Perkebunan

Ingat!! Hasil Panen Kelapa Sawit Bergantung Pada Tahap Pembibitannya

pembibitan kelapa sawit

Pembibitan kelapa sawit merupakan salah satu proses penting di awal masa pra tanam. Banyak hal yang harus diperhatikan pada proses pembibitan.

Kenapa hal tersebut sangat penting pada proses pembibitan ? Ya karena dari bibit sawit unggullah penentu hasil panen kedapannya. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam proses pembibitan kelapa sawit:

Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

A. Ciri-Ciri Morfologi

Dari penampakannya, kelapa sawit termasuk tumbuhan berbatang pohon yang bisa mencapai ketinggian 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan dengan buah kecil dan berwarna merah kehitaman apabila sudah masak.

tanaman kelapa sawit

Kelapa sawit dimanfaatkan sebagai minyak karena daging dan kulit buahnya padat dan mengandung minyak. Minyaknya ini domanfaatkan sebagai minyak goreng, sabun, lilin hingga biofuel.

Selain produk utama berupa minyak, ampasnya juga dapat digunakan sebagai makanan ternak, terutama bahan pakan ayam. Sedangkan tempurung buahnya digunakan sebagai arang dan bahan bakar pengganti batu bara.

Daun

Daunnya tanaman kelapa sawit berbantuk majemuk, berwarna hijau tua, dan memiliki pelepah berwarna hijau lebih muda. Penampilannya sangat mirip tanaman salak, namun lebih besar dan panjang, dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

Batang

Secara alami, batang tanaman sawit bisa diselimuti bekas pelepah sampai umur 12 tahun. Kemudian, itu pelepah yang kering akan mulai terlepas dari yang paling dibawah.

Namun, meski begitu, pelepah pada tanaman sawit budidaya tidak boleh dibiarkan mengering dan harus dipangkas. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyebaran nutrisi dan menghindari gangguan OPT.

Akar

Jenis akar dari kelapa sawit adalah akar serabut yang mengarah ke samping dan menajam ke bawah. Selain itu, terdapat juga akar nafas yang tumbuh ke samping atas untuk mendapatkan nutrisi dari top soil dan mendapatkan tambahan aerasi.

Bunga

Bunga kelapa sawit merupakan jenis bunga majemuk. Bunga ini muncul dari ketiak daun, dan mengeluarkan satu infloresen atau bunga majemuk.

Bunga majemuk ini terdiri dari kumpulan spikelet. Sedangkan Spikelet ini tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral dengan ibu tangkai bunganya (peduncle) sebagai pendukung spikelet. Sedangkan penyerbukan bunga ini baru bisa dilakukan pada saat tanaman muda (2-4 tahun).

Buah

Buah tanaman kelapa sawit memiliki tampilan yang khas, dengan variasi warna hitam, ungu, hingga merah, bergantung pada varietas dan bibit yang dipilih. Buahnya yang berbentuk lonjong kecil ini berkumpul mengelilingi tandan yang muncul dari masing-masing pelepah.

Meskipun bunga sawit sudah muncul sejak usia sekitar 3 tahunan, namun sawit baru belajar berbuah pada usia 4 tahun. Dengan begitu, Anda mulai bisa mendapatkan hasil panen pada usia ini.

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

tumbuhan kelapa sawit

a. Lama Penyinaran 5-7 Jam Per Hari

Lama penyinaran menjadi salah satu alasan kenapa tanaman kelapa sawit dibudidayakan di Indonesia. Sebab, produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh jumlah jam efektif penyinaran matahari setiap harinya.

Penyinaran efektif didefiniskan sebagai total jumlah jam penyinaran yang diterima sepanjang periode kelembaban air tanah yang mencukupi ditambah selama periode sters air dan dikurangi dengan lamanya stres air tanah yang terjadi. Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5-7 jam/hari dengan kondisi kelembaban udara 80%.

b. Suhu Udara Antara 24-30oC

Selain masa penyinaran, produktivitas tanaman kelapa sawit juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti curah hujan, suhu, udara, kelembaban udara, dan radiasi cahaya matahari. Suhu udara rata-rata yang dibutuhkan adalah 24-30oC, dengan kelembaban udara 50-90% dan kelembaban udara optimal 70%.

Maka, ketinggian mdpl untuk kelapa sawit yang efektif adalah 200-400 mdpl, dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun. Sedangkan jumlah bulan kering dalam 1 tahunnya adalah 1-2 bulan.

c. Dataran Rendah 200-400 Mdpl

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis, yang memiliki dataran rendah yang panas, dan lembab. Dengan daerah pertanaman yang ideal yakni antara 200-400 mdpl. Artinya, ika di tanam di tempat dengan ketinggian lebih dari 500 mdpl, maka pertumbuhannya akan \terhambat dan berdampak pada jumlah produksi yang rendah.

d. pH 4,0-6,5

Kadar pH yang umumnya dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit adalah sedikit asam hingga normal. Sangat tidak disarankan untuk menanam kelapa sawit pada pH basa. Berikut ini ciri tanah yang disukai tanaman kelapa sawit:

  1. Memiliki pH tanah 4,0-6,5
  2. Subur
  3. Gembur
  4. Memiliki curah hujan 2500 – 3000 mm/tahun dan cukup merata sepanjang tahun
  5. Mengandung unsur hara tinggi.

e. Jenis Tanah Latosol, Podsolik, Hidromorf Kelabu, Aluvial Dan Organosol.

Salah satu yang menjadi pertimbangan kenapa tanaman kelapa sawit umum dibudidayakan di wilayah Sumatera dan Kalimantan adalah jenis tanahnya. Berikut ini adalah jenis tanah yang baik untuk lahan budidaya kelapa sawit:

1. Tanah Latosol

Tanah latosol memiliki tampilan yang cukup mencolok. Tanah ini berwarna merah sampai kecoklatan, atau yang bisa disebut oleh masyarakat awam sebagai tanah merah.  Karakteristik utamanya merupakan tanah dalam, mudah menyerap air, memiliki kandungan bahan organik dengan level sedang, dan kadar pH mulai dari netral sampai asam.

tanah latosol

Tipe latosol banyak ditemui di daerah-daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, Jawa, Sulawesi Utara dan Papua. Selain kelapa sawit, tanah latosol ini juga umumnya ditanami tanaman tahunan seperti semacam palawija, karet, dan kopi.

2. Tanah Podsolik

tanah podsolik

Tanah podsolik memiliki ciri yang hampir mirip dengan tanah latosol. Ciri-ciri dari tanah podsolik merah kuning adalah :

  1. Berasal dari bahan induk batuan karsa di zona iklim basah dengan curah hujan diantara 2500 – 3000 mm/tahun.
  2. Bersifat mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan
  3. Umumnya dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan
  4. Tekstur tanahnya berlempung dan berpasir
  5. Ber pH rendah
  6. Mengandung unsur aluminum dan besi yang tinggi

3. Tanah alluvial

Selain tanah podsolik, tanah alluvial juga memiliki ciri yang mirip dengan tanah latosol. Tanah alluvial ini terbentuk dari hasil pengendapan material halus, yang umumnya didapat dari aliran sungai.

tanah alluvial

Tanah alluvial ini banyak ditemukan di daerah aliran sungai (DAS). Karakteristik utamanya adalah berwarna kelabu terang hingga cukup gelap, dengan struktur tanah tidak padat atau agak longgar (sedikit lepas-lepas).

Metode Pembibitan Kelapa Sawit

metode bibit sawit

Pembibitan kelapa sawit secara umum dibagi menjadi 2, yaitu single stage dan doubel stage. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

A. Single Stage

Kelebihan metode pembibitan single stage: Metode pembibitan ini merupakan metode yang praktis, karena tidak harus melewati dua tahap pembibitan.

Kekurangan metode pembibitan doubel stage: kekurangan pada metode ini terletak pada hasil kualitas dan kuantitasnya. Sebab, membutuhkan perawatan dan penanganan yang lebih ekstra, juga membutuhkan lahan yang lebih luas.

B. Double Stage

Kelebihan: pada metode ini, kualitas dan kuantitas hasil pembibitan lebih baik, sehat dan minim pinim penyakit (dengan cacatan mengikuti SOP).

Kekurangan: Anda membutuhkan dua kali persiapan dan pemindahan bibit.

Nah, mengingat hasil dari metode pembibitan double stage memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik, maka kami menyarankan Anda untuk melakukan pembibitan melalui metode doubel stage. Berikut ini langkah pembibitan double stage, yang terdiri dari persiapan Pre Nursery, pemupukan Pre Nursery, perawatan Pre Nursery, persiapan Main Nursery, pemupukan Main Nursery dan perawatan Main Nursery.

C. Persiapan Pre Nursery

Pembibitan kelapa sawit yang melewati proses Pre Nursery dianggap memiliki kualitas dan kuantitas keberhasilan yang lebih baik dibandingkan tidak melalui proses Pre Nursery.

Oleh sebab itulah, kami menyarankan Anda untuk menggunakan proses Pre Nursery. Berikut ini cara cara persiapan dan perawatan bibit kelapa sawit pada masa Pre Nursery.

1. Pengisian Baby Bag

Pengisian baby bag di pre-nursery membutuhkan beberapa syarat utama, diantaranya adalah:

  1. Berukuran pj = 23 cm, lb = 14 cm, tb = 0,1 mm berwarna hitam dengan terdapat lubang-lubang drainase di bagian bawah dan sampingnya.
  2. Hitungan kebutuhan babybag per ha tanaman di lapangan adalah 200 lembar dan ditambah 2 % sebagai cadangan.
  3. Tanah yang digunakan untuk mengisi media disarankan tanah yang kaya unsur hara, seperti tanah lapisan atas (top soil) pada ketinggian ~ 0 – 10 cm dari atas, gembur, subur serta tidak tercampur batu-batuan dan kerikil
  4. Jika tidak memungkinkan full top soil, maka tanah boleh bercampur liat berat, dengan perbandingan 1 : 3 (1 bagian pasir + 3 bagian tanah).
  5. Top soil diayak dengan ayakan 0,5 – 1,0 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah, sisa-sisa akar, sampah dan kerikil.
  6. Tanah yang telah diayak, kemudian dicampur dengan merata, lalu masukkan kedalam baby bag.
  7. Pengisian tanah setidaknya berjarak 1-2 cm dari bibir atas babybag, untuk mempermudah perawatan dan pemindahan.
  8. Campurkan 1 liter GDM Black BOS dengan 10 liter air pada tangki semprot.
  9. Semprotkan campuran GDM Black BOS secara merata keseluruh baby bag, dengan dosis 2 kg/140 tanaman.
  10. Babybag harus siap dan dirawat secara optimum, setidaknya 1 (satu) minggu sebelum penanaman.

2. Pengecambahan Benih

Pengecambahan banih perlu dilakukan untuk menumbuhkan bakal calon tanaman kelapa sawit yang sehar. Berikut ini tahapan pengerjaan dalam pengecambahan benih :

  1. Pertama, lepaskan benih kelapa sawit dari spiketnya.
  2. Kedua, kupas benih untuk memperoleh benih yang bebas dari sabutnya. Ini bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan mesin pengupas.
  3. Ketiga, buat cairan rendaman dengan cara: Campurkan 1 liter Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit dengan 10 liter air bersih.
  4. Keempat, rendam benih dalam ember berisi air campuran Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit selama 5 hari.
  5. Kelima, Angkat benih, kemudian angin-anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Usahakan suhu udara berada sekitar 22oC dengan kelembaban 60-70%.
  6. Keenam, Ukur secara berkala, agar kadar air dalam biji tetap sebesar 17%.       
  7. Ketujuh, simpan benih kedalam kantong plastic, kemudian tutup rapat dan simpan kedalam peti untuk proses pengecambahan. Letakkan pada suhu ruangan sekitar 39oC.
  8. Kedelapan, diamkan benih tetap berada dalam peti. Cukup periksa setidaknya 3 hari sekali untuk mengecek apakah kecambah sudah tumbuh, sekaligus semprot benih dengan menggunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit untuk melembabkan.
  9. Kesembilan, setelah 80 hari disimpan, keluarkan kantong dari peti, lalu letakkan ke tempat biasa, dan usahakan kandungan airnya tetap seperti semula.
  10. 15-20 hari kemudian, benih yang sudah berkecambah sudah siap untuk dipindahkan ke persemaian perkecambahan. Sedangkan benih yang tidak berkecambah silahkan dibuang.

3. Penanaman Bibit Kedalam Baby Bag

Penanaman bibit kedalam baby bag perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Sama halnya dengan menanamkan bibit tanaman lain, penanaman bibit kelapa sawit kedalam baby bag melewati beberapa langkah berikut:

  1. Buat lubang untuk tempat bibit yang akan ditanam.
  2. Masukkan bibit kecambah tanaman kelapa sawit kedalam baby bag hingga lebih ¾ bagian.
  3. Letakkan bagian tunas menghadap keatas.
  4. Tutup bibit dengan tanah, hingga ketinggian ¾ bagian, lalu ratakan kembali tanahnya.
  5. Siram dengan menggunakan air secukupnya.                                                     

Selengkapnya mengenai teknik pembibitan kelapa sawit dengan metode organik, menghasilkan panen berlimpah

Pemupukan

Setelah bibit ditanam, maka Anda perlu melakukan perawatan dan pemupukan. Pemupukan pada masa Pre Nursery ini dilakukan pada usia 0-3 bulan. Berikut ini cara pemupukan bibit pada masa Pre Nursery:

  1. Campurkan 0.5 liter (2 gelas) Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit dengan air kedalam tangki smprot.
  2. Semprotkan secara merata campuran air dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit ke 200 bibit Pre Nursery.
  3. Ulangi pemupukan setiap satu minggu sekali.
  4. Persiapan Pembibitan Main Nursery

Buktikan hasil panen sawit secara melimpah dengan mengaplikasikan pupuk sawit GDM menghasilkan 273% Keuntungan

Setelah melewati masa pembibitan Pre Nursery selama 3 bulan, maka selanjutnya adalah persiapan untuk pembibitan pada fase Main Nursery.

Pembibitan Main Nursery ini dilakukan pada usia 3-12 bulan. Berikut ini syarat untuk pembuatan media tanam pada fase main nursery:

A. Pembuatan Media Tanam Main Nursery

Pembuatan media tanam main nursery membutuhkan tanah yang memenuhi standar. Diantaranya adalah tanah top soil, boleh dicampur dengan tanah berpasir, gembur, bebas OPT dan subur. Berikut ini langkah pembuatan media tanam Main Nursery:

  1. Pilih tanah yang berada pada top soil dan gembur. Ini dipilih, karena kandungan unsur hara pada top soil cukup tinggi dan subur.
  2. Jika dirasa tanah top soil yang Anda miliki kurang, maka Anda bisa mencampurkannya antara top soil dan pasir, dengan takaran 3:1.
  3. Masukkan tanah yang sudah tercampur merata kedalam polybag hingga 3/4.
  4. Masukkan 1 liter GDM Black BOS kedalam 10 liter air kedalam tangki semprot.
  5. Semprotkan campuran air dan GDM Black BOS secara merata keseluruh bibit tanaman hingga memenuhi dosis 10 kg GDM Black BOS untuk 140 tanaman.

B. Pemilihan Lokasi Pembibitan

Pemilihan lokasi pembibitan sebelum masa tanam Main Nursery di perlukan untuk mendukung media tanam pada budidaya kelapa sawit. Lokasi pembibitan yang baik diantarnaya adalah:

  1. Tanah Kebun Berpermukaan Datar
  2. Posisi Kebun Berdekatan dengan Sumber Air
  3. Sistem Irigasi Kebun Lancar
  4. Kebun Terletak di Lokasi yang Mudah Dijangkau
  5. Keberadaan Kebun Mudah Diawasi
  6. Tempat Pembibitan Benar-benar Aman
  7. Akses Jalan Baik Dan Mudah Dijangkau
  8. Akses jalan haruslah yang baik, yang mudah di lalui.
  9. Luasan Areal Pembibitan Minim 1-1,5% Dari Luas Areal Pertanaman
  10. Untuk hasil yang maksimal, sebaiknya luasan areal pembibitan minimalal 1-15% dari luasan penanamannya.

C. Pemupukan Pada Masa Main Nursery

pupuk sawit

Tidak hanya pembibitannya, pemupukan dalam budidaya kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan bibit sawit unggul. Berikut ini proses pemupukan yang harus dilakukan pada masa Main Nursery:

  1. Campurkan 2 gelas Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Perkebunan Kelapa Sawit kedalam 10 liter air, kemudian semprot secara merata keseluruh bibit. Lakukan hingga memenuhi dosis1 liter/140 tanaman. Ulangi pemupukan disetiap 2 minggu sekali.
  2. Campurkan 1 liter GDM Black BOS kedalam 10 liter air. Kemudian semprotkan secara merata keseluruh bibit, hingga memenuhi dosis 10 kg/140 tanaman. Ulangi pemupukan disteiap 6 bulan sekali.

Pemeliharaan Pembibitan Kelapa Sawit

pemeliharaan bibit sawit

Setelah bibit ditanam dengan baik, maka Anda perlu melakukan pemeliharaan pembibitan dengan baik. Berikut ini tahap pemeliharaan pembibitan yang perlu Anda lakukan:

a. Penyiraman

Penyiraman pada tahap pembibitan sifatnya sangat krusial. Sebab, pada masa ini, bibit sangat mudah stress jika kelebihan atau kekurangan air.

Oleh sebab itulah, disarankan untuk melakukan pembibitan pada lokasi yang dekat dengan sumber air tau jaringan irigas. Air yang terdapat di jaringan irigasi ini digunakan sebagai sarana pengairan untuk menyiram bibit, baik pada fase Pre Nursery atau Main Nursery

Untuk menghindari adanya telat penyiraman, maka alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah siap dan terpasang sebelum pembibitan. Disarankan untuk menyiram bibit 2 kali sehari secara rutin.

b. Penyiangan

Penyiangan dalam perawatan bibit kelapa sawit dapat di lakukan dengan 2 metode, yaitu dengan penyiangan secara manual dan penyiangan secara mekanik atau kimia. Meski begitu, pada pembibitan dalam jumlah kecil-sedang disarankan untuk melakukan penyiangan secara manual atau mencabut rerumputan dengan tangan atau alat penyiangan.

Disarankan untuk melakukan penyiangan secara rutin, setidaknya 1-2 minggu sekali. sebab, penyiangan memiliki peran yang sangat penting untuk mencegah adanya serangan penyakit akibat hama, bakteri atau virus.

c. Pengawasan Dan Seleksi

Pengawasan ini bisa meliputi pengawasan dari gejala alam, dan pengawasan dari hama atau gulma. Jika dirasa ada tanaman yang sakit akibat bakteri, jamur atau virus, maka Anda harus bisa melakukan penanganan secara cepat dan tepat.

Nah, sudah jelas kan bagaimana cara pembibitan kelapa sawit dengan menggunakan metode double stage dari hulu-hilir? Ayo, kini saatnya Anda untuk membuktikan kesuksesan hasil panen kelapa sawit secara organik dengan menggunakan produk-produk terbaik dari GDM Organik.

Jika dulur-dulur terdapat kendala dalam pembibitan kelapa sawit, bisa hubungi tim teknis kami dengan klik tombol dibawah ini

author-avatar

About Ir. Tri Juni Sasongko

Praktisi perikanan dan perkebunan yang banyak melakukan bimbingan dan pendampingan tehnis di bidangnya.