastikan bahwa asupan air pada kebun Anda terpenuhi.

Penyiraman pada fase pembibitan kelapa sawit dalam skala kecil bisa dilakukan secara manual. Namun, jika sudah dalam skala luas, maka Anda membutuhkan shower head system.

Penggunaan alat ini dilakukan dengan memompa air dari sumber air melalui pipa induk berukuran 4 inch, kemudian di bagi lagi kedalam petak kecil melalui pipa ukuran 2 inch. Pipa yang digunakan ke dalam petak kecil berukuran 1 inch lalu ke atas setinggi 2 m untuk main nursery dan 70 cm untuk pre nursery.

B. Penanaman Tanaman Penutup Tanah (Legume Cover Crop)

Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut legume cover crop adalah salah satu tahap penting dalam budidaya kelapa sawit. Tanaman ini memiliki banyak manfaat untuk lahan kelapa sawit Anda.

Legume cover crop bermanfaat untuk melindungi permukaan tanah dari erosi, memperbaiki struktur tanah lapisan atas baik pada lahan mineral maupun gambut, meningkatkan kadar nitrogen pada tanah, meningkatkan bahan organik yang terkandung pada lahan, menjaga fluktuasi suhu lahan, mencegah serangan hama pengganggu, serta membantu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang merugikan.

C. Membentuk Piringan (Bokoran)

Piringan disekitar tanaman kelapa sawit harus dijaga dengan baik. Jangan lupa untuk selalu membersihkan piringan sekitar pokok tanaman kelapa sawit dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok tanaman kelapa sawit.

Anda bisa menjaga piringan sekitar tanaman agar tetap bersih dari gulma dengan menggunakan 2 cara, yaitu secara mekanis atau menggunakan herbisida. Pembersihan piringan dengan cara mekanis dapat dilakukan dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau alat. Selain itu, Anda juga bisa menyemprotkan herbisida sesuai dosis untuk membunuh gulma.

D. Pencegahan Kebakaran

Kebakaran menjadi isu penting dalam perkebunan kelapa sawit. Selain berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, nyatanya kebakaran juga menjadi salah satu faktor yang sangat merugikan bagi petani.

Namun sebelum melakukan pencegahan, Anda harus memahami terlebih dahulu apa penyebab kebakaran. Berikut ini beberapa penyebab kebakaran pada lahan kelapa sawit yang paling sering:

Faktor Alam

Faktor alam menjadi salah satu pemicu munculnya kebakaran lahan kelapa sawit, utamnya ketika dimusim kemarau. Ini dikarenakan lahan sawit menjadi sangat kering, dan mudah terbakar ketika ada percikan api.

Pencegahan Akibat Faktor Alam

Anda bisa mencegah atau mengurangi resiko kebakaran lahan karena faktor alam dengan cara peningkatan intensitas penyemprotan, melakukan pemangkasan pelepah sawit yang kering, membersihkan lahan, dan mengadakan patroli rutin di area perkebunan.

Faktor Human Error

Human eror atau kecerobohan manusia juga menjadi salah satu hal yang sering menyebabkan kebakaran pada lahan perkebunan. Salah satunya adalah perilaku yang kurang bertanggung jawab seperti merokok disekitar lahan, kemudian membuang putung rokoknya secara sembarangan.

Setelah memahami apa penyebabnya, maka Anda bisa mencegah kebakaran lahan dengan lebih optimal. Berikut ini adalah upaya pencegahannya:

Pencegahan Kebakaran Akibaat Human Error

Agar tidak terjadi kecerobohan yang membahayakan, maka Anda harus menerapakan SOP yang jelas dan tegas terhadap para karyawan yang bekerja dilahan Anda. Salah satunya adalah dengan tidak memperbolehkan merokok secara sembarangan disekitar lahan perkebunan dan memasang plang peringatan untuk tidak memercikkan api di area lahan.

E. Penunasan Pelepah

Penunasan pelepah menjadi upaya untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu dipangkas dan yang perlu dipertahankan (ditinggal di pohon). Jumlah pelepah/pohon ini sangat menentukan terhadap penyebaran nutrisi dan mempengaruhi pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi tandan buah segar (TBS).

Masa Panen Kelapa Sawit

panen kelapa sawit

A. Umur Panen Kelapa Sawit

Umumnya pohon kelapa sawit dapat menghasilkan buah ketika sudah berumur 3 tahun. Dengan menggunakan produk GDM Organik, Anda bisa mendapatkan hasil panen yang lebih banyak bahkan meningkat hingga lebih dari 273 %.

Itu dibuktikan oleh petani pengguna produk GDM Organik. Anda bisa melihat hasil analisa usahanya disini https://gdm.id/pupuk-sawit/

Pemanenan akan dilakukan secara bertahap. Namun jangan asal memilih tandan, ada ciri-ciri tersendiri ketika tandan tersebut sudah matang. Diantaranya :

  1. Terdapat 5-10 brondolan di piringan. Perhatikan piringannya dengan seksama. Jika sudah terdapat brondolan yang seperti disebutkan itu maka kemungkinan besar sudah siap diambil. Jika jumlahnya kurang dari standar yang sudah ada, maka kemungkinan besar brondolan tersebut belum siap diambil.
  2. Buah-buah berubah warna dari berwarna kuning menjadi oranye. Seperti diketahui buah mengalami perubahan warna sesuai dengan tingkat kematangannya.
  3. Nah, di sini Anda harus benar-benar memerhatikan warna yang ada di permukaannya. Jangan memetik yang warnanya belum gelap atau masih muda.
  4. Jika anda memetik sebelum waktunya, maka tidak akan menghasilkan kualitas produk yang baik di kedepannya.
  5. Sebanyak 25-75% buah luar membrondol. Ciri pada poin ketiga ini sangat penting diperhatikan. Jika belum terjadi pembrondolan dalam persenan yang telah disebutkan, berarti buah yang anda panen belum tentu siap untuk petik.
  6. Panen yang baik dalam satu (1) afdeling adalah sebanyak 15% brondol dari berat tandan, buah-buah tingkat fraksi 1 sebanyak 20% dari jumlah tandan, buah tingkat fraksi 2 dan 3 sebanyak 65 dari jumlah tandan, serta buah tingkat fraksi 4 dan 5 sebanyak 15% dari jumlah tandan.

Perhatikan persenan yang disebutkan ini. Nominal ini harus benar-benar diikuti karena jika tidak maka Anda tidak akan mendapatkan hasil terbaik.

B. Waktu Panen Yang Tepat

Tanaman kelapa sawit baru berbuah pada umur 3-4 tahun setelah tanam, ketika buah satuan mulai jatuh dari tandan buah segar, itu berati sudah siap panen.  Sangat disarankan untuk melakukan pemanen dalam waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas.

Biasanya pemanenan dilakukan setiap 10 hari sekali, pekerjaan ini sangat membutuhkan fisik yang prima dengan cara didodos.

C. Cara Panen Sawit

Cara panen sawit harus sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah langkah-langkah pemanenan kelapa sawit:

Pemotongan Pelepah

Lakukan pemotongan pada pelepah yang terlalu rapat dengan batang dan mengganggu proses pengambilan buah sawit. Pastikan tidak ada pelepah yang tertinggal menggantung (sengkleh), dengan ketentuan sebagai berikut :

  1. Pada pemanen awal umur tanaman usia 3-4 tahun, lakukan pemotongan pelepah hanya pada yang kering saja
  2. Pada pemanenan tanaman usia 5-6 tahun, sisakan tiga pelepah di bawah buah paling rendah (songgo tiga).
  3. Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan dua pelepah (songgo dua)
  4. Untuk panen tanaman umur 11 tahun keatas sisakan satu pelepah (songgo satu) di bawah buah paling rendah.
Potong buah yang masak.

Lakukan pemotongan buah yang masak. Tangkai buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.

Bersihkan Brondolan

Jika didapati brondolan yang tersangkut/terselup di ketiak pelepah, ambil dengan cara di korek atai di “sogrok“. Jika terdapat brondolan yang tercecer, maka kumpulkan brondolan

Bersihkan Pelepah

Susun pelepah di gawangan mati. Jika di tengah gawangan terdapat parit, maka potong 3 pelepah dan tumpuk secara rapi diantara pokok dalam barisan.

Segera Kirim Ke TPH

Setelah melakukan pemanenan, maka pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH. Lakukan penyusunan tandan secara rapi, lalu beri nomer pemanen. Hal ini perlu dilakukan untuk mempermudah pengangkuatan buah berdasarkan waktu pemanenan.

Lama Maksimal Masa Pengangkutan Hingga Pabrik

Pengangkutan hasil panen dilakukan secara bertahap. Biasanya hasil panen akan di timbang terlebih dahulu di pabrik. Itupun harus menunggu antrian panjang. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai proses pabrik bisa mencapa 3 hari untuk 1 mobil.

Nah, itulah panduan budidaya kelapa sawit secara organik yang dijamin menguntungkan. Mulai dari teknik pembibitan kelapa sawit, cara menanam sawit, pengaturan jarak tanam kelapa sawit, urutan pemupukan kelapa sawit secara organik yang baik dan benar, hingga cara panen sawit yang tepat.

Cek data perbandingan keuntungan penggunaan pupuk organik GDM dengan pupuk lain pada budidaya kelapa sawit di https://gdm.id/pupuk-sawit/ dan segera hubungi tim kami untuk berkonsultasi gratis dan mencoba produk terbaik dari GDM Organik disini:

author-avatar

About Ir. Tri Juni Sasongko

Praktisi perikanan dan perkebunan yang banyak melakukan bimbingan dan pendampingan tehnis di bidangnya.