Perikanan

Kenali 4 Jenis Tambak Udang serta Persiapannya dengan Produk GDM Spesialis Perikanan

jenis tambak udang (2) (1)

Budidaya udang saat ini terus berkembang seiring dengan bertambahnya permintaan pasar. Terlebih lagi saat ini sudah banyak jenis tambak udang yang bisa menjadi alternatif baik secara tradisional maupun cara yang lebih modern.

Apapun jenis tambak yang digunakan, cara mengelola budidaya udang pun tidak terlalu berbeda. Yang penting selalu memastikan kualitas tambak untuk menjaga ekosistem udang di dalam kolam sehingga dapat panen dalam jumlah banyak.

Maka dari itu, penting sekali untuk memahami panduan persiapan tambak sebelum budidaya udang. Anda juga harus memperhatikan apa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jenis tambak yang ada.

Empat Jenis Tambak Udang

Tambak udang terdiri dari 4 jenis berbeda yang bisa digunakan untuk merawat benih, pembesaran, hingga panen udang. Berikut 4 jenis tambak udang yang sering digunakan oleh para petambak udang.

Tambak Udang Tradisional Ekstensif

Tambak tradisional adalah teknik yang dilakukan oleh para petambak sejak lama dengan menggunakan metode ekstensif. Sesuai dengan namanya, metode tambak ekstensif dikenal memiliki kepadatan tebar yang relatif rendah.

Tambak ini memiliki bentuk yang tidak spesifik dengan luas kolam sekitar 500-1.000 m2. Adapun kedalaman setiap kolam cukup rendah yakni antara 60-80 cm saja.

Umumnya padat tebar tambak ekstensif hanya berkisar 3.000 – 8.000 ekor per Ha. Hasil panen yang didapatkan bisa mencapai 300 – 2.000 kg.

Kekurangan & Kelebihan

Kelebihan dari budidaya ini karena masih menerapkan sistem tradisional tentu cara pengelolaannya relatif mudah. Hal ini dikarenakan tambak ekstensif memiliki kepadatan tebar yang rendah dengan benih yang dikumpulkan dari alam.

Karena jumlah padat tebarnya yang rendah, maka jumlah hasil panen yang diperoleh tidak terlalu banyak. Meski begitu jenis tambak ini masih banyak dipilih oleh petambak tradisional karena cara budidayanya yang lebih mudah. 

Tambak Udang Tradisional Semi Intensif

Kolam ini dirancang dengan memiliki fasilitas seperti pintu keluar dan masuk untuk pertukaran air, persiapan kolam, hingga tempat panen. Bentuk tambak dilengkapi parit diagonal dengan kedalaman 70 – 100 cm sebagai drainase air dan pengumpulan udang selama panen.

Jenis tambak ini masih menerapkan semi tradisional namun secara semi intensif. Apa itu? Sistem semi intensif merupakan cara budidaya udang dengan melakukan padat tebar benih yang lebih besar daripada tambak tradisional.

Idealnya, tambak semi intensif memiliki padat tebar sekitar 10.000 – 20.000 per Ha. Hasil panennya pun relatif besar yakni mencapai 2.000 – 3.000 ekor per musimnya. 

Kekurangan & Kelebihan

Padat tebar udang pada kolam semi intensif memang tidak terlalu rapat, jadi untuk melakukan pengontrolannya pun relatif mudah. Ini menjadi salah satu kelebihan karena bisa menghambat terjadinya pencemaran air.

Meski begitu, kebutuhan sarana dan prasarana dalam kolam ini terbilang mahal dibandingkan tambak tradisional. Mulai dari pakan, fasilitas kolam, pengendalian hama, dan lain-lain. Faktor tersebut disebabkan harga komoditas pada kolam ini cukup tinggi.

Tambak Udang Intensif

Tambak intensif merupakan jenis tambak udang yang memiliki padat tebar cukup tinggi.  Kolam yang digunakan biasanya terbuat dari tanah langsung sehingga perlu menggunakan lapisan geomembrane untuk mengurangi resiko erosi pada tanah. Adapun kedalaman kolam tambak ini dibuat lebih tinggi yakni sekitar 1 meter.

Sehingga dengan luas kolam yang cukup besar, tingkat padat tebarnya bisa mencapai 20.000 – 50.000 ekor per Ha. Hasil panennya pun sangat menjanjikan dengan peluang panen sebesar 2,5 – 10  ton untuk satu kali panen.

Kekurangan & Kelebihan

Karena tambak intensif memiliki padat tebar yang tinggi, tambak ini bisa menghasilkan limbah yang lebih banyak dibandingkan jenis ekstensif atau semi intensif. Limbah yang dihasilkan pada tambak berasal dari tumpukan sisa pakan yang mengandung senyawa merugikan. Hal ini berisiko dapat menimbulkan masalah di lingkungan sekitar apabila tidak melakukan penanganan yang tepat.

Selain itu, budidaya udang pada kolam ini juga membutuhkan biaya yang sangat tinggi terutama untuk keperluan sarana pemeliharaan kolam. Meski begitu, peluang hasil panennya juga sangat menjanjikan untuk meraih keuntungan cukup besar setiap panennya.

Tambak Udang Supra Intensif

Ingin memiliki hasil panen udang lebih besar? Maka jumlah padat tebarnya harus Dulur tingkatkan lagi. Untuk jenis kolam tambak yang bisa Dulur gunakan adalah tambak supra intensif dengan ukuran kolam sekitar 2.000 – 5.000 m2 dan kedalaman kolam tambak 150-270 cm.

Maka dari itu, ukuran tambak untuk budidaya udang ini tidak membutuhkan lahan yang sangat luas. Namun, untuk menjaga produktivitasnya tetap baik adalah dengan memberikan kedalaman kolam yang cukup tinggi.

Kekurangan & Kelebihan

Meski kolam ini memungkinkan Anda untuk menghasilkan panen yang tinggi, namun proses mengelolanya memiliki berbagai tantangan. Mulai dari penerapan probiotik, pengaplikasian pakan, kebutuhan asupan oksigen, dan lain sebagainya.

Misalnya, Anda harus menerapkan probiotik yang sesuai untuk membentuk sistem bioflok pada media pemeliharaan. Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlangsungan hidup pada budidaya udang.

Untuk menunjang asupan oksigen pada tambaknya juga, Anda harus menyediakan kincir, turbo jet, serta blowe agar udang tidak mati. Meski cara perawatannya sedikit rumit, namun peluang hasil panennya pun terbilang menjanjikan. Maka dari itu, ini bisa menjadi pertimbangan yang tepat untuk Anda.

Panduan Persiapan Tambak Udang

Persiapan tambak udang tidak kalah pentingnya untuk meningkatkan kualitas produktivitas budidaya berjalan dengan baik. Berikut beberapa yang perlu Anda lakukan dalam mempersiapkan tambak sebelum budidaya udang.

Pembersihan

Langkah pertama adalah melakukan pembersihan kolam atau tambak udang yang telah Anda pilih. Anda bisa melakukan metode pembersihan dengan dua cara, yaitu metode kering atau basah.

Metode Kering

Metode ini tidak dapat Anda terapkan di semua jenis tambak udang yang ada. Pembersihan tambak dengan metode kering dapat Anda lakukan dengan memanfaatkan sinar matahari secara langsung untuk mengeringkannya.

Caranya Anda harus menguras kolam terlebih dahulu, lalu membiarkannya di bawah sinar matahari selama 10-30 hari. Setelah itu, limbah-limbah di dalam kolam dapat dibersihkan ke tempat yang telah ditentukan.

Metode Basah

Metode ini merupakan alternatif lain dari metode kering dengan cara melakukan penyemprotan air bertekanan tinggi. Langkah ini bertujuan untuk membuang sisa-sisa limbah budidaya pada siklus sebelumnya.

Metode ini terbilang cukup efektif karena tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk memulai budidaya selanjutnya. Metode ini bisa berlangsung selama 3-10 hari tergantung luas tambak yang akan Dulur gunakan.

Pengeringan

Setelah proses pembersihan kolam selesai, Anda bisa melakukan pengeringan yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang menumpuk dari aktivitas budidaya sebelumnya. Setelah tambak mengering, pastikan bahwa bakteri merugikan sudah benar-benar hilang dan mati.

Pada tahap ini, Anda harus memperhatikan beberapa hal untuk mengeringkan dan menjemur tambak udang, yaitu:

  1. Buka pintu air untuk membuang air pada kolam yang memiliki pintu air pembuangan.
  2. Lakukan pemompaan untuk pengeringan apabila kolam tidak memiliki pintu air pembuangan.
  3. Pastikan kotoran di dalam kolam ikut larut saat pembuangan air Dulur lakukan.
  4. Lakukan penyemprotan air untuk memastikan kolam benar-benar bersih dari sisa kotoran.
  5. Tutup kembali pintu air setelah kolam bersih, lalu jemur dan keringkan kolam hingga mengering.

Pengisian Air

Pada tahap ini, Anda bisa melakukan pengisian air sebelum menebar benih udang yang akan Dulur budidayakan. Namun sebelum itu, pastikan tambak udang tidak ada kebocoran atau lubang di setiap areanya.

Pengisian air dapat Anda lakukan hingga air mencapai ketinggian 100 cm dengan salinitas di atas 15 ppt. Baru setelah itu, Anda bisa melakukan sterilisasi pada kolam tambak udang.

Sterilisasi

Sterilisasi adalah langkah untuk mengendalikan tambak agar terhindar dari infeksi parasit, jamur, dan bakteri di sekitar kolam. Pada tahap ini Anda bisa menggunakan bahan cupri sulfat serta saponin sebagai desinfektan dan pengendalian hama yang berpotensi merusak produktivitas budidaya udang.

Langkah ini penting Anda lakukan supaya seluruh organisme di dalam air punah agar tidak membahayakan benih udang. Secara umum, tahap ini membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari dengan memperhatikan beberapa aspek berikut:

  1. Pertimbangkan organisme yang ada di dalam tambak udang sebelum sterilisasi Anda lakukan.
  2. Perhatikan penggunaan produk dan ancaman resiko yang mungkin bisa terjadi.
  3. Gunakan obat yang ramah lingkungan dan tidak memiliki residu yang bisa membahayakan budidaya udang.
  4. Perhatikan dosis obat yang sesuai dengan kebutuhan sterilisasi tambak udang.

Pembentukan Air

Langkah selanjutnya adalah pembentukan air pada tambak untuk menciptakan lingkungan yang ideal. Fungsi dari tahap ini supaya jumlah plankton dalam tambak udang jadi lebih beragam dan banyak, sebab plankton dapat jadi pakan alami untuk udang.

Pembentukan air dapat Dulur lakukan dengan menebarkan pupuk alami yang telah Anda larutkan ke dalam air dengan takaran yang sesuai. Kemudian biarkan tambak selama 7-14 hari sebelum memasukkan benih udang setelah campuran pupuk Anda sebar secara merata.

Penambahan Probiotik Udang GDM

Langkah terakhir yang tidak kalah penting tentunya menambahkan probiotik untuk budidaya udang dengan produk GDM yang berkualitas dan terjamin mutunya. Tambahkan Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Perikanan untuk persiapan tambak udang yang akan Anda gunakan nantinya.

Penambahan probiotik dengan Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Perikanan sangat penting untuk keberlangsungan hidup udang sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan hasil panen yang tinggi. Kegunaan suplemen ini juga sangat baik untuk menjaga kondisi air dan kualitas kolam pada tambak udang.

Dengan pemberian probiotik udang GDM secara rutin, ini juga dapat meningkatkan nafsu makan udang sehingga sistem kekebalan tubuhnya pun terjaga. Dampaknya, tentu hasil panen pada udang bisa mencapai ukuran yang besar dan nilai jual yang tinggi.

Berikut cara penggunaan probiotik udang menggunakan Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Perikanan.

  1. Berikan 10 L/ Ha Suplemen Organik Cair (SOC) GDM Spesialis Perikanan untuk kolam tambak atau tanah.
  2. Lakukan pemberian probiotik sesuai dosis setidaknya 7 hari sekali.

Apapun jenis tambak udang yang Dulur pilih nantinya, penambahan probiotik berperan penting untuk meningkatkan produktivitas budidaya udang dengan maksimal. 

Saatnya beralih menggunakan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan untuk menambahkan probiotik alami ke dalam tambak udang.

Konsultasi lebih lanjut terkait pengelolaan tambak udang yang tepat dengan tim ahlinya langsung. Pesan produk Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan kini lebih mudah dengan mengklik tombol WhatsApp di bawah berikut ini!

author-avatar

About Dyah Sunaring Fitri, S. Pi

Spesialis dibidang Aquaculture parasit dan penyakit pada ikan & udang.