Ikan patin merupakan salah satu ikan dengan daya konsumsi yang cukup tinggi di Indonesia. Membudidayakannya pasti membawa keuntungan yang cukup besar. Namun, ada juga pertimbangan ketika ingin memulai budidaya ikan patin. Salah satunya adalah penyakit.
Ada banyak sekali penyakit pada ikan patin yang harus anda hadapi jika ingin membudidayakan ikan yang satu ini. Tentu saja anda harus mengetahui penyebabnya hingga cara mengatasi ikan patin yang sakit.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyakit pada ikan patin umumnya disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Jika disebabkan oleh suatu infeksi, maka dapat dipastikan kalau ikan patin tersebut diserang oleh patogen. Kalau bukan karena infeksi, maka ikan patin bisa sakit karena faktor pemeliharaan.
Ada lebih dari 10 jenis penyakit yang sering terjadi pada ikan patin. Mengetahui penyakit ikan patin dan cara mengatasinya sangat penting sebelum membangun bisnis budidaya ikan patin. Inilah beberapa penyakit ikan patin yang harus anda waspadai:
Dalam pemberian pakan yang tidak tepat, ikan patin akan sangat mudah keracunan. Memberikan pakan yang sudah berubah warna, bentuk, dan bau sangat tidak baik untuk ikan patin.
Selain pakan, air kolam juga bisa menjadi penyebab keracunan pada ikan patin. Air kolam yang sudah terlalu kotor dengan kandungan amoniak yang sangat tinggi akan membuat ikan patin keracunan.
Amoniak merupakan zat berbahaya dan beracun yang tercipta dari pakan yang tersisa di dalam air kolam dan kotoran ikan patin itu sendiri.
Penyakit yang satu ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang ikan patin dengan gejala perubahan warna anus dan sirip yang menjadi warna merah dan adanya luka atau borok. Terkadang, ikan patin yang terserang penyakit aeromonas lebih sering menyendiri dan berenang di permukaan air.
Air kolam yang tidak berkualitas menjadi penyebab penyakit yang satu ini pada ikan patin. Terlebih, jika air kolam sangat kotor dan penuh dengan zat amoniak.
Sesuai namanya, gejala dari penyakit yang satu ini adalah tubuh ikan patin dipenuhi dengan bintik putih. Penyebab utama dari penyakit white spot adalah protozoa yang hidup karena air kolam yang terlalu dingin. Banyaknya air hujan yang tercampur di dalam air kolam juga menjadi penyebab tumbuhnya protozoa.
Meski hanya bintik putih, tetapi anda tidak boleh meremehkan penyakit yang satu ini. Ikan patin yang terjangkit penyakit ini umumnya mengalami pertumbuhan yang terhambat dan kurangnya nafsu makan.
Ikan patin juga bisa mengalami stress karena faktor lingkungan yang tidak bersahabat. Jika kolam yang anda sediakan selalu memiliki air yang kotor, memberikan pakan yang tidak berkualitas dan tidak tepat waktu, serta populasi yang terlalu padat, maka bisa membuat ikan patin stress.
Selain itu, banyaknya predator di sekitar kolam juga dapat meningkatkan tingkat tekanan/stress pada ikan patin.
Penyakit MES atau Motile Edwardsiella Septicemia atau Edwardsiellosis merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Edwardsiella tarda. Gejala yang pasti dari penyakit yang satu ini adalah ikan patin jadi malas berenang dan tidak bernafsu untuk makan.
Serangan parasit pada ikan patin termasuk dalam jenis penyakit infeksi. Beberapa gejala yang timbul dari serangan penyakit pada ikan patin adalah munculnya bintik putih, seperti penyakit white spot.
Parasit yang menyerang ikan patin dapat menular dengan sangat cepat pada ikan patin lain dalam satu kolam. Kondisi air kolam yang tidak sesuai menjadi penyebab serangan parasit pada ikan patin.
Penyakit karena infeksi lainnya yang bisa menyerang ikan patin adalah infeksi bakteri. Dua bakteri yang paling sering menjangkit ikan patin adalah aeromonas sp. dan pseudomonas sp. Biasanya, ikan patin yang terinfeksi penyakit ini akan mengalami pendarahan di beberapa bagian. Perut, dada, hingga sirip biasanya paling sering mengalami pendarahan.
Air kolam yang kotor dan tingginya kandungan zat amoniak menjadi penyebab infeksi bakteri pada ikan patin. Jika tidak segera ditangani, maka ikan patin bisa mengalami kematian.
Selain parasit dan bakteri, jamur juga sering menyebabkan ikan patin mengalami masalah pertumbuhan. Gejala penyakit jamur pada ikan patin dapat anda perhatikan dari gerak-gerik ikan patin tersebut.
Ikan patin akan lebih sering menggosokkan badannya ke sisi kolam karena merasa gatal. Biasanya, serangan jamur terjadi karena adanya luka kecil pada ikan patin. Kolam yang terlalu kotor juga mempercepat perkembangan jamur itu.
Penyakit kekurangan gizi memang tidak menular, tetapi dapat menghambat pertumbuhan ikan patin. Pada tingkat yang sudah parah, ikan patin juga bisa mengalami kematian.
Ikan patin juga rawan terserang penyakit kembung. Penyakit kembung pada ikan patin biasanya menunjukkan gejala, seperti malas berenang dan lebih banyak di permukaan air.
Terakhir, serangan virus juga bisa menyebabkan ikan patin mengalami kematian. Serangan virus dapat menular antara ikan patin dengan sangat cepat dan sampai saat ini belum ada obatnya.
Penyakit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya anda kendalikan dengan beberapa cara, seperti memastikan kualitas air kolam dan perawatan yang lebih baik. Air kolam yang berkualitas dan perawatan yang tepat akan membuat ikan patin lebih cepat sembuh.
Kebanyakan serangan penyakit disebabkan oleh kualitas air kolam yang buruk. Karena itu, anda harus memperbaiki kualitas air kolam terlebih dahulu untuk mengendalikan penyakit pada ikan patin.
Jika ternyata kandungan oksigen terlarut di dalam air kolam tidak ideal, maka anda dapat meningkatkan kandungan oksigen dengan menggunakan alat bernama aerator. Alat ini akan memecah oksigen di dalam air kolam dan memberikannya kepada ikan patin.
Cara untuk menghilangkan zat amoniak di dalam air kolam adalah dengan rutin mengganti air kolam dan juga pemberian dekomposer seperti halnya GDM Black BOS. Zat amoniak akan terus ada karena ikan patin juga terus menghasilkan kotoran. Karena itu, salah satu cara yang paling tepat untuk mengatasinya adalah mengganti air kolam ikan patin dan pemberian GDM Black BOS secara rutin.
Cara lainnya untuk mengendalikan penyakit pada ikan patin adalah melakukan memberikan pakan yang masih berkualitas, baik dari segi warna, bentuk, dan bau. Jangan pernah memberikan pakan yang sudah berubah warna, berubah bentuk, atau berubah bau kepada ikan patin.
Selain itu, perhatikan juga kebutuhan gizi ikan patin. Gizi utama yang sangat dibutuhkan ikan patin agar dapat bertumbuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Ikan patin membutuhkan protein dalam jumlah yang banyak, sedangkan lemak dan karbohidrat dapat diberikan dengan porsi yang seimbang.
Anda dapat memberikan pakan yang sudah dibuat khusus untuk ikan patin karena mengandung nilai gizi yang sudah ideal untuk ikan patin.
Setelah berhasil mengatasi penyakit pada ikan patin, anda juga harus bisa mencegah penyakit tersebut agar tidak menyerang kembali. Beberapa langkah untuk mencegah serangan penyakit pada ikan patin yang dapat anda lakukan adalah:
Kolam yang terlalu padat dapat membuat ikan patin mengalami stress dan menyebabkan penyebaran penyakit yang lebih cepat. Karena itu, anda harus menjaga kepadatan kolam ikan patin agar tidak terserang penyakit.
Untuk 1m2 kolam ikan, sebaiknya tebar paling banyak 20 ekor benih ikan patin. Jika lebih dari itu, maka ikan sudah terlalu padat untuk ikan patin.
Pemberian suplemen yang tepat dapat meningkatkan imunitas tubuh ikan patin sehingga mampu bertahan lebih baik dari serangan penyakit. Suplemen yang tepat juga bisa meningkatkan kualitas air kolam.
Salah satu suplemen terbaik yang dapat anda gunakan adalah Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan. Suplemen yang satu ini terbuat dari bahan-bahan organik, seperti rumput laut, minyak hewani, dan algae.
Bahan-bahan tersebut mengandung banyak sekali vitamin yang berfungsi untuk membuat ikan patin menjadi lebih sehat.
Ternyata memang ada banyak sekali penyakit yang bisa menyerang ikan patin. Namun, ikan patin bisa sembuh dengan penanganan yang tepat. Jangan lupa juga untuk memberikan suplemen sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan patin.
Anda juga bisa berkonsultasi secara GRATIS dengan tim ahli perikanan kami melalui tombol dibawah ini: