Budidaya kelapa sawit organik terbukti bisa meningkatkan keuntungan hingga lebih dari 273% dibandingkan dengan budidaya secara kimia.
Ini dikarenakan model budidaya kelapa sawit secara organik dapat meningkatkan kesuburan tanah, sehingga penyerapan nutrisi dapat lebih optimal.
Maka tak heran jika Mitra kami di Jambi, Bapak Surono bisa menghasilkan satu tandan dengan berat 100 kg
Pastinya membuat dulur penasaran, rahasia sukses budidaya kelapa sawit mitra kami yang satu ini
Selengkapnya dulur bisa menyimak video berikut ini:
Hasil menggiurkan yang perlu dulur terapkan
Cara ini sudah diterapkan oleh salah satu mitra GDM dan terbukti bisa meningkatkan hasil panen dan keuntungan hingga 273% jika dibandingkan dengan pupuk lainnya.
Dulur juga bisa melihat analisa usaha dari mitra kami berikut ini:
Cek data perbandingan keuntungan penggunaan pupuk organik GDM dengan pupuk lain halaman https://gdm.id/pupuk-sawit/
Pemilihan bibit kelapa sawit adalah penentu keberhasilan budidaya kelapa sawit yang Anda lakukan. Oleh sebab itu, Anda harus memilih bibit dengan karakter unggul seperti:
Bentuk tunas yang baik pada bibit sawit memiliki ciri mata tunsa yang normal dan berwarna putih bersih. Jangan pilih bibit yang cacat dengan ciri tunas berwarna cokelat kehitaman, layu dan tampak ikutan jamur.
Bentukan anak daun yang baik juga menjadi salah satu ciri dari bibit yang unggul. Pastikan bahwa bibit yang Anda pilih memiliki bentukan anak daun yang normal, dengan ciri daun melebar, tidak kusut, tidak pucat (berwarna hijau segar), dan tidak menggulung.
Tempurung bibit sawit seringkali tidak terlalu diperhatikan, karena letaknya dibawah. Meski begitu, ternyata kualitas bibit sawit ditentukan juga dari tempurungnya.
Pastikan bahwa bibit sawit yang Anda pilih memiliki ciri; tempurung berwarna hitam gelap, bebas dari serabut/noda-noda jamur dan tidak ada retakan atau kerusakan lainnya. Sebab, keretakan pada tempurung bibit sawit ini sangat mempengaruhi pertumbuhannya kelak setelah ditanam.
Akar bibit sawit ini dipengaruhi juga oleh usia bibit Anda. Pilih bibit sawit dengan panjang akar yang tidak lebih dari 2-3 cm.
Tidak disarankan untuk memilih akar bibit yang kurang atau lebih dari itu, karena kemungkinan tanaman sudah terlalu tua, atau masih terlalu muda. Selain itu, pastikan juga akar pada bibit sawit yang Anda pilih memiliki tudung dan tidak terbuka secara langsung.
batang bawah bibit adalah kunci untuk mendapatkan bibit yang unggul. Pastikan bahwa bibit kelapa sawit yang Anda pilih tampak gemuk dan pendek.
Jangan pilih bibit yang bagian batang bawahnya tampak kurus dan tinggi. Sebab, kondisi ini dapat membuktikan bahwa bibit kelapa sawit yang Anda pilih tidak subur dan penyerapan nutrisi yang kurang optimal, bahkan mungkin ketika nantinya ditanam, pertumbuhannya menjadi tidak optimal.
warna radikula (bakal akar) yang baik pada sawit disarankan berwarna kuning kehijauan, sedangkan calon batang dan calon daun tampak bersih mengkilat. Jika didapati warna pucat dan tidak sesuai, maka sebaiknya jangan dipilih, agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.
Metode pembibitan pada tanaman kelapa sawit yaitu metode single stage ataupun metode double stage.
Untuk teknis pembibitan sawit secara lengkap, bisa Anda simak selengkapnya mengenai Teknis Pembibitan Kelapa Sawit.
Masing-masing dari metode ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski begitu, untuk mendapatkan hasil terbaik, sangat disarankan untuk menggunakan metode pembibitan double stage untuk mengurangi resiko bibit mati dalam jumlah besar, daya tahan bibit rendah, dan pertumbuhan yang kurang optimal.
Setelah Anda memutuskan untuk memilih metode pembibitan yang sesuai, kini saatnya untuk melakukan pemeliharaan pada tanaman sawit. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan dalam pemeliharaan pada proses pembibitan kelapa sawit:
Lakukan penyiraman dua kali sehari, kecuali apabila hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan.
Siram bibit sawit menggunalan air yang bersih dan terbebas dari limbah, dengan penyiraman menggunakan semprotan halus, agar benih dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak memadat.
Penyiangan gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antar polybag harus dibersihkan.
Anda bisa menyiangi gulma dengan cara dicabut dengan menggunakan tangan atau cangkul, maupun disemprot dengan menggunakan bioherbisida.
Lakukan penyiangan gulma setidaknya 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di lahan Anda.
lakukan pengawasan bibit untuk mengamati pertumbuhan bibit dan mencegah perkembangan gangguan hama dan penyakit.
Jika ditemukan benih yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis, maka segera seleksi atau buang bibit tersebut.
Berikut ini ciri-ciri bibit yang abnormal dan harus segera diseleksi:
Pemupukan adalah salah satu kunci untuk mendapatkan hasil yang sehat dan nantinya bisa mendapatkan hasil optimal.
Berikut ini metode pemupukan kelapa sawit secara organik mulai dari pemupukan dari pengisian baby bag hingga pemupukan rutin pada tanaman sawit yang sudah menghasilkan:
Campurkan 1 liter GDM Black BOS dengan 10 liter air, lalu semprotkan secara merata ke seluruh baby bag yang sudah terisi. Lakukan hingga memenuhi dosis anjuran, yaitu 2 kg/140 pokok tanaman.
Campurkan 2 gelas Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit kedalam tangki untuk 200 bibit. Lakukan setidaknya seminggu sekali, dengan dosis 0,5 liter/140 pokok tanaman.
Campurkan 2 gelas Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit kedalam tangki, kemudian semprot secara merata ke seluruh polybag. Lakukan hingga memenuhi dosis 1 liter /140 pokok tanaman setiap 2 minggu sekali.
Tambahkan GDM Black BOS dengan takaran 1 liter GDM Black BOS dicampurkan dengan 10 liter air, lalu semprotkan secara merata. Lakukan hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman.
Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan.
Saat tanam, aplikasikan GDM SaMe dengan takaran 1 kg per lubang tanam dengan cara ditaburkan ke sekeliling lubang tanam. Lakukan hingga memenuhi dosis 150 kg/140 pokok tanaman.
Lanjutkan dengan mencampurkan 1 liter GDM Black BOS dan 10 liter air, kemudian siramkan ke lubang tanam. Ulangi hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman.
Terakhir, aplikasikan 50 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit ke setiap lubang tanam. Lakukan hingga memenuhi dosis 7 liter/140 pokok tanaman.
Aplikasikan 100 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit per tanaman setiap 2 bulan sekali.
Anda juga bisa memilih cara pengaplikasian Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit dengan cara disuntikkan.
Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan di video berikut:
Aplikasikan 2 kg GDM Granule SaMe dengan cara ditaburkan secara merata di piringan tanaman. Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.
Setelah mengaplikasikan GDM Granule SaMe, lanjutkan dengan mengaplikasikan GDM Black Bos dengan dosis 1:10 di piringan tanaman. Ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.
Aplikasikan 250 ml Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa sawit per tanaman . Kemudian ulangi setiap 3 bulan sekali.
Taburkan 2,5 kg GDM Granule SaMe/tanaman secara merata di piringan tanam, ulangi pengaplikasian setiap 6 bulan sekali.
Lanjutkan dengan mengaplikasikan GDM Black BOS yang sudah dicampur air dengan dosis 1:10. Lakukan hingga memenuhi dosis 10 kg/140 pokok tanaman dan ulangi setiap 6 bulan sekali.
Penanaman bibit ke lahan atau yang biasa disebut pemindahan bibit ini menjadi salah satu proses penting dalam budidaya kelapa sawit. Anda sudah harus mempertimbangkan dan menghitung betul kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode yang Anda pilih.
Sebelum memindahkan bibit ke lahan yang sebenarnya, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
Setelah melalui proses pembibitan, maka kini saatnya anda untuk memilih bibit terbaik untuk dipindah tanam ke lahan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit:
Sebelum melakukan proses penanaman, tentu Anda akan mengangkut bibit ke lapangan. Nah, pengangkutan bibit ke lapangan ini nyatanya tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Setelah bibit melewati proses persiapan bibit, maka Anda bisa melakukan pengangkutan bibit ke lapangan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkutan bibit ke lapangan:
Pengajiran adalah salah satu hal yang sangat penting sebelum Anda menanam sawit, agar setiap pokok yang Anda tanam dapat presisi dan mengefisienkan luas lahan yang Anda gunakan. Berikut ini adalah tujuan pengajiran lahan kelapa sawit:
Waktu tanam bibit harus diperhatikan. Ini berkaitan dengan iklim pada lahan kelapa sawit, agar tidak menyebabkan stress pada bibit yang ditanam.
Oleh sebab itu, Anda perlu menanam bibit kelapa sawit pada awal musim hujan. Dengan demikian, ketika musim hujan telah berakhir, akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan lebih tahan terhadap kondisi kekeringan.
Pemeliharaan tanaman menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai. Tanpa adanya pemeliharaan tanaman yang tepat, maka produktivitas tanaman tidak akan optimal.
Apa saja yang harus diperhatikaan dalam pemeliharaan tanaman? Yuk simak penjelasan berikut ini:
Kita tentu memahami bahwa kelapa sawit adalah jenis tanaman yang sangat rakus terhadap air. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan penyiraman dengan rutin untuk memastikan bahwa asupan air pada kebun Anda terpenuhi.
Penyiraman pada fase pembibitan kelapa sawit dalam skala kecil bisa dilakukan secara manual. Namun, jika sudah dalam skala luas, maka Anda membutuhkan shower head system.
Penggunaan alat ini dilakukan dengan memompa air dari sumber air melalui pipa induk berukuran 4 inch, kemudian di bagi lagi kedalam petak kecil melalui pipa ukuran 2 inch. Pipa yang digunakan ke dalam petak kecil berukuran 1 inch lalu ke atas setinggi 2 m untuk main nursery dan 70 cm untuk pre nursery.
Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut legume cover crop adalah salah satu tahap penting dalam budidaya kelapa sawit. Tanaman ini memiliki banyak manfaat untuk lahan kelapa sawit Anda.
Legume cover crop bermanfaat untuk melindungi permukaan tanah dari erosi, memperbaiki struktur tanah lapisan atas baik pada lahan mineral maupun gambut, meningkatkan kadar nitrogen pada tanah, meningkatkan bahan organik yang terkandung pada lahan, menjaga fluktuasi suhu lahan, mencegah serangan hama pengganggu, serta membantu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang merugikan.
Piringan disekitar tanaman kelapa sawit harus dijaga dengan baik. Jangan lupa untuk selalu membersihkan piringan sekitar pokok tanaman kelapa sawit dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok tanaman kelapa sawit.
Anda bisa menjaga piringan sekitar tanaman agar tetap bersih dari gulma dengan menggunakan 2 cara, yaitu secara mekanis atau menggunakan herbisida. Pembersihan piringan dengan cara mekanis dapat dilakukan dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau alat. Selain itu, Anda juga bisa menyemprotkan herbisida sesuai dosis untuk membunuh gulma.
Kebakaran menjadi isu penting dalam perkebunan kelapa sawit. Selain berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, nyatanya kebakaran juga menjadi salah satu faktor yang sangat merugikan bagi petani.
Namun sebelum melakukan pencegahan, Anda harus memahami terlebih dahulu apa penyebab kebakaran. Berikut ini beberapa penyebab kebakaran pada lahan kelapa sawit yang paling sering:
Faktor alam menjadi salah satu pemicu munculnya kebakaran lahan kelapa sawit, utamnya ketika dimusim kemarau. Ini dikarenakan lahan sawit menjadi sangat kering, dan mudah terbakar ketika ada percikan api.
Anda bisa mencegah atau mengurangi resiko kebakaran lahan karena faktor alam dengan cara peningkatan intensitas penyemprotan, melakukan pemangkasan pelepah sawit yang kering, membersihkan lahan, dan mengadakan patroli rutin di area perkebunan.
Human eror atau kecerobohan manusia juga menjadi salah satu hal yang sering menyebabkan kebakaran pada lahan perkebunan. Salah satunya adalah perilaku yang kurang bertanggung jawab seperti merokok disekitar lahan, kemudian membuang putung rokoknya secara sembarangan.
Setelah memahami apa penyebabnya, maka Anda bisa mencegah kebakaran lahan dengan lebih optimal. Berikut ini adalah upaya pencegahannya:
Agar tidak terjadi kecerobohan yang membahayakan, maka Anda harus menerapakan SOP yang jelas dan tegas terhadap para karyawan yang bekerja dilahan Anda. Salah satunya adalah dengan tidak memperbolehkan merokok secara sembarangan disekitar lahan perkebunan dan memasang plang peringatan untuk tidak memercikkan api di area lahan.
Penunasan pelepah menjadi upaya untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu dipangkas dan yang perlu dipertahankan (ditinggal di pohon). Jumlah pelepah/pohon ini sangat menentukan terhadap penyebaran nutrisi dan mempengaruhi pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi tandan buah segar (TBS).
Umumnya pohon kelapa sawit dapat menghasilkan buah ketika sudah berumur 3 tahun. Dengan menggunakan produk GDM Organik, Anda bisa mendapatkan hasil panen yang lebih banyak bahkan meningkat hingga lebih dari 273 %.
Itu dibuktikan oleh petani pengguna produk GDM Organik. Anda bisa melihat hasil analisa usahanya disini https://gdm.id/pupuk-sawit/
Pemanenan akan dilakukan secara bertahap. Namun jangan asal memilih tandan, ada ciri-ciri tersendiri ketika tandan tersebut sudah matang. Diantaranya :
Perhatikan persenan yang disebutkan ini. Nominal ini harus benar-benar diikuti karena jika tidak maka Anda tidak akan mendapatkan hasil terbaik.
Tanaman kelapa sawit baru berbuah pada umur 3-4 tahun setelah tanam, ketika buah satuan mulai jatuh dari tandan buah segar, itu berati sudah siap panen. Sangat disarankan untuk melakukan pemanen dalam waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas.
Biasanya pemanenan dilakukan setiap 10 hari sekali, pekerjaan ini sangat membutuhkan fisik yang prima dengan cara didodos.
Cara panen sawit harus sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah langkah-langkah pemanenan kelapa sawit:
Lakukan pemotongan pada pelepah yang terlalu rapat dengan batang dan mengganggu proses pengambilan buah sawit. Pastikan tidak ada pelepah yang tertinggal menggantung (sengkleh), dengan ketentuan sebagai berikut :
Lakukan pemotongan buah yang masak. Tangkai buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.
Jika didapati brondolan yang tersangkut/terselup di ketiak pelepah, ambil dengan cara di korek atai di “sogrok“. Jika terdapat brondolan yang tercecer, maka kumpulkan brondolan
Susun pelepah di gawangan mati. Jika di tengah gawangan terdapat parit, maka potong 3 pelepah dan tumpuk secara rapi diantara pokok dalam barisan.
Setelah melakukan pemanenan, maka pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH. Lakukan penyusunan tandan secara rapi, lalu beri nomer pemanen. Hal ini perlu dilakukan untuk mempermudah pengangkuatan buah berdasarkan waktu pemanenan.
Pengangkutan hasil panen dilakukan secara bertahap. Biasanya hasil panen akan di timbang terlebih dahulu di pabrik. Itupun harus menunggu antrian panjang. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai proses pabrik bisa mencapa 3 hari untuk 1 mobil.
Nah, itulah panduan budidaya kelapa sawit secara organik yang dijamin menguntungkan. Mulai dari teknik pembibitan kelapa sawit, cara menanam sawit, pengaturan jarak tanam kelapa sawit, urutan pemupukan kelapa sawit secara organik yang baik dan benar, hingga cara panen sawit yang tepat.
Cek data perbandingan keuntungan penggunaan pupuk organik GDM dengan pupuk lain pada budidaya kelapa sawit di https://gdm.id/pupuk-sawit/ dan segera hubungi tim kami untuk berkonsultasi gratis dan mencoba produk terbaik dari GDM Organik disini: