Perikanan

Kolam Ikan Patin : Jenis, Sistem Budidaya, dan Kapasitas Padat Tebar

panen ikan patin

Bisnis budidaya ikan patin memiliki peluang yang menjanjikan secara penjualan. Permintaan ikan patin tinggi di Indonesia sehingga peluangnya besar. Untuk memulai bisnis budidaya ikan patin, anda harus menyiapkan kolam ikan patin terlebih dahulu.

Kolam sangat penting dalam budidaya ikan patin. Kolam yang baik akan membuat ikan tumbuh dengan optimal. Sebaliknya, kolam yang buruk akan menghambat pertumbuhan ikan. Tugas anda adalah menyiapkan kolam ikan patin yang ideal.

Terdapat beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika membudidaya ikan patin. Misalnya jenis kolam, air kolam dan sebagainya.

Simaklah penjelasan lengkapnya di bawah ini:

Ketahui Kapasitas Kolam Ikan Patin

bibit ikan patin

Padat tebar adalah jumlah ikan yang berada dalam satuan luas kolam. Jumlah ikan ini harus diperhatikan agar tidak terlalu sedikit ataupun terlalu berlebihan karena akan berpengaruh terhadap kesehatan ikan serta bisnis peternakan.

Terlalu sedikit jumlah ikan yang berada di dalam satu kolam tentu tidak efisien secara bisnis. Akan ada banyak luas kolam yang tidak terpakai sehingga merugikan anda.

Sebaliknya, padat tebar yang terlalu berlebihan akan membuat ikan patin tidak bisa bergerak dengan leluasa. Keberadaan ikan patin yang terlalu padat bisa membuat ikan patin menjadi stress sehingga akan menghambat pertumbuhannya.

Padat tebar yang ideal untuk ikan patin berkisar antara 20 ekor hingga 30 ekor untuk kolam ukuran 1m3. Mengetahui padat tebar sangat penting agar anda bisa membangun kolam dengan ukuran yang tepat sesuai dengan jumlah ikan yang anda miliki.

Tentukan Jenis Kolam Ikan Patin

Setidaknya ada 3 jenis kolam yang dapat Anda gunakan dalam beternak patin. Setiap kolam memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pilih jenis kolam yang sesuai dengan kebutuhan anda dalam beternak ikan patin.

1. Kolam Terpal

Dengan terpal dan kerangka saja anda sudah membuat sebuah kolam untuk membudidayakan ikan patin. Di antara semua jenis kolam, kolam terpal termasuk yang paling mudah dibuat dan tidak membutuhkan banyak biaya.

Penggunaan terpal untuk budidaya ikan patin juga memiliki kekurangan, seperti risiko kebocoran kolam jika terpal tidak berkualitas. Atau kolam bisa roboh jika kerangka tidak dipasang dengan baik.

Kolam terpal cocok untuk anda yang masih pemula dalam bisnis budidaya ikan patin serta tidak memiliki modal yang banyak. Selain itu, ternak patin pada kolam terpal juga sangat mudah untuk dilakukan.

2. Kolam Beton

Berbeda dengan kolam terpal, butuh bahan dan alat yang lebih banyak untuk membuat kolam beton. Dengan begitu modal yang harus Anda keluarkan juga semakin banyak.

Namun, biaya mahal ini jauh lebih murah jika dilihat dalam jangka panjang. kolam beton jauh lebih murah karena kolam beton lebih awet dan jarang rusak.

Memasang saluran air pada kolam beton juga lebih mudah dibandingkan pada kolam lainnya sehingga anda lebih mudah dalam mengendalikan kualitas air bagi ikan patin. Kelebihan ini akan membantu anda untuk menjaga kesehatan ikan patin.

Dibalik semua kelebihan tersebut, ada juga kekurangan dari kolam beton, yaitu proses pembuatan kolam beton membutuhkan waktu. Membuat ikan lebih mudah stres karena kolam beton yang jauh berbeda dari habitat asli ikan patin.

Karena berpotensi membuat ikan stress, anda harus mengolah agar kolam beton menyerupai habitat asli dari ikan tersebut.

3. Kolam Tanah

Seperti namanya, kolam ini terbuat dari tanah tanpa perlu alat apapun. Anda hanya perlu membentuk tanah menjadi kolam yang bisa menampung air. Semakin banyak ikan yang akan Anda pelihara, maka semakin luas tanah yang Anda butuhkan.

Karena tidak butuh alat yang terlalu banyak, maka biaya pembuatan kolam tanah juga jadi lebih murah. Selain itu, kolam tanah terlihat seperti habitat asli dari ikan patin sehingga hewan yang satu ini akan lebih mudah beradaptasi.

Kekurangan kolam tanah adalah tanah sangat berpengaruh pada kualitas air. Sehingga jika tanah tidak berkualitas, maka kualitas air juga buruk. Kualitas air kolam tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan patin.

Jika kondisi tanah belum ideal, maka anda harus memproses agar tanah layak. Proses ini akan membutuhkan waktu.

Kekurangan lainnya dari penggunaan kolam tanah dalam beternak ikan patin adalah rentan diserang oleh hama yang ada dalam tanah. Ada banyak hama yang bisa merugikan bagi ikan patin yang menyerang melalui balik tanah.

Sistem Kolam Budidaya Ikan Patin

Setelah menentukan jenis kolam yang akan anda gunakan, anda juga harus menentukan sistem kolam dalam membudidayakan ikan patin. Sistem kolam yang anda pilih akan menentukan pertumbuhan ikan patin. Namun, pilihlah yang sesuai dengan kondisi anda.

1. Konvensional

Sistem kolam konvensional dilakukan dengan cara membiarkan ikan mendapatkan pakan secara alami dan membiarkannya tumbuh secara alami pula. Tugas anda hanyalah mengatur kualitas air kolam yang anda gunakan.

Sistem konvensional lebih cocok digunakan untuk kolam tanah karena ikan patin bisa mendapatkan pakan secara alami lebih banyak jika tinggal di kolam tanah.

Jika anda menggunakan kolam terpal atau kolam beton, maka anda harus meningkatkan jumlah plankton di dalam air kolam. Plankton juga merupakan pakan alami untuk ikan patin.

Bagi pemula, sistem kolam konvensional akan sangat cocok dan lebih mudah untuk diterapkan. Penerapan sistem kolam konvensional juga tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.

2. Bioflok

Berbeda dengan sistem konvensional, sistem bioflok mengharuskan anda untuk merekayasa kondisi kolam sedemikian rupa sehingga mirip dengan habitat asli dari ikan itu sendiri.

Sistem kolam bioflok cocok digunakan untuk segala jenis kolam. Namun, membutuhkan alat yang banyak agar bisa menerapkan sistem yang satu ini dengan sukses. Karena butuh alat yang banyak, biaya yang akan Anda butuhkan juga semakin mahal.

Penerapan sistem kolam bioflok juga membutuhkan keahlian khusus untuk mengoperasikan berbagai alat tersebut.

Meski terlihat lebih sulit diterapkan dibandingkan sistem konvensional, tetapi penerapan sistem kolam bioflok berpotensi membuat pertumbuhan ikan jadi lebih optimal.

Sistem bioflok bisa meningkatkan kualitas hasil panen komoditas perikanan. Tak hanya itu, sistem bioflok juga menjadi sistem budidaya yang jauh lebih mudah untuk diterapkan. Untuk dulur yang tertarik mempelajari teknik budidaya yang satu ini, dulur bisa langsung aja gabung dengan meng-klik gambar di bawah ini.

Ada banyak sekali ilmu yang akan dulur pelajari dengan mengikuti pelatihan budidaya perikanan secara bioflok. Mulai dari persiapan, pengelolaan kolam, cara memaksimalkan hasil panen, serta teknik mengatasi masalah yang sering terjadi saat budidaya lele berlangsung. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri dengan klik disini.

3. Pemula

Sebagai pemula, anda akan dihadapkan pada penggunaan sistem kolam konvensional ataupun bioflok. Beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan anda adalah modal dan kemampuan anda.

Jika anda tidak memiliki modal yang memadai, maka penggunaan sistem kolam konvensional akan lebih menguntungkan. Namun, kalau anda memiliki modal yang cukup serta kemampuan yang tepat, maka anda bisa menggunakan sistem bioflok untuk beternak ikan patin.

Jaga Kualitas Air Kolam Ikan Patin

vitamin ikan patin organik

Apapun jenis kolam dan sistem yang anda pilih, semuanya membutuhkan probiotik atau suplemen yang tepat untuk meningkatkan kesehatan ikan dan kualitas air kolam. Ada beberapa hal penting yang harus anda perhatikan dalam memilih probiotik atau suplemen untuk ikan patin, yaitu:

1. Probiotik atau Suplemen Alami

Hal pertama yang harus anda perhatikan dari probiotik atau suplemen yang akan anda berikan untuk ikan patin adalah bahan yang dalam suplemen. Pastikan anda memberikan suplemen yang terbuat dari bahan alami agar lebih aman untuk air kolam dan ikan patin.

Salah satu suplemen terbaik yang dapat anda berikan adalah Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan yang terbuat dari minyak hewani, rumput laut, dan algae.

Dari ketiga kandungan tersebut, Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan mampu melindungi ikan patin dari serangan berbagai penyakit. Selain itu, suplemen yang satu ini juga mengandung berbagai mineral dan vitamin karena kandungan rumput laut dan algae.

Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan juga mengandung berbagai bakteri baik yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan ikan serta memperbaiki kualitas air kolam.

Bakteri baik yang terkandung dalam Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan mampu meningkatkan jumlah plankton di dalam air.

2. Penggunaan Dosis yang Tepat

Menggunakan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan dengan dosis yang tepat sangat penting agar khasiatnya lebih optimal. Dosis penggunaan suplemen yang satu ini diatur berdasarkan volume kolam yang anda miliki.

  • Untuk kolam berukuran kurang dari 1 hektar, larutkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan sebanyak 6 ml setiap 10 hari sekali. 
  • Kalau ukuran kolam lebih dari 1 hektar, larutkan sebanyak 10 liter. Gunakan dalam rentang 10 hari sekali.

Itulah berbagai hal tentang kolam untuk budidaya ikan patin yang harus anda ketahui. Pilihlah jenis kolam dan sistem yang akan Anda gunakan dalam budidaya patin. Tingkatkan juga kualitas air kolam dengan menggunakan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan agar kesehatan ikan terjaga.

Jika masih ada hal lain yang ingin Anda tanyakan, Anda dapat berkonsultasi secara GRATIS bersama tim ahli perikanan kami dengan klik pada tombol di bawah ini:

author-avatar

About Dyah Sunaring Fitri, S. Pi

Spesialis dibidang Aquaculture parasit dan penyakit pada ikan & udang.