Perkebunan

Cara Merawat Sawit Baru Tanam, Tingkatkan Pertumbuhan Sawit

sawit baru tanam

Cara Merawat Sawit Baru Tanam, Tingkatkan Pertumbuhan Sawit. Hal ini telah dibuktikan oleh mitra kami Pak Surono dari Jambi yang pernah memanen satu tanda buah sawit dengan berat mencapai 100 kg. 

Tanaman sawit baru tanam memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, perlu adanya perawatan khusus dan telaten agar tanaman sawit dapat tumbuh dengan maksimal. Salah dalam merawat, bisa menyebabkan sawit mati mudah maupun produktivitas panen menurun. 

Nah agar pertumbuhan sawit lebih optimal, petani perlu menambahkan pupuk organik secara rutin. Pupuk tersebut bisa dimulai sejak pengolahan lahan tanam hingga nanti setelah panen. Untuk mengetahui lebih jelas seputar cara merawat sawit baru tanam, simak selengkapnya disini!

Cara Merawat Sawit Baru Tanam

bibit sawit

Sawit yang baru ditanam sangat rentan terhadap hama, penyakit, serta keadaan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu perlu perawatan khusus dan telaten agar sawit bisa tumbuh dan panen dengan hasil yang maksimal. 

Umumnya cara pemeliharaan sawit terbagi menjadi 2, yaitu:

Tahap Tanaman belum Menghasilkan (TBM) 

Tanaman belum menghasilkan merupakan tanaman sejak bulan pertama ditanam hingga bulan panen di usia ke 30-36 bulan. Fase ini bisa dibilang cukup krusial sebab berpengaruh terhadap sawit yang dihasilkan nantinya. 

Pada fase TBM, petani perlu melakukan rangkaian perawatan secara intensif. Ada setidaknya 9 proses perawatan agar mendapatkan hasil sawit maksimal, yaitu:

Konsolidasi 

Budidaya sawit biasa dilakukan di lahan yang cukup luas. Tak heran jika sering terjadi kesalahan dalam proses penanamannya. Kesalahan tanam tersebut biasanya diakibatkan karena terburu-buru saat tanam maupun kurang pengawasan.

Oleh karena itu, petani perlu melakukan konsolidasi. Konsolidasi merupakan rehabilitasi pada tanaman yang baru ditanam. Tujuannya agar tanaman tumbuh dengan sempurna, sehat, normal, dan tegak. 

Kegiatan konsolidasi tersebut meliputi pendataan tanaman yang cacat, mati, terkena hama maupun penyakit. Selain itu, pengupayaan penegakan tanaman yang tumbang masuk ke dalam kegiatan konsolidasi. 

Pemeliharaan Piringan Pohon

Salah satu cara untuk memelihara area pepohonan adalah dengan melakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan untuk menyingkirkan segala jenis gulma dari permukaan tanah seluas area piringan pohon yang telah ditentukan. Dengan begitu, tanaman akan terbebas dari hama. 

Penyiangan dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menggaruk tanah seluas ukuran yang telah ditentukan. Setelah itu singkirkan gulma dari area piringan pohon. Cara kedua yaitu dengan penggunaan zat kimia, berupa herbisida yang dapat mematikan gulma secara efektif dan efisien.   

Pemupukan 

Fungsi dari pemupukan adalah memberikan tambahan unsur hara dalam tanah, sebagai antibodi tanaman, serta mencegah timbulnya hama dan penyakit. Dengan begitu, sawit akan tumbuh dengan baik sehingga hasil panen lebih optimal. 

Tunas Pasir

Kegiatan penunasan dilakukan untuk memotong daun sawit yang sudah tua, yang mana sudah tidak bermanfaat lagi bagi tanaman. Saat daun menjelang kering, terjadilah proses perpindahan zat makanan dari daun tua ke pucuk. 

Tujuan dari penunasan adalah untuk menjaga produktivitas tanaman sekaligus sebagai sanitasi bagi pohon kelapa sawit. Tunas pasir biasanya dilakukan saat sawit berusia 24 bulan atau 6 bulan sebelum panen perdana. 

Pengendalian Hama dan Penyakit 

Hama yang biasanya muncul pada tanaman baru berupa ulat pemakan daun kelapa sawit. Serangan ulat daun tersebut dapat menyebabkan sawit kehilangan daun sehingga menurunkan produktivitas kelapa sawit. 

Adapun penyakit yang biasanya muncul berupa tajuk, busuk buah, dan cendawan sawit. Hama dan penyakit tersebut bisa dicegah dengan melakukan pemupukan secara rutin dan benar sejak awal pengolahan tanah hingga panen. 

Persiapan Sarana Panen

Mendekati hari H panen, biasanya petani telah menyiapkan beberapa sarana agar panen bisa berjalan dengan maksimal. Mulai dari jalan pikul hingga tempat pengumpulan hasil panen tanaman kelapa sawit. 

Jalan pikul sendiri adalah jalan yang dibuat untuk kegiatan pemeliharaan, pengawasan hingga panen buah kelapa sawit. Sedangkan tempat pengumpulan hasil panen (TPH) dibuat menjelang hari H panen. 

Tahap Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman sawit biasanya berbunga pada umur 10-12 bulan. Bunga jantan maupun betina muncul di ketiak pelepah daun dan bunga jantan akan gugur setelah anthesis. Sawit akan tumbuh dengan baik jika dirawat dengan baik. 

Perawatan pada tanaman menghasilkan (TM) meliputi:

Pengendalian Gulma 

Gulma merupakan masalah utama bagi kelapa sawit dalam proses penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Hal tersebut tentu dapat menurunkan produksi kelapa sawit sebesar 20%. Pencegahan gulma tersebut dilakukan di piringan pohon, jalan pikul, dan gawangan. 

Tujuan pengendalian gulma tersebut tak lain adalah meningkatkan efektivitas pemupukan, mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dan zat penting lainnya, menyuburkan kebun, dan memudahkan dalam pengutipan brondolan sawit 

Penunasan Pelepah

Kegiatan ini dilakukan untuk mengatur jumlah pelepah yang harus dipertahankan maupun dilepas yang ada di pohon. Sebab jumlah pelepah mempengaruhi pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi tandan buah segar. 

Pemupukan 

Proses pemupukan pada kelapa sawit bisa dibilang membutuhkan biaya pupuk yang sangat besar. Hampir sekitar 40-50% dari total biaya pemeliharaan. Agar mencapai hasil pemupukan secara maksimal, sebaiknya petani memilih jenis pupuk yang memiliki kandungan yang dibutuhkan dalam budidaya sawit. 

Pemeliharaan Jalan 

Jalanan parit pada perkebunan kelapa sawit dibangun saat melakukan pengolahan lahan. Sehingga pada saat tanaman menghasilkan (TM), jalanan hanya perlu dirawat saja. Dengan begitu, mobilisasi saat budidaya sawit akan menjadi lebih mudah. 

Pupuk yang Cocok untuk Sawit Baru Tanam

Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit 

POC spesialis tanaman perkebunan kelapa sawit merupakan suplemen berbentuk cair yang mengandung konsentrat tinggi. Kandungannya membantu meningkatkan kekebalan tubuh sawit terhadap penyakit sejak baru tanam. 

Selain itu, pupuk cair GDM dapat meningkatkan pertumbuhan sawit sejak tahap pembibitan (nursery), pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TMB), dan Tanaman Menghasilkan (TM). Terutama untuk mencegah penyakit antraknosa dan ganoderma sehingga kualitas buah tetap terjaga. 

GDM Black Bos

GDM Black Bos merupakan stimulan organik yang mengandung 4 bakteri baik yang dapat membantu menjaga kualitas lahan tanam sekaligus pohon kelapa sawit. Termasuk menjadi booster nutrisi sawit sejak baru tanam agar menghasilkan pohon yang kuat dan buah yang besar.  

Penggunaan Black Bos biasa diaplikasikan saat pengolahan lahan sebelum tanam dan pasca panen. Dengan begitu kualitas unsur hara pada tanah tetap terjaga sehingga menjadikannya tempat tumbuh terbaik bagi sawit. 

GDM SaMe 

GDM SaMe merupakan ekstrak organik konsentrat tinggi yang kaya akan unsur hara dan bakteri baik bagi lahan tanam maupun tumbuhan. Dengan begitu, penggunaan pupuk ini sangat baik untuk menunjang pertumbuhan sawit baru tanam yang masih rentan terhadap hama maupun penyakit. 

Fungsi lain dari GDM SaMe sebagai rumah bagi bakteri alami, pencegah penyakit tular tanah, penambah nutrisi tanah, serta menghambat pertumbuhan jamur maupun bakteri jahat lainnya yang dapat mengganggu produktivitas sawit. 

Nah jika sudah tahu cara merawat sawit baru tanam, kini saatnya mewujudkan impian budidaya sawit. Gunakan rangkaian produk GDM lengkap untuk menghasilkan panen sawit yang maksimal. Dengan GDM, siapapun bisa panen

author-avatar

About Ir. Tri Juni Sasongko

Praktisi perikanan dan perkebunan yang banyak melakukan bimbingan dan pendampingan tehnis di bidangnya.